Bab 10

41 7 17
                                    

Keesokan harinya para santri tengah berkumpul di tengah lahan yang luas.

"Untuk hari ini kita akan melakukan reboisasi. Mendengar dan melihat hutan gundul tanpa satu pun tanaman kami berinisiatif meminta izin kepada sang pemilik untuk membantu menanam beberapa pohon dan alhamdulillah kita diizinkan." ujar Guz Athar.

"Jadi untuk masing-masing kelompok akan kami bagikan bibit pohonnya dan silahkan ditanam di lahan kosong yang di sediakan. Untuk pertanyaan lebih lanjut silahkan nanti bisa di diskusikan bersama ustadz Zhian," lanjut Gus Athar lalu membubarkan barisan dan mempersilahkan santri-santrinya mengerjakan tugas yang di berikan.

Semua terlihat senang dengan tugasnya masing-masing. Ada yang mencangkul, memupuk, dan sebagainya.

"Bim, cangkul yang bener dong!" ujar Fion sedikit kesal karena Bimo yang berleha-leha.

Bimo yang disebut namanya hanya meringis dan menyengir tak jelas.
"Hehehe capek tahu" keluh Bimo.

"Alaah baru segini cape lemah banget jadi cowok" sahut perempuan berkerudung biru yang bernama Cecillya.

"Ahahaha mampus di ulti dong sama cewek emang nggak malu mwahaha" Tawa Bian pecah.

Bimo mengerucutkan bibirnya kesal.
"neng Cecil kalau ngomong suka jleb banget sampe ke jantung"

Cecil melihat ekspresi memelas Bimo Bergidig ngeri.
"Kamu kira imut gitu? iiih jatuhnya malah kayak congor bebek tahu"

"Bwahahaha" Tawa para santriwan santriwati pecah sudah mendengar ucapan Cecil, dalam hati mereka membenarkan ucapan Cecil.

Para ustadzah menggeleng kepalanya mendengar perdebatan santrinya.

"Sudah nggak baik ngomong gitu, nggak sopan, selain itu ucapan Cecil bisa menyakiti hati Bimo" ucap Ustadzah Arum tertuju pada Cecillya.

"Dengerin tuhh" Bimo ngegas.

"Bimo!" Peringat Ustadazah Arum mendengar nada suara Bimo.

"Maaf bu ustadzah" sesal Bimo menundukkan kepalanya.

"Ayo Cecil minta maaf sama Bimo!" perintah ustadzah Arum.

"Maaf Bimo aku nggak bermaksud, aku hanya bercanda maafin ya Bim," ucap Cecil memelas seraya menyatukan kedua tangannya di depan dadanya 🙏.

"Iya Bimo maafin, maafin Bimo juga tadi ngegas sama Cecil," ujar Bimo.

"Cecil maafin" Cecillya tersenyum lebar diikuti oleh Bimo yang juga membalas senyuman itu.

"Nah gitu kan adem lihatnya, sekarang lanjutkan tugas kalian masing-masing!"

"Siap buu!!" serentak santriwan santriwati.

Mereka pun kembali melaksanakan tugas yang di berikan.

"Kurang dalem ini Bim" sahut Fion.

"Oke bentar, cangkul mana cangkul" teriak Bimo mencari cangkul yang sempat di pinjam temannya.

"Ini Bim cangkulnya" sahut santriwan menyodorkan cangkul yang di pinjamnya tadi.

"Okee makasih"

Bimo kembali mencangkul tanah untuk memperdalam Lubang tanah agar bisa di tanami bibit pohon.

Fion yang melihat itu segera menaruh bibit pohon yang dipegangnya untuk di tanam.

"Tinggal di sana yok" ajak Fion menunjuk tempat yang masing kosong.

"Siap" semangat Bimo.

"Bimooo! pinjam cangkulnya dong" Teriak Cecillya menghampiri Bimo.

"Nih, nanti kembaliin mau di gunain lagi" Bimo menyerahkan cangkulnya.

LOST TWILIGHT'SWhere stories live. Discover now