Tak terduga .

99 52 9
                                    

Sudah seminggu sejak temuan noda lipstik yang melekat di Krah kemeja, Erwin sudah jarang lembur kerja di kantor. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ketegangan hubungannya dengan istrinya, Nety mulai mencair.

Adanya perubahan sikap it u membuat Nety tarik ulur soal kecurigaannya terhadap suaminya. Ingin bertanya tapi akan menyulut percikan api pertengkaran . Tidak bertanya hatinya belum bisa tenang menerima fakta.

Terbersit dalam pikirannya untuk mengecek chat wa masuk di ponsel suaminya namun di urungkan niatnya. Dia dan Erwin dari dulu sepakat tidak menggangu privasi masing-masing dan saling percayalah yang mengikat mereka untuk tetap di dalam koridor masing-masing. Maka tidak ada terbersit kecurigaan di antara mereka bahkan sekedar mengintip chat wa masuk .

Tapi kali ini beda, mas Erwin sendiri yang bikin aku curiga padanya, apa salahnya aku memastikan aja, kata Nety dalam hati.

Tapi kalo dugaan ku salah malah bikin mas Erwin marah karena ga percaya padanya, batin Nety lagi kembali ragu.

Akhirnya dia memilih berdiam diri dulu apalagi kini Erwin sudah kembali seperti sebelumnya. Tidak kelihatan tanda-tanda Erwin bermain mata di belakangnya lagi.

Mungkin saja aku salah atau mas Erwin sudah sadar dan tobat, batin Nety berpikir positif .

Netypun bersikap biasa sampai pada hari itu...

Hari ulang tahunnya Sabtu,15 September.

"Selamat ulang tahun, Netycia
Doa terbaik untukmu, selalu.". Nety membaca tulisan yang tertera di kartu ucapan tertempel di pita yang melilit buket bunga mawar.

Buket bunga mawar yang indah diantar seorang kurir ke rumahnya. Dia terperangah, setelah sekian lama dia tidak lagi menerima buket bunga di hari ulang tahunnya.

Nety mengernyitkan dahi setelah membaca ucapan itu.

Hmm, apa dari mas Erwin? Tumben jadi romantis gini, batin Nety.

Dia membalik kartu itu, ada nama pemberi tertulis di situ.

"Steven ?" Nety hampir tak percaya membaca nama di kartu itu.

"Koq tau ulang tahunku ?"gumamnya menautkan kedua alis matanya.

Lalu dia mengambil vas bunga di lemari kaca, menata bunga mawar di dalam vas itu dan meletakkannya di atas meja makan.

Drrrt ponselnya tiba-tiba berdering.

Dia mengambil ponsel yang di taruh di atas meja makan dan melihat nama yang muncul di layar ponselnya.

Panggilan dari Steven. Dia tersenyum kemudian merespon panggilan.

"Makasih ya, Steven." Ucapnya terlebih dahulu sebelum Steven menyapa.

"Kamu suka buket bunga mawar-ku?"tanya Steven di seberang sana.

"Suka sih, tapi koq tahu ultahku ?"tanya Nety sambil merapikan bunga mawar di dalam vas bunga di atas meja makan.

"Dari KTP mu waktu kamu daftar di klinik ku." Jelas Steven.

"Ooh.. iya, tapi koq kamu ingat sih."

"Iya kucatat dong." Senyum Steven. Jauh - jauh hari dia sudah berencana membari kejutan ulang tahun buat Nety.

"Hmm makasih yah buat perhatiannya."ucap Nety sekali lagi.

"Ada acara malam ini, Net ?"

"Entahlah..gak ada mungkin,"jawab Nety ragu karena sampai detik ini Erwin, suaminya sendiri belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Sebenarnya bukan hal baru, Nety sudah terbiasa dengan kealpaan Erwin.

Di Ujung Senja Bersamamu Kde žijí příběhy. Začni objevovat