first love and rival

5 1 0
                                    

Berbeda dengan kehidupan Nabila yang selalu dipaksa, diatur, harus serba bisa, mandiri, serta harus sempurna dalam segala hal, bungsu keluarga suwardana sangat dimanja oleh kedua orangtuanya.

Apapun yang diinginkan gadis berkulit tan itu dapat ia genggam dengan sangat mudah tapi tidak dengan satu hal yaitu seseorang dengan pemilik senyuman yang sangat tampan dan hangat menurutnya atau bisa dikatakan cinta pertamanya.

Andika kama juanda sulung keluarga Juanda ia telah merenggut hati seorang renia Buhti suwardana sejak ia masih mengenakan popok dan meminum susu dari botol.

Kala itu keluarga mereka yang tinggal di Amerika harus pindah ke Indonesia karena sang Daddy yakni Rifan suwardana diperintahkan oleh sang kakek untuk mengurus perusahaan yang berada di Indonesia.

Saat itu keluarga Juanda datang membantu acara perpindahan keluarga suwardana selain bertetangga ternyata Rifan dan Gibran dulunya adalah sahabat semasa di bangku kuliah.

Flashback

Saat itu seluruh orang berada di bawah untuk merapikan barang-barang dan pada waktu itu renisa kecil sedang tertidur didalam kamarnya, saat matanya mengerjap untuk bangun ia tidak menemukan sang mommy, Daddy, ataupun kakaknya melainkan hanya seorang anak kecil yang seumuran dengan kakaknya tengah terduduk di sampingnya sambil memandangi dirinya yang tertidur.

"Hiks mom ana? (Mommy kemana?)" Isak renisa kecil saat tidak melihat keberadaan kedua orangtuanya dan kakak nakalnya itu.

Sedangkan anak lelaki kecil itu hanya memandang renisa kebingungan dengan mata bulatnya.

"Huwaaaa momm" tangis renisa kecil semakin pecah saat anak kecil seumuran dengan kakaknya itu hanya memperhatikannya saja.

Anak lelaki itu gelagapan. "Jangan nangis" ucap lelaki itu tangan kecilnya terulur mengusap air mata yang mengalir pada pipi chubby renisa kecil.

"Momm" Isak renisa kecil mendudukkan tubuh mungilnya.

"Mom kamu di bawah sama mama aku, sabal ya, namaku andika, kamu lenisa kan?" Ucap Andika kecil memperkenalkan dirinya dengan logatnya yang masih cadel.

Renisa mengangguk lucu dengan mata yang masih berlinang air mata sebagai jawaban.

"Udah jangan nangis Andika temenin lenisa" ucap Andika kecil memeluk renisa. Kebiasaan seorang Andika memeluk sang adik kembar nakalnya itu apabila mereka menangis.

Semenjak saat itu renisa mendeklarasikan Andika sebagai kakak favoritnya karena andika lebih banyak menjaga dirinya dibandingkan kakak kandungnya sendiri.

Flashback end.

"Ren" ucap seseorang yang tengah duduk di samping renisa mencoba memecah lamunan renisa.

Pasalnya sudah sejak lima belas menit mereka berada di kantin universitas, renisa terus termenung sembari menatap seseorang.

"Oii renisa" panggil seseorang yang lain sembari mengguncang bahu renisa pelan.

"Ha, gimana?" Tanya renisa seketika sadar dari lamunannya.

"Apanya yang gimana, Lo ngelamun daritadi" ucap Lala dengan nada yang kesal karena tidak di gubris-gubris oleh renisa sejak tadi.

"Dia ga ngelamun cuma lagi memandang ciptaan tuhan yang indah aja" ucap atar.

Lala dan atar merupakan sahabat renisa sejak duduk dibangku sekolah menengah atas bahkan sampai kuliah pun mereka tidak terpisahkan buktinya saat ini mereka berada di jurusan yang sama yakni fakultas hukum.

tentang kitaWhere stories live. Discover now