14. LUCU DAN MANJA

2.1K 91 8
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW,
VOTE, KOMEN GUYS BIAR
AKU SEMANGAT UPDATE NYA.
HAPPY READING!

"Hai Mommy!" sapa Caramel dengan senyum manisnya, membuat dia wanita tua itu menoleh.

"Eh sayang, udah siap?" tanya Isa lembut, di balas anggukan oleh Caramel.

Jangan heran kenapa mereka bisa akrab, karena mereka berdua sering chatan di whatsapp.

"Vincent mana sayang?" tanya Dara.

"Di pegangin penjaga." jawab Caramel santai sambil mendudukkan bokongnya di sofa, di samping Isa.

"Jangan ngada-ngada Ara." ucap Dara menatap tajam putrinya itu.

"Ara beneran Mami cantik, Vincent nya tuh nakal makanya di pegangin." kata Caramel sembari melingkarkan tangannya di lengan Isa.

Isa tertawa mendengar perkataan Caramel. Ternyata gadis yang akan menikah dengan putranya sangat lucu dan manja. Membuat wanita tua itu senang.

Tiba-tiba saja seorang lelaki duduk di sofa, di sebelah Caramel, membuat gadis itu merapatkan tubuhnya pada Isa.

Tetapi lelaki itu malah tambah mendekatkan tubuhnya pada Caramel, membut gadis itu kesal.

"Geser dong!" ucap Caramel menatap kesal Vincent.

"Gak." tolak Vincent dengan wajah yang membuat Caramel jengkel.

Gadis itu memilih untuk pindah di sebelah Dara, kemudian menatap Vincent tidak suka.

Lelaki itu terkekeh, melihat ekspresi wajah Caramel yang terlihat lucu di matanya.

"Vincent, jangan nakal sama calon istri kamu." peringat Isa garang, membuat Caramel menjulurkan lidahnya mengejek pada Vincent.

Lagi-lagi Vincent tertawa melihat Caramel. "Siap Mommy." ucap Vincent patuh, kemudian menatap Caramel yang sedang menatap dirinya mengejek.

Vincent dengan gerakan tiba-tiba, membasahkan bibir bawahnya menggunakan lidahnya, membuat Caramel mendelik. Gadis itu dengan cepat mengalihkan pandangannya.

"Sekarang aja yuk Ra." ajak Isa, kemudian bangun dari duduknya dan menghampiri Caramel.

Gadis itu bangun dan langsung melingkarkan tangannya lagi pada lengan Isa.

Kemudian mereka berjalan ke arah pintu utama mansion Theodore di ikuti Vincent dari belakang.

Dara berjalan ke lift untuk mengganti bajunya, tentunya untuk pergi ke perusahan suami tercintanya.

Manik hazel milik Caramel melihat pengawal-pengawal yang ada di belakang mobil Vincent dengan ekspresi wajah yang tidak suka.

"Huh, sama aja dong kayak di kawal anak buah Papi. Kirain bakal bebas, tau-taunya nambah banyak." batin Caramel memelas.

Herlan tidak akan membiarkan Caramel berpergian sendirian. Ia akan menyuruh anak buahnya untuk mengikuti Caramel, walaupun Caramel ingin pergi kesekolah. Tapi kalau Caramel akan pergi kesekolah, anak buahnya Herlan akan mengikutinya secara diam-diam. Karena Caramel akan marah pada dirinya.

"Kenapa sayang?" tanya Isa.

"Itu om-omnya gak bisa di suruh tinggal aja?" tanya Caramel menatap Isa sambil memajukan bibir bawahnya.

Vincent tersenyum tipis melihat tingkah laku Caramel.

"Maunya sih gitu, tapi gak di bolehin sama Daddy." jawab Isa.

Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam mobil.

"Mommy depan." ucap Vincent.

"Loh gak bisa dong, masa gue duduk sendirian di belakang, gak gak!" kata Caramel langsung memegang lengan Isa, membuat wanita tua itu terkekeh gemas.

"Lu duduk depan."

"Di sebelah Mommy?" tanya Caramel bingung.

"Pangkuan gua." ujar Vincent, membuat Caramel membulatkan matanya.

"VINCENT!" kesal gadis itu, kemudian menoleh ke samping, tempat Isa berada.

"Mommy." ucap Caramel di akhiri nada panjang, saat melihat ekspresi wajah Isa, membuat wanita tua itu tertawa.

Vincent lagi-lagi tersenyum tipis, kemudian menghidupkan mobilnya dan menjalankan mobilnya keluar dari area mansion Theodore.

Dengan jarak yang jauh, anak buah Ardannes mengikuti mobil Vincent dengan motor dan mobil masing-masing.

Sesampainya di mall yang sangat amat besar itu, mereka langsung masuk ke dalamnya.

Caramel menginjak tali sepatunya sendiri, membuat tubuhnya ingin terjatuh ke lantai, tapi tangan kekar milik Vincent menahannya.

"Jalan yang bener." ucap Vincent, kemudian jongkok untuk mengikat tali sepatu gadis itu.

"Gapapa sayang?" tanya Isa khawatir.

"Gapapa Mommy!" ucap gadis itu tenang, padahal jantungnya berdebar-debar, karena Vincent mengikat tali sepatunya.

Kemudian mereka bertiga berjalan lagi untuk tujuan awal, shopping tentunya.

Mereka mulai membeli baju, make up, di brand terkenal, seperti dior, chenel, H&M, dan masih banyak lagi.

Semua paperbag belanjaan dua perempuan itu di pegang oleh Vincent. Lelaki itu hanya diam saja sambil mengamati mereka.

"Em, makan dulu atau nonton dulu ya?" ucap Caramel sambil berpikir.

"Mommy belum laper, nonton dulu yuk!"

"Nonton bisa di mansion." sahut Vincent sambil memberikan paperbag yang ada di tangannya ini pada salah satu anak buah Ardannes.

"Gak mau, kalo di mansion sepi!" ucap Caramel menatap sinis Vincent.

"Suruh penjaga nonton juga."

"Gak seru, kalo lo gak mau nonton pulang aja sana!" usir Caramel, kemudian berjalan bersama Isa menuju tempat bioskop berada.

Vincent mengalah, ia memilih untuk mengikuti dia perempuan itu.

♡♡♡♡♡

Caramel mengumpat banyak kali dalam hatinya saat melihat daftar film yang ada di dalam bioskop.

Semuanya adalah film hantu. Gadis itu benar-benar tidak suka dengan hantu.

"Makan dulu aja gak sih Mom? Terus kita nontonnya di mansion aja." ucap Caramel, kemudian berniat ingin balik badan, tetapi di tahan oleh Vincent.

Lelaki tampan itu mengeluarkan senyum tipisnya. "Katanya gak seru, jadi disini aja sayang." ucap Vincent, membuat Caramel kesal.

Isa menarik tangan Caramel untuk berjalan ke tempat studio 4 berada.

Gadis itu memilih mengikuti Isa, dia tidak tega untuk menolak, karena melihat ekspresi calon mertuanya yang sangat ke senengan itu.

Vincent tersenyum miring, ia menyadari kalau Caramel takut pada hantu.

Saat sudah duduk di kursi tempatnya, dia menoleh saat Vincent menaruh jaket itu pada pahanya.

"Punya gua gak boleh di liat orang lain." ucap Vincent tepat di telinga Caramel, membuat gadis itu melotot, kemudian mencubit perut lelaki itu.

Caramel is MineWhere stories live. Discover now