Benang Kusut.

88 37 42
                                    

Netycia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 15.30.
Dia memandang mobil yang lalu lalang lewat jendela taxi yang ditumpangi bersama sang suami. Mereka baru saja pulang dari pulau Bangka.
Posisi duduk keduanya berjauhan, masing-masing duduk di kanan kiri pintu taxi. Tidak seperti pasangan pada umumnya yang duduk berdekatan dan saling menggemgam tangan.

Tentu saja ada masalah yang membuat sepasang suami istri seperti orang asing dan tidak bicara sama sekali selama perjalanan. Bahkan sopir taxi pun terheran melihat perilaku mereka yang terkesan kaku seperti orang asing namun orang asing juga saling bicara basa-basi bukan?

Erwin yang duduk di sebelah kanan jendela menghela napas berkali-kali. Dia tidak menyukai situasi ini tapi apa boleh buat istrinya acuh padanya sejak semalam. Niatnya menyusul ke Bangka melayat papa mertuanya sekaligus menjemput Nety tidak berhasil meluluhkan hati sang istri, malah semakin parah oleh karena Nety mendapat pesan chat dari Sara. Tentu pesan ini sangat menggoncangkan hati Nety. Sepertinya Sara sengaja merusak suasana hati wanita yang sudah memberinya satu putra dan dua putri itu. Dia sangat mengerti, istri mana yang dapat menerima dengan santai kabar bahwa wanita lain mengandung anak suaminya?

Padahal jalan pemulihan hubungan dengan Nety sudah terbuka tapi Sara mengacaukan segalanya, lagi dan lagi.

Kabar kehamilan Sara juga membuatnya shock. Dia tidak percaya atau menolak percaya. Bagaimana bisa? Terakhir dia berhubungan dengan Sara dia memakai pengaman dan setelah itu dia sudah tak menyentuh Sara lagi. Dia kalut? Tentu saja! Pikirannya sudah kusut seperti lilitan benang.

Tidak mungkin Sara hamil! Tentu saja ini kebohongan besar! Sara licik! Aku tahu itu! Dia sengaja berbuat ini untuk menghancurkan rumah tangga ku! Batin Erwin mengepal jemarinya dan menggeram tanpa sadar.

Mendengar geraman Erwin, Nety melirik suaminya sekilas lalu menarik sudut bibirnya.

Mas, mungkin kamu tidak bisa menerima berita ini. Jika mas tidak pernah bermain api tentu saja wanita pelakor itu tidak akan pernah hamil anakmu. Akhirnya hubungan haram kalian berbuah! Batinnya perih rasanya ditusuk ribuan sembilu.

Awalnya hatinya mulai luluh, hati kecilnya mulai tergerak untuk memaafkan suaminya dan memulai awal yang baru namun tak nyana dia justru melihat dengan matanya sendiri percumbuan suaminya dan Sara, temannya. Pria yang dinikahinya hampir seperempat abad itu menyangkalnya dan berkata bahwa dia dijebak si pelakor. Haruskah Nety percaya begitu saja? Dan.. Kabar terakhir itu.. Kabar yang meluluh lantakan hatinya, Sara hamil anak Erwin!

Oh, Tuhan ini cobaan yang sangat berat! Bagaimana aku bisa memikulnya? Apa yang harus kusampaikan pada anak-anak? Kalian akan punya adik dari selingkuhan papamu, begitu? Aku tahu mereka akan kecewa sekali, terutama Monic. Anak bungsuku ini tak kan setuju orangtuanya pisah. Hatinya akan terluka. Dan aku..bisakah aku bertahan? Jika saja Sara tidak hamil, aku mungkin akan melupakan semuanya demi anak-anak. Tapi kini ada calon bayi di rahim Sara.. Anak suamiku, Erwin. Mas, apa kamu tau betapa dalam kau telah melukai hatiku ini? Luka hatiku belum pulih sudah kau lukai lagi, katakan padaku bagaimana aku harus bertahan? batin Nety sakit.

Matanya mengembun, dia berusaha menahan butiran air mata itu tidak bergulir. Dia pura-pura membetulkan letak kaca mata hitamnya. Sepanjang perjalanan dia memakai kaca mata itu sebab matanya bengkak dan sembab akibat menangis sepanjang malam.

Dari sudut mata pria yang masih kelihatan gagah di umurnya yang setengah abad ini melihat Nety membetulkan kaca matanya, jari lentik wanita itu mengusap mata yang bersembunyi di balik kaca mata hitam jtu.

Dia tahu Nety pasti menahan tangisnya. Ingin rasanya dia beringsut mendekati sang istri, memeluknya, membenamkan kepala Nety di dada bidangnya. Mengelus kepalanya dan membisikinya betapa dia menyesali segala perbuatannya. Apapun akan dilakukan asalkan Nety memaafkannya.

Di Ujung Senja Bersamamu Where stories live. Discover now