11. Perverted Boy!

4.4K 272 120
                                    

Disepanjang perjalanan pulang, Athalla tak henti-hentinya menatap Jessly hingga membuat wanita itu risih. Sebenarnya ada apa dengan bocah ini? Batinnya bertanya.

"Ada yang ingin kau tanya, 'kan?" tanya Jessly dengan kedua mata yang tetap fokus melihat jalan.

Athalla tersentak. Pemuda itu lantas mengalihkan pandangan sebelum kembali melihat Jessly. "Ada," jawabnya, membuat Jessly melirik Athalla dengan kernyitan di dahi. "Sebelum kita menikah, apakah Tante mempunyai seorang kekasih?"

Jessly terdiam, tangannya menggenggam erat stir mobil, kemudian mengangguk. "Ya." Mendengar jawaban dari Jessly, Athalla terdiam. Pemuda itu bingung untuk sekadar memberikan pertanyaan lain kepada perempuan yang kini menyandang status sebagai Istrinya. Dia tidak mengira Jessly akan jujur dengan jawabannya.

"Kenapa?" tanya Jessly, dia yakin Athalla melihat dirinya bersama Ken. Oleh sebab itu, Athalla bertanya demikian.

"Tante tidak menyalahkan Athalla, kan?"

Lagi, Jessly mengernyitkan alisnya. Entah sudah berapa kali hari ini wanita itu mengernyitkan alis karena Athalla.

"Maksudmu?"

"Tante tidak menyalahkan Athalla atas perjodohan ini?" ucapnya mengulang, mengingat awal pertemuan keduanya yang terkesan buruk. Athalla menjadi merasa tidak nyaman, dia bahkan masih ingat dengan ucapannya yang terkesan memaksa kepada Jessly.

Jessly tersenyum tipis. "Aku bertanya, apakah perjodohan ini atas kemauanmu?" Athalla menggelengkan kepala pelan. "lantas, untuk apa aku menyalahkanmu? Apa aku harus menyalahkan orang yang tidak bersalah?" lanjut Jessly.

Athalla terdiam. Entah kenapa, dia takut Jessly akan menyalahkannya, walaupun perjodohan ini bukan atas kemauannya. Tetapi dia juga tahu, jika perjodohan ini terjadi atas usulan dari orang tuanya. Meskipun sampai saat ini Athalla tidak pernah tahu alasan dibalik perjodohan ini.

" ... tidak memperjuangkannya?" Kali ini, Jessly menghentikan laju mobilnya karena keduanya memang telah sampai di mansion. Kemudian wanita itu menatap Athalla dengan intens.

"Aku tidak mendengarnya dengan jelas. Bisa kau ulang, kembali?"

Pemuda itupun mengulang kembali ucapannya. "Athalla bertanya, mengapa Tante tidak memperjuangkannya?"

Jessly menghela napas. "Kau masih ingat dengan alasanmu menerima perjodohan ini?" Athalla mengangguk sebagai jawaban. "Sama sepertimu, aku juga tidak ingin mengecewakan orang tuaku."

"Jika kita tidak dijodohkan, apa Tante akan menikah dengannya?" tanya Athalla sekali lagi.

Membuat Jessly berganti ekspresi menjadi datar. "Pertanyaan bodoh macam apa itu?" Athalla menggaruk tenguk. Benar, mengapa pertanyaan bodoh ini keluar begitu saja dari mulutnya?

Ayolah, Athalla! Ada apa denganmu!

"Sudahlah, Sekarang turunlah. Kita sudah sampai," titah Jessly, seraya turun dari mobil dan melangkah pergi ke dalam mansion. Athalla pun turun dari mobil dengan tas yang berada di pundak kirinya.

•••

Terus tersenyum tipis, Jessly terlihat bahagia dengan lawan bicara dari sambungan teleponnya. Sedangkan di sisi lain, Athalla mengintip melalui sela-sela pintu yang sedikit terbuka. Matanya memicing curiga dengan benak yang sedang berperang panas. "Cih, pria idaman, Tante? Apa bagusnya? Dia hanya sedikit lebih dewasa dan lebih tinggi dariku saja," monolognya.

Padahal, Athalla tidak tahu dengan siapa Jessly berbicara. Namun entah kenapa dugaannya tertuju pada satu orang. Yaitu, pria yang sebelumnya Jessly temui.

ATHALLA; My Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang