15. HANTU NYA JELEK?

1.8K 83 4
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

Vincent terkekeh, kemudian menundukkan bokongnya di kursi.

Tak lama kemudian, film di mulai. Caramel menutup wajahnya dengan wadah yang berisi popcorn.

Vincent menoleh, kemudian tersenyum tipis. "Ngapain?" tanya Vincent.

Caramel tidak menjawab.

"Kalo gua nanya, di jawab." ucap Vincent, membuat Caramel memutar bola matanya malas.

"Kalo punya mata liat sendiri dong, jangan tanya-tanya." jawab Caramel tidak suka.

Vincent terkekeh, kemudian mengambil alih popcorn dari tangan Caramel, lalu memakannya santai.

"Ih Vincent! Balikin gak?!" ucap Caramel kesal dengan suara yang kecil.

"Gua mau makan."

"Ya gak usah di bawa ke situ juga dong!" ucap Caramel sambil berusaha mengambil popcorn yang ada di tangan Vincent.

Cup

Caramel melotot, kala Vincent mencium pipinya.

Dengan cepat, dia menoleh pada Vincent.

Jantung Caramel mendadak berdebar-debar saat melihat wajah Vincent dari dekat.

Saat ini, Vincent sedang menatap wajah Caramel dengan intens. Pandangannya jatuh pada bibir berbentuk love yang berwarna pink milik gadis cantik itu.

Caramel bingung, dia mengikuti arah pandangan Vincent.

Gadis cantik itu membulatkan matanya, kemudian menutup mata Vincent dengan kedua tangannya, lalu menarik tubuhnya menjauh dari lelaki itu.

Vincent menoleh, ia langsung mendapati tatapan tajam dari calon istrinya itu.

Lelaki tampan itu terkekeh, membuat Caramel jengkel. Dia mengalihkan pandangannya dari Vincent, ke layar yang besar di depan mereka ini.

"AAA!" teriak Caramel, saat melihat hantu di layar besar itu.

Tidak hanya Caramel yang teriak, tetapi yang lain juga.

Gadis cantik itu sontak memeluk tubuh Vincent ketakutan.

"Aaaaa gak mau disini, gak mau gak mau, hantu nya jelek!" ucap Caramel. Air mata keluar dari mata gadis itu.

Vincent tertawa mendengar perkataan gadis cantik itu. Sedangkan Isa, dia fokus pada film yang ada di layar besar itu.

Vincent dengan gerakan cepat mengangkat kepala Caramel, saat mendengar isakan dari mulut gadis itu.

"Sayang?" panggil Vincent panik.

Caramel menatap Vincent dengan pipi yang sudah basah akibat air mata, dan bibir yang sudah melengkung ke bawah.

"Gak mau disini, mau pulang." ucap Caramel, membuat Vincent menahan senyumannya.

Bagaimana tidak? Caramel sangat lucu di matanya. Kedua mata yang memerah akibat menangis, hidung yang sedikit merah, dan bibir yang melengkung kebawah, itu membuat Vincent gemas.

Vincent menarik Caramel ke dalam pelukannya.

"Eh Ara, kenapa sayang?" tanya Isa panik.

"Takut hantu, Mom." jawab Vincent sambil mengelus kepala gadis itu.

"Loh, kok gak bilang Mommy, aduh sayang maafin Mommy ya, kita pulang sekarang." ucap Isa, kemudian bangun dari kursinya.

Vincent menunduk untuk melihat Caramel. Ternyata gadis itu sudah tertidur.

Sepertinya dia lelah dan juga, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Vincent tersenyum, kemudian menggendong Caramel ala koala, membuat Isa bingung.

"Ara kenapa sayang?" tanya Isa khawatir.

"Ketiduran Mom."

"Yasudah ayo pulang saja." ajak Isa, dia menyesal mengajak Caramel untuk menonton film hantu, kalau akhirnya gadis itu akan menangis.

Mereka keluar dari studio 4, dengan Caramel berada di gendongan Vincent.

Saat ingin turun ke lantai paling bawah, Isa melihat Ardannes sedang berjalan ke arahnya, dengan anak buahnya yang ada di belakangnya.

"Loh Daddy, ngapain kesini?" tanya Isa bingung.

"Jemput kamu sayang." jawab Ardannes, kemudian mencium kening Isa.

"Vincent anter Caramel." ucap Vincent, lalu berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Aku bareng Caramel ya?" pinta Isa.

"Gak, kamu bareng aku." tolak Ardannes sambil menarik pinggang Isa posesif, kemudian berjalan.

Isa mengalah, dia mengikuti langkah suaminya itu.

♡♡♡♡♡

Banyak orang yang menatap Vincent kagum. Namun, ada satu lelaki yang menatapnya dengan tersenyum miring.

"Caramel Angelina Theodore, wow, perpaduan yang pas, tapi lebih pas nya lagi kalo tu cewek jadi milik gua." ucap lelaki itu percaya diri.

"Kalo gua kagak bisa jatuhin cowoknya, gua ambil ceweknya." ucap lelaki itu lagi, kemudian melangkah pergi dari sana.

Vincent memberhentikan langkahnya, ia menatap lelaki yang berpakaian serba hitam itu dengan tatapan tajam.

Vincent tersenyum smirk, kemudian melanjutkan langkahnya lagi.

Sesampainya di parkiran, Vincent tidak mendudukkan tubuh Caramel di samping kursi pengemudi, melainkan di kursi pengemudi. Lebih tepatnya, di pangkuan lelaki itu.

Ia mengendarai mobilnya dengan satu tangan, satu tangannya lagi untuk mengelus kepala gadis itu.

Sesampainya di mansion Theodore, Vincent langsung turun dengan Caramel berada di gendongannya.

Penjaga dan maid membungkukkan tubuhnya, tanda hormat.

Ia berjalan masuk ke dalam mansion.

Seorang maid mendekat ke Vincent dengan tubuh yang membungkuk.

"Tuan dan Nyonya sedang berada di perusahaan, Tuan Xan." ucap Maid itu.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Vincent melangkah ke arah lift berada.

Ia masuk dan menekan tombol berangka 6, tempat kamar Caramel berada.

Vincent menunduk, untuk melihat wajah Caramel.

"Cantik." ucap Vincent sambil tersenyum.

Baginya, Caramel selalu cantik, walaupun gadis itu sedang tidur, menangis dan sedang marah sekali pun.

Pandangan Vincent tidak lepas dari wajah Caramel. Lelaki itu sangat fokus menatap calon istrinya.

Ting

Pintu lift terbuka, Vincent berjalan ke arah kamar Caramel berada.

Ia meletakan jari gadis itu di gagang pintu, agar pintu itu terbuka.

Saat pintu terbuka, Vincent langsung melangkah masuk. Ia meletakkan tubuh Caramel di kasur dengan hati-hati. Kemudian ia melepas sepasang sepatu gadis itu, dan menarik selimut sampai leher gadis itu.

Tidak menggantikan pakaiannya, karena belum sah.

Sebelum pergi dari kamar Caramel, ia menatap lamat-lamat wajah gadis itu.

Setelah puas menatap Caramel, Vincent mencium kening, hidung, dan bibir gadis itu, lalu keluar dari kamar milik calon istrinya itu.

"Manis." ucap lelaki itu tersenyum tipis, kemudian menaiki lift untuk turun ke bawah.

Caramel is MineWhere stories live. Discover now