Tak bisa memilikimu

48 13 68
                                    

"Istri bapak mengalami pre Eklampsia dari hasil diagnosa. Tensinya di atas normal. Ada penumpukan urine menyebabkan kaki bengkak. Ini tidak bagus bagi ibu hamil. Sementara rawat inap, kita lihat kondisinya dulu. Jika keadaan semakin baik, boleh rawat di rumah. Pantau kesehatan rajin kontrol supaya tidak meningkat jadi Eklampsia yang bisa membahayakan ibu hamil dan janin dalam kandungannya," ujar dokter spesial kandungan menjelaskan penyebab jatuh pingsannya Sara .

Erwin hanya menganggukkan kepala. Pria beralis tebal itu cukup mendengarkan penjelasan dokter tanpa berminat mengkoreksi perihal perkataannya soal status hubungannya dengan Sara. Secara teknis dia adalah ayah dari bayi yang dikandung Sara, bukan?

Pria beranak tiga itu mendapati Sara hampir jatuh karena pingsan di jalan, jika saja dia terlambat sedikit saja tentu wanita hamil ini akan tergeletak di aspal yang panas, untunglah tangannya cepat merengkuh tubuh Sara tepat waktu.

***

Sara membuka mata perlahan mendapati dirinya terbaring di ranjang yang berada di ruangan serba putih dan saat kepalanya menoleh ke samping kanan, dilihatnya pria yang dicintainya ini duduk di kursi samping ranjang.

"Mas Erwin...?"lirih suaranya menyapa. Matanya mengerjap.

"Sudah bangun? Gimana kondisimu?"tanya Erwin datar.

"Agak pusing sedikit.."Jawab Sara sedikit bingung dengan reaksi Erwin, suara pria itu terlalu datar di telinganya. Mungkin dia berharap Erwin lebih lembut kepadanya setelah apa yang dialaminya beberapa hari ini, sebuah kecupan di kening atau pelukan hangat?

Pria paruh baya itu meraup wajah dengan gusar lalu katanya dengan nada lebih tinggi, "Sara?! Kamu sedang hamil, gimana bisa kamu ga jaga kesehatanmu?! Pola makanmu? Kamu juga aku kasih uang kan buat kontrol ke dokter, apa kamu tidak melakukan anjuranku?! Kamu tidak memikirkan janin dalam kandunganmu?!"

"Aku.. Aku.... " Sara melipat bibirnya, matanya berkaca-kaca, cecaran Erwin hanya membuat dirinya semakin merasa nelangsa.

Pria yang dicintainya ini hanya memikirkan bayi yang dikandungnya, bayi hasil buah cintanya mereka? Tidakkah Erwin juga memikirkan kondisi jiwanya?  Shock yang dialaminya karena kasus pembunuhan suaminya? Belum lagi stress memikirkan nasib Niken?

Erwin mendengus kesal.

"Ini bisa bahaya buat kamu dan janin dalam kandunganmu, kenapa kamu lalai?!"tegur Erwin, tatapan mata itu tajam.

"Mas.. Aku... Minta maaf, aku... " Sara tak kuasa menahan air mata, merembes membasahi pipinya.

Melihat Sara menangis, hati Erwin jadi trenyuh. Tak tega juga terus mengomeli Sara lalu dia memelankan suaranya.

"Kamu harusnya ikuti anjuranku, sering kontrol. Tensimu tinggi tapi kamu tidak sadar.... Itu bahaya loh, Sara?"

Sara menghapus air matanya, dia teringat ketika keluar dari penjara setelah menjenguk suaminya, Ferry. Kepalanya pusing sekali, matanya silau oleh sinar matahari, ada bayangan merah dalam pandangannya setelah itu dia tidak ingat apa-apa, hanya sebelum dia pingsan sayup-sayup dia mendengar suara yang berteriak memanggilnya, dan ternyata suara itu milik Erwin.

"Mas, tadi jenguk mas Fery?"tanya Sara.

Erwin tidak menjawab tapi malah melemparkan pertanyaan pada Sara.

"Apa kamu dibikin susah sama lelaki itu?!"tanyanya, alisnya bertaut.

Wanita hamil 20 minggu ini menggigit bibirnya. Dia bungkam soal kelakuan Ferry padanya, ancaman yang diterima dari suami durjana itu  tapi gestur wajahnya  dapat dibaca dengan mudah oleh Erwin.

Di Ujung Senja Bersamamu Onde histórias criam vida. Descubra agora