Tujuh

112 13 1
                                    


***

"Jadi kemarin lo ketiduran?"

Ketiga temannya menatap Dika penuh selidik. Sedangkan Juna entah kemana, dari tadi batang hidung pemuda lagi-lagi tak terlihat dikantin.

"Yaellah gw kan udah bilang, Iya. Kenapa sih?"

Ketiga temannya itu masih saja menatap Dika dengan menyipitkan mata mereka. Entah apa yang membuat semuanya begitu bertanya-tanya tentang Dika. Sebab baru saja pemuda itu memasuki kantin, ia sudah di kerumuni oleh ketiga temannya tersebut dengan pertanyaan yang beragam.

Dika jadi merasa seperti orang yang sudah mengalami kejadian yang begitu menakjubkan sampai-sampai di wawancarai.

"Lo ama Mahen?" tanya Wawan yang kini melotot kearah dika.

"Iya. Eneng kenapa?"

"Lo ngapain sama dia?" tanya Wawan dengan wajah penuh selidiknya.

Dika menghela nafas pelan, "Udah gw bilang, kita berdua ketiduran."

"Kok bisa berdua?" sekarang giliran Kiki yang penasaran.

Dika yang mendapatkan pertanyaan itu rasanya enggan untuk menjawab. Kalau dia mengatakan Mahen tiba-tiba saja datang dikelasnya dan menariknya ke UKS pasti makin banyak pertanyaan yang akan mereka tanyakan.

"Oh iya, kemarin gw liat dia ditarik ama Mahen." ucap Sul menimpali.

Dika menatap tajam pemuda itu. Kini ia harus mengarang cerita lagi tentang apa yang di katakan Suk barusan.

Wawan dan kiki langsung menatap Dika, "Ngapain lo berdua?"

"Nggak ngapa-ngapain. Kemarin gw diminta tolong bantuin dia, eh kita kecapen terus tidur di UKS."

"Minta tolong apa?"

Dika berdecak sebal,"Udahlah, nggak penting. Gw mau pergi ajah, capek ngomong ama lu semua."

Pemuda itu lalu pergi dari sana dengan wajah yang begitu kesal. Sedangkan Wawan menatap sahabatnya itu penuh curiga. Sebab Dika tak biasanya menghindari pertanyaan-pertanyaan mereka.

"Ada yang aneh ama Dika."

Sedangkan Dika berjalan dengan perasaan penuh kekesalan saat dirinya melewati koridor yang penuh dengan murid yang berlalu lalang. Wajahnya begitu cemberut. Ia hanya merasa risih dengan pertanyaan teman-temannya, ia merasa sudah seperti penjahat yang melakukan kesalahan fatal padahal dia tidak berbohong kalau tertidur bersama Mahen di UKS.

Niat hati ingin ke belakang sekolah untuk menenangkan pikiran, pemuda itu malah di suguhkan pemandangan yang membuatnya terkejut. Sangking tak percayanya ia mengucek matanya untuk memastikan siapa yang berada didepan matanya.

"Mahen nggak sih? Gw nggak salah lihat?"

Mahen ada didepan. Bersama seorang gadis. Dika tak mengenal siapa gadis yang berada dipelukan pemuda itu tapi keduanya nampak begitu nyaman berpelukan.

Setelah terlihat jelas itu Mahen, ia hanya diam memandangi keduanya. Entah kenapa tiba-tiba ada rasa didalam dirinya yang tak bisa di ungkapkan mengapa rasa itu bisa timbul.

Dika memalingkan wajahnya. Saat melihat keduanya saling melepas pelukan, ia ikut pergi dari sana dengan perasaan yang tak bisa dia jelaskan.

"Dik, nanti jadi jalan nggak?" tanya Tiara yang menghampiri Dika yang tengah berjalan di Koridor.

Pemuda itu nampak tak memperdulikannya, ia terus saja berjalan dengan pandangan kosong kedepan. Tiara mengerutkan keningnya, lalu melambai-lambai kan tangan didepan wajah Dika sambil menyamai langkah pemuda itu.

Partner Of Love [Markhyuck]Where stories live. Discover now