Bab 14

10 1 0
                                    

Setelah selesai Hasya dan Zhian memutuskan berpamitan kepada keluarga besar Pondok Tahfidz Qur'an.

"Hati-hati nak Zhian, Hasya. Berkunjunglah lagi bila ada waktu!" timpal Umi Nadilla.

Hasya tersenyum,

"Baik Umi, In Syaa Allah kami akan datang berkunjung."

"Umi harap begitu,"

"Berhati-hatilah nak!" ucap Kyai Amin saat Hasya dan Zhian menyaliminya.

"In Syaa Allah pak Kyai." Zhian menjawab dengan singkat.

"Terimakasih untuk semua yang telah anda lakukan ustadz, kami berhutang budi pada ustadz" sahut Gus Athar.

"Tidak perlu begitu Gus, saya ikhlas melakukannya Kalau begitu kami pamit,"

"Nak Hasya peluklah umi dulu," pinta Umi Nadilla yang di angguki oleh Hasya.

Hasya segera memeluk seperti yang dipinta. Dapat ia rasakan usapan lembut dikepalanya.

"Umi, tidak kami akan merindukanmu nak" ucapnya sendu.

"Hasya pun akan merindukan kalian, terimakasih sudah memperlakukan Hasya dengan baik selama Hasya disini" Hasya mengusap punggung Umi Nadilla untuk menenangkannya.

"Sama-sama" lalu Umi Nadilla melepas pelukannya.

Sementara Hasya memandang seluruh anak-anak pesantren dengan senyuman.

Tiba-tiba seorang gadis kecil menghampirinya.

"Ustadzah, ini sapu tangan dari kami berdua. Kami yang membuatnya, Kmi harap Ustadzah suka" ucapnya gadis kecil yang tak lain Liya dan Risa.

Hasya menyamakan tinggi bada Liya dan Risa lalu mengecup dahi keduanya.

"Terimakasih, Ustadzah suka sekali." Ucap Hasya tak berbohong, ia menyukai sapu tangan yang berukir namanya dengan tanda love di sampingnya.

Liya dan Risa berkaca-kaca dan berkata,

"Apakah Ustadzah tidak bisa tetap tinggal disini?" tanya Risa.

Hasya menggeleng tanda ia tidak bisa.

"Maaf, ini bukan tempat ustadzah, aku harus kembali."

Lalu tanpa diduga keduanya memeluk Hasya dan terisak.

Hasya hanya bisa menenangkan keduanya.

"Jangan lupakan ustadzah?"

"Heum, Ustadzah juga jang lupakan kami" kompak Liya dan Risa.

"Baiklah," Hasya berdiri.

"Kami pamit, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalamu warohmatullohi wabarokatuh."

Setelah itu mobil hitam mulai berjalan meninggalkan Pondok Pesantren dan desa itu tentunya.













🍁🍁🍁Setengah jam kemudian..

"Masih lama mas?" tanya Hasya memecahkan keheningan.

Zhian melirik sebelum menjawab.

"Satu setengah jam lagi" jawabnya.

"Tidurlah!" pintanya melihat istrinya mengantuk.(ini tengah malam ya guys).

"Nggak, aku mau nemenin mas!" tolaknya.

"Hm, Kalau mengantuk jangan dipaksa" Zhian menggenggam salah satu telapak tangan Hasya.

"Iya,"

"Mas,"

LOST TWILIGHT'SWhere stories live. Discover now