Bab 8

44 10 15
                                    

keesokan harinya Zhian menepati janjinya untuk mengajar santri Tilawah, sedangkan Hasya?ia menemui Umi Nadila yang tak lain adalah istri kyai Amin.

"Assalamu'alaikum umi"sapa Hasya menyalimi tangan umi Nadila.

"Wa'alaikumsalam,silahkan duduk"jawab umi Nadila mengulas senyum

Hasya mendudukan dirinya disofa setelah mendapat perintah tersebut.

"Maaf umi,kalau boleh tahu ada apa ya umi meminta Hasya kemari?"tanya Hasya

"Kamu nggak inget sama umi?"tanya balik umi Nadila

Hasya mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan itu.

"Maksud umi?apa sebelumnya kita pernah bertemu?"

"Kamu lupa?padahal dulu kamu sering main kerumah umi lho,"ujar Umi Nadila

"Hasya nggak inget umi,kalau boleh bisa umi ceritakan?" Hasya semakin bingung.

Umi Nadila tetap mengulas senyum untuk Hasya lalu berkata,

"Belum saatnya,umi tunggu sampai kamu ingat baru umi ceritain."

"Aduh umi,kalau nunggu Hasya inget mah nggak perlu diceritain eh" ucap Hasya lalu tersadar akan ucapannya.

Umi Nadila terkekeh mendengarnya.

"Mau ikut nggak?" tanya umi Nadila yang beranjak dari duduknya.

"Kemana umi?"

"Ke kebun, petik sayuran sama buah-buahan"

"Waah mau umi,tapi Hasya izin dulu sama mas Zhian" Hasya antusias mendengarnya.

"Boleh,umi juga mau siap-siap dulu"

Setelah meminta izin dari sang suami akhirnya Hasya diperbolehkan membantu umi Nadila.

🍁🍁🍁
Hasya antusias melihat banyaknya buah-buahan dan beberapa orang tengah memetik,menempatkan di karung yang cukup besar.

"banyak banget umi" pekik Hasya girang.

"iya.Kebetulan sekarang lagi panen,setiap panen beberapa para santri ikut andil membantu disini."

"Hasya mau bantu juga umi," ujar Hasya antusias.

Umi Nadila tekekeh melihat Hasya begitu antusias.

"Yasudah yuk ikut umi kita bantu digudang." Ajak umi Nadila.

Mereka pun pergi ke gudang untuk membantu.

beberapa jam kemudian.....

Seseorang masuk ke gudang.

"Assalamualaikum.." sapa orang tersebut mengalihkan semua orang untuk melihat siapa yang masuk.

"Wa'alaikumsalam" Jawab semua orang ketika tahu siapa yang datang.

Seseorang tersebut tersenyum tipis dan berlalu ke tempat umi Nadula dan Hasya berada.

"Assalamu'alaikum umi" orang itu menyalimi tangan umi Nadila.

"Wa'alaikumsalam,udah siap kan?"

"Udah,mau dibawa kemana saja buah-buahan sama sayuran ini mi?"

"Ke tempat biasa atuh," jawab umi Nadila.

"Owh iya kenalin ini anak umi namanya Athar" ucap umi Nadila ke Hasya.

"Hasya" jawab Hasya menyatukan tangannya di depan dada 🙏.

"Athar" singkat orang tersebut yang tak lain adalah Atharva Abiyya Alfarizki.

"Yusudah sana cepet  antar barang-barangnya" perinta umi Nadila menepuk pundak putranya.

Athar mengangguk patuh.

"Maaf ya anak umi emang gitu orangnya.Jadi,jangan tersinggung" umi Nadila merasa tidak enak atas sikap acuh putranya.

"Nggak papa umi,Hasya nggak tersinggung kok" Hasya melihatkan senyum manisnya.

"Ngomong-ngomong buah sama sayurnya dibawa kemana umi?" tanya Hasya penasaran.

