6. Kerja Kelompok

46 44 67
                                    

Aku nggak suka bergaul dengan laki-laki. Jadi, yang aku inginkan adalah laki-laki yang memang nggak terlalu suka bergaul dengan perempuan.

-Number of Time-

Di dalam ruang kepala sekolah yang megah, Aiko dan Rizky duduk tegak di kursi yang tersedia, menanti dengan tegang dan antusias apa yang akan diungkapkan oleh Pak Yuji. Hingga deheman dari seseorang yang ada di hadapan mereka berhasil memecah keheningan.

"Rizky dan Aiko, terima kasih telah datang ke sini," ucap Pak Yuji dengan penuh hormat, disambut anggukan singkat dari lawan bicara.

Pak Yuji menatap keduanya dengan serius. "Kalian terpilih sebagai peserta lomba matematika tingkat provinsi. Materi akan diberikan oleh guru matematika. Bantuan kalian sangat kami butuhkan, dan hadiahnya pun lumayan jika kalian memenangkan lomba ini," ungkapnya.

"Kapan lombanya, Pak?" tanya Rizky.

"Satu minggu lagi."

Mereka berdua terdiam sejenak, mencerna informasi tersebut. Tatapan Pak Yuji kemudian berpindah ke arah Aiko-fokus pada lengan dan kaki yang masih terbalut perban. "Aiko, pastikan kamu benar-benar pulih sebelum memutuskan untuk ikut," katanya.

Berita kecelakaan dari Aiko memang sudah menyebar ke seluruh sekolah. Hal itu membuat Pak Yuji tak memaksakan kehendak muridnya.

Aiko tersenyum meyakinkan. "Saya akan bekerja keras, Pak. Meski ada cedera ini, saya tidak akan membiarkan hal itu menghalangi saya meraih prestasi."

Pak Yuji mengangguk, mengapresiasi semangat Aiko. "Baiklah, saya percaya pada kalian. Kalian memiliki potensi yang luar biasa. Bersiaplah dengan baik, dan jangan ragu untuk bertanya jika ada yang perlu dipersiapkan lebih lanjut," balas paruh baya itu.

Usai bersalaman dengan kepala sekolah, keduanya pun keluar dari ruangan. Lalu, berjalan beriringan disertai perasaan canggung.

"Aiko, kamu siap buat ikut?" tanya Rizky.

Aiko mengangguk perlahan, mencoba menutupi sedikit kecemasannya. "Aku akan mencoba yang terbaik. Tapi, jujur aja, aku merasa agak gugup," balasnya.

Sang lawan bicara tersenyum mengerti. "Aku juga merasa gugup, Aiko. Tapi kita bisa melakukannya bersama-sama. Kita akan saling bantu dan dukung satu sama lain."

"Mari kita berlatih lebih keras lagi, ya?" ajak Rizky.

Aiko terhenyak. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan kehangatan seperti itu, mendengar suara dari Rizky yang penuh perhatian. Dengan perasaan campur aduk yang memenuhi hati, Aiko mengangguk pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Rizky.

Sambil melanjutkan langkah, Aiko mengalihkan pandangan ke arah lain. Ia tidak mengerti, apakah Rizky sudah benar-benar berubah atau ini hanya sebatas gimik saja. Namun, pada saat ini, yang terpenting adalah fokus pada persiapan untuk lomba yang akan datang.

***

Pelajaran matematika yang dijabarkan penuh dedikasi oleh Bu Kelly mengisi ruangan kelas 12 MIPA 1. Pada jam terakhir, beberapa siswa terlihat agak kebingungan karena rumus-rumus yang rumit, tetapi semangat untuk memahami tetap menyala di wajah mereka.

"Berhubung materinya sudah saya jelaskan, saya di sini akan memberikan tugas kepada kalian. Tapi dikerjakan secara berkelompok." ujar Bu Kelly.

Dengan cermat, Bu Kelly mengacak nomor absen para siswa, mencatatnya di papan tulis dan membentuk kelompok-kelompok yang terdiri dari dua orang. Reaksi mereka pun bervariasi, ada yang melontarkan teriakan kegembiraan saat mendapati teman kelompok yang mereka harapkan, sementara yang lain mungkin merasa kecewa karena tidak mendapatkan pasangan yang diinginkan. Suasana di kelas berubah menjadi ramai oleh gelombang emosi yang berbeda.

Number of TimeWhere stories live. Discover now