Tak Lagi Sama

114 45 49
                                    

Erwin duduk terpekur, jemarinya ditautkan, tangan ditopang di atas kedua lutut kakinya. Rasa bersalah seperti beban batu besar di atas pundak membuat kepalanya tertunduk lesu dan mata tak henti memandang ubin keramik kamar tidur sedari tadi. Sekali-kali menggigit bibir lalu menarik napas kasar dan menghembuskannya. Dia ingin bicara tapi tak tahu harus memulai dari mana, mulutnya terasa terkunci. Masih jelas dalam ingatannya peristiwa beberapa jam lalu dan dia punya tanggung jawab untuk menjelaskannya kepada wanita yang telah dinikahinya hampir 25 tahun dalam suka dan duka. Wanita yang seharusnya dijaga hatinya, bukan dilukai. Wanita yang dijadikan istri pendamping hidup seharusnya tak kan ada yang bisa menggantikan posisinya tapi Erwin telah lalai, membiarkan wanita lain masuk dan memporandakan rumah tangganya bahkan lebih parah hati istrinya.

Nety, istrinya duduk dengan hati luka menanti jawaban atas pertanyaannya yang terlontar beberapa menit lalu.

Flashback on

Mbok Mi menutup pintu pagar kembali setelah mobil Erwin masuk ke dalam garasi mobil. Dia berpapasan dengan Erwin ketika hendak pulang ke rumahnya.

Sempat Erwin bertanya soal istrinya dan dijawab sama Art harian itu jika nyonya nya sedang istirahat di kamar.
Mbok Mi pun pulang, dia mempercepat langkahnya karena hujan sebentar lagi turun.

"Monic.. Mandi dulu, istirahat dulu jangan main games yah. Kan udah seharian sekolah." Ujar Erwin setelah dia dan anaknya, Monic masuk ke rumah.

"Ya, pa.. " Monic turuti apa kata papanya.

"Nic, kayaknya mama sedang tidur. Jangan ganggu mama dulu, biarkan mama istirahat yah."kata Erwin lagi sambil membuka sepatu.

Monic menanggukkan kepala dan lalu masuk ke kamarnya mandi dan beristirahat, setelah itu mereka akan makan malam bersama.

Waktu menunjukkan jam 16.10, masih lama untuk makan malam, Monic terlebih dahulu mengganjal perutnya dengan segelas jus jambu merah dan dua potong pizza yang dibeli papanya waktu menjemput Monic pulang dari rumah temannya.

Sebelum mandi, Erwin duduk santai nonton TV di ruang keluarga sambil menyeruput kopi dan menikmati satu potong pizza. Biasanya dia ditemani Nety, namun istrinya sedang tidur, dia tidak mau mengganggu jam istirahat Nety.

Selang beberapa menit, terdengar suara sepeda motor di depan pagar, terdengar ada yang buka pagar karena memang tidak dikunci, hanya pintu utama .

Lalu bel pintu utama berbunyi.

Ting tong.

Erwin ingin memanggil Monic bukakan pintu tapi dipikirnya Monic pasti sedang mandi jadi mau tak mau dia yang membukakan pintu.

Dia kaget melihat siapa yang datang, dipikirnya Mbok Mi yang balik ke rumah.

"Sara?" Alisnya bertaut heran melihat wanita yang berdiri di hadapannya.

Sara dengan blus putih dan celana jeans biru terlihat serasi di tubuhnya, tersenyum manis pada Erwin. Dia tidak menyangka bertemu dengan Erwin, tujuannya mengunjungi Nety malah ketemu dengan pria idamannya.

"Ada apa, Sara?"tanya Erwin lugas. Masih berdiri di depan pintu. Dia memindai Sara dari atas ke bawah.

" Aku ga boleh masuk, mas?"balik tanya Sara merasa tak diharapkan kedatangannya.

"Ada Nety, kamu mau apa ke sini?"tanya Erwin setengah berbisik seperti tidak mau kedengaran yang lain.

"Aku mau ketemu, Nety. "

"Nety sedang tidur, sebaiknya besok saja."Setengah usir Erwin.

"Oke, karena mas di rumah, aku mau sekalian bicara." Sara menatap manik mata Erwin berharap diijinkan masuk.

Di Ujung Senja Bersamamu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang