21. Over Protective.

2.9K 202 440
                                    

Hal yang Athalla takutkan adalah, terjadi suatu hal serius kepada istrinya. Oleh sebab itu, ia memilih untuk menghubungi Dokter El, selaku Dokter yang dulu menanganinya dikala sakit.

Karena celotehan Athalla, paruh baya itu bahkan terlihat lebih berhati-hati tatkala memeriksa keadaan Jessly. Pemuda itu menjadi sangat over protective sehingga membuat Dokter El yang melihatnya menjadi tersenyum geli. Bukan satu atau dua tahun Dokter paruh baya itu mengenal Athalla, melainkan sudah bertahun-tahun lamanya. Itu pun tidak lain adalah berkat Arzheo yang menjadi investor dari rumah sakit yang dikelola Dokter El.

Setelah memeriksa keadaan Jessly, pertanyaan beruntun Dokter El terima dari Athalla. Seperti, Apakah istrinya tersebut baik-baik saja? Apakah istrinya tersebut akan segera sembuh? Dan, apakah tidak ada hal serius yang menimpa tubuh istrinya?

Ketahuilah, Athalla sangat menghawatirkan Jessly dan itu benar adanya.

Dokter El menepuk pundak Athalla pelan. "Jangan khawatir, Nak. Istrimu hanya demam biasa, dia perlu beristirahat yang cukup dan meminum obat yang telah aku berikan, setelah itu keadaannya akan berangsur membaik." Dokter El menjelaskan.

Athalla menghela napas lega. "Terima kasih, Dok."

"Sudah menjadi kewajibanku sebagai Dokter," jawabnya, Sembari memasukan alat medis.

Setelah itu, Athalla pun mengantar Dokter El sampai pintu depan. Ingin sekali keduanya berbincang sejenak, tapi semua itu harus ia urungkan karena jadwal Dokter El yang terlampau padat. "Berikan salamku untuk orang tuamu, ya," pesan Dokter El, Athalla mengangguk sebagai jawaban.

Setelah memastikan Dokter El pergi, Athalla menutup pintu dan berbalik. Berniat pergi menghampiri Bi Asih, namun belum sempat pemuda tersebut menjalankan niatnya. Terlihat Bi Asih berjalan menuju kamar dengan nampan di kedua tangannya. Dengan inisiatifnya, Athalla pun segera melangkah menghampiri Bi Asih. "Biar saya saja, Bi," ucap Athalla seraya mengambil alih nampan yang berisikan bubur untuk istrinya.

Di kamar, terlihat Jessly sudah menyandarkan punggungnya ke headboard sebelum pintu kembali terbuka dan menampakan Athalla dengan senyuman manisnya.

Athalla duduk di tepi ranjang, ditaruhnya nampan yang berisikan bubur tadi di atas nakas. "Makan dulu, ya? Setelah itu minum obat." Tanpa basa-basi, Jessly mengulurkan tangan hendak mengambil bubur. Namun niat itu terhenti tatkala Athalla mencekal lengan Jessly. "Biarkan Athalla yang menyuapi Tante," pinta Athalla yang mendapatkan penolakan dari Jessly.

"Tidak apa-apa, aku masih bisa sendiri."

Mendengar penolakan dari Jessly, pemuda itu pun menundukkan kepala, seolah kecewa dengan itu. "Padahal Athalla sangat menghawatirkan, Tante. Tante bahkan terlihat masih sangat lemas," tutur lirihnya yang masih dapat didengar oleh wanita tersebut.

"Baiklah," kata Jessly dengan pasrah sembari mengurungkan niat untuk mengambil mangkuk berisikan bubur tadi.

Dengan telaten, Athalla meniup bubur itu sebelum menyuapkannya kepada Jessly. Berulang-ulang Athalla melakukan hal serupa, walaupun tidak habis, setidaknya ada sesuatu yang mengisi perut kosong istrinya.

Jessly menatap Athalla intens, seolah tidak membiarkan otaknya tenang, wanita tersebut terus berperang dengan segala hal yang sekarang menjadi pikirannya. Mungkin, itu juga yang menyebabkan kepalanya terus berdenyut nyeri.

Saat Jessly mencoba membuka hati untuk Athalla, entah mengapa ia jadi teringat dengan kecelakaan 7 tahun lalu. Semuanya bahkan terekam jelas dalam ingatan. Begitu pula dengan ingatan sebelum operasi kekasihnya dilangsungkan.

Pada saat itu, Asa bahkan sempat tersenyum dan menyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Tapi kita tahu, Kan? Pada akhirnya, Itu hanya menjadi sebuah kalimat penenang saja.

ATHALLA; My Little HusbandWhere stories live. Discover now