"Sebagian dijual dan sebagian lagi dibagi kepada warga yang membutuhkan."

"Owh,Hasya salut deh sama peraturan pesantren ini.Tetap  mengutamakan orang yang butuh bantuan " ucap Hasya panjang lebar.

Mendengar ucapan Hasya,umi Nadila tersenyum tipis.

"Ya karena sudah tugas kita membantu sesama muslim."

"Ya sudah sekarang kita balik ke pesantren," ujar umi Nadila melihat semua pekerjaan telah selesai.

Hasya mengangguk patuh dan berjalan mengikuti umi Nadila.

Disisi lain Athar tengah mengantar buah-buahan dan sayuran ke sebuah toko langganannya.

"Dia disini. Ya allah apakah aku sanggup melihatnya terus berada sini bersama dengan suaminya" ucapnya dalam hati.

Sangat jelas sekali ia tengah bersedih.Matanya menyiratkan akan kesedihan kekecewaan dan keputus asaan yng mendalam.

"Den Athar!" seru penjaga toko tersebut.

"Ah,ada apa mang" Athar tersadar dari lamunannya.

"Yee dipanggilin dari tadi juga kagak nyahut nyahut.Kenapa den ada masalah cerita sama mamang joko,jangan di pendem sendiri atuh den kagak baek" nasihat penjual toko bernama Joko.

"Nggak ada masalah kok mang" ucap Athar berusaha tenang.

"Yaelah dikira mamang percaya?kagak!!mamang teh udah hapal betul den Athar."

"Cuma masalah kecil mang," Athar kekeh tidak memberitahukan masalahnya kepada mang Joko.

Joko melihat Athar tidak mau ceritapun menghela nafas.

"Ya sudah Athar mau lanjut perjalanan mang, Assalamualaikum" Athar mengalihkan pembicaraan 

"Wa'alaikumsalam."

Matahari condong ke arah barat menandakan siang sudah berganti sore.

Athar telah menyelesaikan pekerjaannya dan kini ia sampai di pondok pesantren.

"Lihat weh Gus Athar sudah balik!!"

"Kangen banget sama Gus.I miss you Gus Athar."

"Istighfar istighfar jaga pandangan kalian!!"

"Betul itu jga pandangan,bukan mahrom dosa euy."

pekikan lebay terdengar ketika Athar memasuki pesantren.Namun ia abaikan karena sudah biasa hal seperti ini.Derita orang ganteng emang gini.

Sedangkan Hasya baru saja memasuki kamarnya yang sudah ada Zhian didalamnya.

"Assalamu'alaikum mas" sapa Hasya menyalimi tangan Zhian.

"Wa'alaikumsalam,kok kotor banget gini sih" ucap Zhian pelan melihat Hasya penuh dengan debu menempel di bajunya.

"Kenapa?nggak suka ya?" tanya Hasya khawatir.

Zhian menggeleng.

"capek hm?" bukannya menjawab Zhian malah balik bertanya.

"heungg,tapi sangat menyenangkan.Mas tahu nggak disana sangat menyenangkan banyak buah dan sayur terus banyak orang juga" Hasya sangat antusias menceritakan pengalaman barunya.

Zhian terkekeh melihat Hasya sangat bahagia.

"hm,tapi jangan sampai terlalu capek Sya.Lihat ini keringetnya banyak banget kalau sakit gimana" khawatir Zhian sambil mengelap peluh di dahi Hasya tanpa rasa jijik.

Hasya speechles dibuatnya.Suaminya ini selalu membuat jantungnya berdetak kencang dengan segala sikapnya.

"Sudah mandi sana,habis mandi sholat maghrib disini nggak usah ke masjid dulu.Setelah itu istirahat" ucap Zhian tegas seakan tidak ingin dibantah.

Hasya pasrah melihat suaminya seakan tidak ingin dibantah.








LOST TWILIGHT'SWhere stories live. Discover now