cerita di pagi hari II

0 0 0
                                    

Suasana tenang menyelimuti suasana sarapan di kediaman Juanda. Sang kepala rumah tangga sudah siap dengan pakaian khas kejaksaan miliknya sedangkan sang istri sudah rapi dengan setelan kerjanya jangan lupakan snelli yang bertengger di belakang kursinya. Ke empat anak mereka pun sudah rapi dengan setelan mereka untuk pergi ke kampus.

"Gimana kuliah?" Tanya Gibran kepada keempat putranya.

Kebiasaan Gibran untuk menanyakan kabar sang anak atau kuliah mereka, baginya itu penting karena sesibuk apapun Gibran dan kaila anak mereka adalah hal yang paling utama. Mereka tidak ingin ke empat putranya tumbuh tanpa kasih sayang.

"Baik pah, Andika udah mulai cari-cari tema buat skripsi" ucap Andika.

"Puyeng pah, pindah ajalah Arif ke fakultas hukum kayak mas Andika" keluh Arif.

"Ngeluh Mulu Lo bang, kayak gua dong santai" timpal Reza.

"Santai sampai nilai kamu turun, awas aja mama bilangin Tante dina biar ga direstuin hubungan kamu sama Hafizah" ancam kaila pada Reza.

"Kok gitu sih mah, Reza ini anak mama loh" ucap Reza mendramatisir.

"Banyak gaya sih Lo jadi orang" ejek Arif.

"Kamu gimana jar?" Tanya Gibran pasalnya daritadi fajar hanya diam mengaduk-aduk makanan miliknya. Seperti tidak minat untuk memakan makanannya sama sekali.

Entah pikiran fajar saat ini sedang kusut tidak tau karena apa yang pasti setelah kejadian semalam ia menjadi susah tidur. Mungkin karena terlalu memikirkan Nabila. Entahlah fajar juga tidak tau dan tidak mau peduli sebenarnya jika tentang Nabila.

"Jar, gua tau Lo di tolak mulu sama ara tapi jangan sampe galau gini lah" sahut Arif.

"Loh kamu naksir Ara bang?" Tanya kaila kaget mendengar pernyataan anak ketiganya itu.

Fajar mengangguk pelan sembari tersenyum tipis kepada sang mama.

"Mama kira sama Nana, kalian kan lengket dari kecil" ucap kaila.

"Papa kira juga gitu, kalo gitu kamu aja rif yang sama Nana" ucap Gibran.

"Papa apa-apaan sih" sewot fajar tidak terima dengan kalimat sang papa.

"Kok Lo sewot bang, lagian kasian bnag Arif jomblo, jadi biarin aja kali deketin kak Nana" ucap Reza.

Dibegitukan fajar langsung terdiam, benar juga untuk apa dirinya tiba-tiba menjadi kesal bukannya yang terpenting bukan Tiara yang akan di dekati oleh Arif.

"Oiya jar, semalam mas lihat kamu hujan-hujanan sambil gendong Nana, emang kamu habis darimana sama Nana?" Ucap Andika.

"Nana kenapa bang?" Tanya kaila dengan raut kaget dan cemas.

"Arif ga tau mah" jawab Arif.

"Bukan bang Arif ya tapi bang fajar, pede banget sih" ucap kaila kesal dengan Arif.

"Gitu amat sama anak" gerutu Arif.

"Gapapa cuma pengen main hujan" jawab fajar cuek.

Tidak mungkin kan fajar menceritakan kejadian yang sebenarnya, yang ada dirinya nanti hanya akan menjadi bulan-bulanan keluarganya.

"Main hujan gimana?" Tanya kaila bingung dengan jawaban fajar.

"Ya fajar sama Nana pengen main hujan mah" ucap fajar.

Cuma jawaban itu yang bisa fajar keluarkan, lagipula dulu ia dan Nabila memang sangat suka bermain hujan bersama.

Sebenarnya fajar terkejut bahwa Andika melihat kejadian tadi malam, fajar juga tidak tau harus menjawab seperti apa karena memang ia tidak mengerti dengan keadaan Nabila semalam. Karena setelah mengantar Nabila sampai di depan balkon kamar Nabila, gadis itu hanya berterimakasih dan langsung masuk ke kamarnya begitu saja.

tentang kitaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora