11. Kabar Dadakan

15 2 4
                                    

Betapa rapuhnya kehidupan dan betapa tak terduganya takdir yang bisa datang kapan saja.

-Number of Time-

Jam pelajaran ketiga telah berakhir. Aiko menyimpan buku-bukunya dengan hati lega. Akan tetapi, seseorang yang menyenggol sikunya membuat Aiko menoleh. Dia adalah Evelyn—teman sebangku.

"Eh, Aiko, aku harus rapat eskul padus sebentar. Kamu mau ke kantin sendiri, atau ...." tanya Evelyn penuh pertimbangan.

"Tenang aja, El." Aiko menepuk bahu Evelyn. "Aku nanti bareng sama yang lain."

"Beneran?"

Aiko mengangguk tegas. "Iya, beneran. Udah, sana. Hati-hati, ya," timpalnya.

Evelyn tersenyum. "Makasih, Aiko. Aku buru-buru nih, ya. Sampai nanti!"

Aiko melambaikan tangan sambil menyaksikan Evelyn yang bergegas keluar dari ruangan. Ia hendak bergabung bersama teman-teman sekelasnya yang akan menuju ke kantin, tetapi cowok yang berjalan menghampiri meja membuat Aiko mengurungkan niat

"Aiko, mau ke kantin?" tanya Rizky secara lembut.

Aiko sedikit terlonjak. "Oh, hai Rizky. Ya, aku mau ke kantin sebentar."

Rizky mengangguk, lalu tersenyum hangat. "Kalau nggak keberatan, kita bareng aja, gimana? Aku juga sedang lapar," ajaknya.

Aiko terperangah. Ia merasa kebingungan, mencari cara untuk menanggapi tawaran Rizky tanpa menyakiti hati. Akan tetapi, sebelum Aiko bisa merumuskan jawaban, kehadiran seseorang lain di antara mereka berhasil menarik perhatian.

"Minggir," ucap Jin dengan wajah datar.

Seolah-olah mendapat sebuah sinyal, Aiko segera menampilkan senyum ramah. "Hai, Jin. Ayo ke kantin, katanya mau bareng?" ajaknya, berusaha menjaga agar suasana tetap hangat sambil memindahkan fokus dari dari kecanggungan yang ada.

Jin melototkan mata ke arah Aiko. Ia hampir saja merespon menggunakan suara keras, tetapi melihat kode yang tidak terucap dari Aiko, ia memilih untuk mengikuti arus permainan yang baru saja dimulai.

Sementara itu, Rizky yang sebelumnya mencoba menutupi kecemasan kini merasa urat lehernya mulai tegang. Ia mati-matian menjaga kedamaian dalam diri sendiri sambil mengamati interaksi antara Aiko dan Jin.

"Ky, maaf, ya. Aku mau ke kantin sama Jin. Kamu bisa sama yang lain. Atau mau bareng kami berdua?" tawar Aiko.

"Nggak masalah, Aiko. Aku akan ke kantin sama temanku," jawab Rizky sembari tersenyum tipis.

Aiko mencoba menjaga keadaan, meskipun suasana menjadi canggung. "Baiklah. Aku duluan ya, Ky. Sampai bertemu di sana."

Aiko mengalihkan pandangan kepada Jin. "Ayo, kita harus ke kantin sekarang," ajaknya.

Aiko merasa geram dalam hati saat Jin tetap diam di tempat. Dengan terpaksa, ia menarik lengan Jin untuk meninggalkan kelas.

"Aku nggak ada janjian mau ke kantin sama kamu. Maksudmu apa, sih?" tanya Jin sedikit kesal ketika mereka sudah berjalan menyusuri koridor.

Cewek di sampingnya mendengkus. "Aku nggak mau menerima ajakan dari Rizky. Jadi, aku memakai alasan kalau kita mau ke kantin bareng. Maaf karena telah melibatkanmu, Jin," ucapnya penuh penyesalan, berharap Jin bisa memakluminya.

Number of TimeWhere stories live. Discover now