DEORANTA | [46.Takut Terjadi]

28 3 0
                                    

"Deo mana?"

Dara yang sejak tadi sibuk menata selimut papanya yang berantakan, kini langsung menoleh ke arah papanya yang berbaring di ranjang inapnya.

"Deo!" Ulang dara dengan nada bingung.

Papanya mengangguk."Iya, dimana Deo?"

"Setelah keluar dari sini, dia pamit pulang... Katanya ada suatu hal yang harus di urus," jelasnya kepada papanya supaya tak lagi menanyakan keberadaan pria itu.

"Oh... Kamu sudah menjalin lama dengannya?" Tanya papanya yang lagi-lagi membuat dara menatap heran pada papanya, entah kenapa beberapa kali papanya itu sering kali menanyakan tentang pria itu.

"Enggak, kami baru jadian sekitar beberapa Minggu yang lalu, padahal saat itu dara sedikit ragu dan tak lagi ingin berhubungan dengan pria lagi setelah Dejan meninggalkan ku di saat aku sedang membutuhkan dukungannya," jelas dara panjang lebar.

"Papa nggak nyangka Dejan bisa Setega itu sama kamu, padahal ku kira dialah pria yang tulus dan mencintai kamu apa adanya sayang, ternyata dia sama seperti laki-laki di luar sana yang sama brengseknya," lirih papanya."Maafkan papa sayang! Karena papa kamu menjadi seperti ini." Papanya meneteskan air matanya mengingat gimana keadaan putri yang sangat di sayanginya itu harus berjuang hidup sendiri dengan semua beban karena kecelakaannya.

"Atau jangan-jangan, Dejan meninggalkan mu karena semua harta kekayaan papa hilang dan kamu tak lagi memiliki apa-apa," kelakar papanya yang mampu membuat dara terkejut karena papanya telah mengetahui semuanya.

"Papa sudah tahu semua itu?" Tanyanya dengan nada terbata dan raut wajah terkejut.

Dev mengangguk."Semuanya sudah papa ketahui sebelum kecelakaan itu terjadi."

Tetes demi tetes air mata dara tak lagi terbendungkan."Maafin dara pa! Dara tak bisa mempertahankan harta warisan peninggalan Oppah, semua rencana om Keenan berjalan begitu mulus.. jadi, dara tak bisa melakukan apa-apa. Apalagi selama ini dara tak pernah mengerti dengan dunia bisnis," lirih dara di dalam pelukan papanya.

"Nggak apa-apa sayang!" Balas lirih papanya yang saat ini mengelus pelan rambutnya."Semua terjadi begitu saja, papa nggak bisa melakukan apa-apa saat malam itu."

"Bagi papa, kamu adalah putri terhebat papa yang bisa berjuang sendirian di saat masa-masa sulit itu.. papa benar-benar bangga sama kamu, biarin harta itu di habiskan oleh Keenan, papa yakin Keenan nggak akan pernah bisa bahagia menikmati harta yang di dapatkan dengan merampas paksa dari kita," ujar papanya berusaha menenangkannya."Kamu jangan khawatir akan keadaan papa jika papa mengetahui hal itu, papa masih bisa mencukupi kebutuhan kalian semua dengan layak, ku harap kamu tak lagi berfikir tentang harta itu lagi... Kita fokus ke kehidupan kita yang selanjutnya ya," sambungnya menatap dara penuh rasa sayang yang amat mendalam.

*****

Aku sakit sayang.

Aku pengen kamu ada di sampingku.

Bisa nggak kamu ke sini sebentar saja.

Cepetan ya, aku beneran kangen dan pengen peluk kamu!

Deo menaruh begitu saja ponselnya setelah selesai menghubungi dara. Sejak semalam ia tak bisa tidur nyenyak hingga membuat tubuhnya meriang kedinginan, bahkan saat ini yang di butuhkannya hanyalah dara di sampingnya.

Suara dering ponselnya membuat Deo langsung berjingkat dengan senyuman senang saat mendapati panggilan berasal dari dara.

Halo.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DEORANTAWhere stories live. Discover now