Bab 12

17 1 0
                                    

Krek

"Ashhh,"

Mata Hasya berkaca-kaca merasakan sakit di bagian kakinya sehingga dengan keras ia gigit bahu suaminya.

"shh" ringis Zhian pelan membuat Hasya mendongak untuk menatap wajah tampan itu.

"Mas,"

Melihat istrinya menatapnya dengan wajah bersalah, ia segera mengelus puncak kepalanya.

"Nggak papa, sakit sedikit kok."

Bukannya merasa lega Hasya malah semakin merasa bersalah melihat bekas gigitan yang begitu kentara dibahu suaminya.

"Bahu kamu terluka," cicit Hasya membuka bahu yang tertutup kemeja.

"Alhamdulillah, kaki Hasya sudah saya urut. Walaupun begitu, usahakan jalan pelan-pelan untuk sementara waktu sampai kakinya benar-benar membaik." ujar Umi Nadilla tersenyum melihat pasutri tersebut.

"Syukurlah Umi, saya sangat berterima kasih Umi mau mengobati kaki istri saya." ucap Zhian menunduk tanda berterimakasih.

"Sama-sama, kalau begitu Umi pamit. Jangan lupa untuk audisi tilawah besok, umi harap ustadz mendampingi santri yang akan mengikuti audisi."

"Insyaallah saya akan mendampingi mereka umi,"

"Kalau begitu saya pamit, Assalamu'alaikuumm" Umi Nadilla beranjak dari duduknya dan keluar dari tenda tersebut.

"Wa'alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Mas!" panggil Hasya membuat Zhian menoleh.

"Kenapa? masih sakit?" tanya Zhian.

Hasya menggeleng.
"Bukan, bahunya aku obatin pake salep ya mas?" Hasya yang khawatir karena bahu suaminya sempat ia gigit.

"Nggak usah sya, nggak sakit kok." tolak halus Zhian. Ya sakit sih, tp sedikit.

"Mas bohong, buktinya tadi mas meringis kesakitan!"

"Beneran nggak papa sayang, ini cuma luka kecil, udah ya lupain aja" Zhian duduk di sebelah Hasya.

" Luka kecil atau besar tetap harus di obatin mas, nanti infeksi kalau nggak di obatin" ujar Hasya memberi pengertian.

Ucapan mengundang senyum geli.

"Kenapa sih, khawatir banget ya sama mas?" tanya Zhian sedikit menggoda istri kecilnya.

Puk

Hasya memukul pelan bahu Zhian.

"Shh sayang sakit ini bahu mas!" ringis Zhian dengan wajah kesakitan karena Hasya memukul tepat di bahu yang ia gigit, ralat pura-pura maksudnya.

Hasya panik dan merasa bersalah.

"Mas, maaf ya? aku obatin aja ya? tunggu, aku ambilin kotak obatnya sebentar!" panik Hasya segera bangkit dari duduknya. Belum sempat ia melangkah tangannya ditarik oleh Zhian dan dipaksa untuk duduk kembali membuat Hasya siap protes.

"shtt, kalau mau obatin usap kepala mas" ujar Zhian sebelum istrinya bicara.

Dengan santai Zhian membaringkan dirinya dengan paha Hasya sebagai bantalnya.

"Kenapa kepala? bukannya yang tadi aku gigit bahunya? mas ini aneh deh" Hasya mengerutkan keningnya bingung namun tak urung ia mengelus surai tebal nan hitam milik suaminya.

"Sakitnya pindah ke kepala,"

"Emang bisa gitu?" Dan Hasya percaya-percaya saja dengan ucapan Zhian.

"Hmm,"

"Iih serius mas!"

"Mas serius sayang, mas lagi pusing banget sekarang, ngantuk, lelah, mas pengin istirahat bentar," Zhian menjelaskan panjang lebar.

"Beneran pusing? aku ambilin obat ya biar pusingnya ilang" Tanya Hasya dibalas gelengan oleh Zhian.

"Udah, kenapa dari tadi nanya mulu mas tambah pusing nih yang" rengek Zhian membuat Hasya tertawa geli.

"Karena aku khawatir mas, ya sudah mas tidur!" perintah Hasya.

"usapin tapi"

"Iya ini dari tadi di usapin"

"Nggak ikhlas kamu?" tanya Zhian cemberut.

"Astaghfirullah, Nggak ikhlas dari mana? ikhlas banget malah mas" ujar Hasya mencoba sabar. Ayolah ini pertama kali suaminya bersikap manja tentu saja ia terkejut.

"Tuh kan nggak ikhlas!" sentak Zhian membuat Hasya rasanya gemas, gemas pengin cekik maksudnya 😭😭.

Dengan penuh kelembutan Hasya mengusap surai Zhian dan membujuknya.

"Tidur ya mas, kalau mas nggak istirahat mas bisa tambah pusing nanti,"

"Bodo amat!"

"Iiih nanti siapa yang jagain aku? suapin aku? kaki aku masih sakit lho,"

"Jadi kamu bukan khawatir sama mas? tapi khawatir diri kamu sendiri?" Kenapa jadi sensi gini? pikir Hasya frustasi.

"Bukan gitu maksud aku, aku khawatir sama mas. Ayo mas tidur ya kalau nggak tidur aku nggak usap lagi nggak peluk mas lagi!" ancam Hasya ternyata ampuh.

Memikirkan ancaman istrinya membuat Zhian takut. Mana bisa tahan ia tidak memeluk istrinya ayolah lebih baik menuruti dari pada terus membantah dan berdebat.

"Iya iya mas tidur" Zhian memejamkan matanya menikmati usapan di kepalanya.

Hasya bernafas lega akhirnya perdebatan selesai sudah.

🍁🍁🍁
Di  bandara, seorang gadis baru saja turun dari pesawat. Parasnya yang cantik dan menggemaskan membuat semua orang mengalihkan padangan untuk menatap keindahan tersebut.

"Ah, aku tidak sabar bertemu dengannya. Aku kembali Ian, Aku benar-benar tak sabar melepas rindu bersamamu" ujar gadis tersebut penuh dengan semangat membuat wajahnya berkali lipat lebih menggemaskan.

Lalu gadis tersebut melangkah tanpa memperdulikan tatapan orang yang seakan ingin memilikinya.

Mobil hitam terpakir di depannya dengan cepat ia masuk dan  meninggalkan area bandara.

Hayooo loh siapa gadis tersebut?
Awal konflik akan segera mulai.
Tungguin untuk chapter selanjutnya, see you di chapter berikutnya 😚


LOST TWILIGHT'STahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon