Takaran Cinta

73 20 138
                                    

"Netycia... "Panggil Steven pelan sambil menyetir mobilnya, membelah jalan raya menembus kegelapan malam. Ekor matanya melirik wanita cantik dan anggun yang duduk di sebelahnya.

Netycia tidak mendengar panggilan Steven karena terlalu fokus mendendangkan lagu when we were young, mengikuti lirik demi lirik lagu milik Adele ini, yang berasal dari tape recorder mobil Steven.

Pikiran dan perasaannya berkelana ke waktu lampau, masa SMA dulu. Steven adalah adalah bagian masa lalunya, pria yang hampir merebut hatinya tapi dia memilih melabuhkannya pada Erwin dan memilih pria itu menjadi suaminya, namun hari-hari terakhir ini telah mengoyakkan bahkan menancapkan sembilu tepat dihatinya. Sakit dan nyeri, itu yang dirasakan seorang yang terkhianati.

Jika seandainya waktu bisa diputar kembali.., mungkin kita bisa berjalan bersama?

Sadar telah berpikiran konyol, dia mengelengkan kepalanya.
Waktu tak bisa diputar kembali bukan? Lagi pula mengapa mengimpikan hal yang yang tak mungkin?

Tiba di bagian reff lagu tersebut, Steven menyambung, bernyanyi dengan penuh penghayatan seolah dia sedang mengungkapkan perasaannya pada Nety, wanita yang pernah singgah di hatinya bertahun-tahun lalu sampai kini pun rasa itu masih ada.

Seandainya waktu bisa diputar kembali, apa kamu mau memberiku kesempatan? Batinnya.

Nety menoleh ke arah Steven, tersenyum mendengar suara merdu pria berkaca mata itu. Dia pun ikut menyanyikan lagu itu. Kedua insan ini seakan sepakat bahwa masa itu tak mungkin diulang lagi, jalan hidup mereka sudah berubah, diungkapkan lewat lirik demi lirik when we were young.

"Kamu suka lagu Adele juga, Net?"tanya Steven setelah lagu itu usai.

"Iya.. Hmm, aku mulai suka.."jawab Nety, dia ingat ketika pertama kali dia pulang bareng Steven dan mendengarkan lagu Adele di mobil ini, sejak itulah dia suka dan sering mendendangkannya.

"How about rolling in the deep?"tanya Steven sambil memutar lagu tersebut.

"Wah, suka banget, " Senyum lebar Nety.

Lagu Rolling in the deep-pun mengalun, ritmenya lebih cepat. Nety dan Steven menyanyi mengikuti lirik demi lirik lagu Adele ini sambil menggoyangkan tubuhnya. Jemari Steven menepuk-nepuk setir kemudi mobilnya.

Ketika tiba pada reff lagu tersebut, Nety mengangkat kedua tangannya, tubuhnya meliuk mengikuti gerakan tangannya ke kanan dan kiri. Liukan tubuhnya semakin cepat seirama dengan nada musik sambil berkumandang, sejenak dia lupa ada dimana dan sedang bersama siapa.

We could have had it all
Rolling in the deep
You had my heart inside of your hands
And you played it to the beat

Steven meliriknya tersenyum-senyum.

"So sexy... "Gumamnya pelan.

Nety tidak mendengar gumaman Steven karena Istri Erwin ini serius menghayati lirik demi lirik lagu tersebut yang berisi kemarahan si penulis lagu karena dipermainkan perasaannya oleh kekasih hati.

"You played it all.. You played it all, " gumamnya lirih.

Bayangan suaminya, Erwin bercumbu dengan Sara di depan matanya melintas, kejadian menyakitkan yang ingin dia lupakan, tapi apapun usahanya untuk melupakan tetap saja kenangan buruk itu bermain-main di memori otaknya.

Tanpa sadar air di sudut mata itu menetes di pipinya, cepat diusapnya agar Steven tidak mengetahui dia sedang sedih tapi ekor mata dokter lulusan canada itu telah lebih dahulu menangkap gerakan Nety.

Di Ujung Senja Bersamamu Where stories live. Discover now