cerita di pagi hari

6 0 0
                                    

Nabila menarik nafasnya dalam-dalam saat melihat interaksi sang ayah yang sangat perhatian dengan adik laki-laki nya sementara sang bunda yang perhatian dengan adik perempuan nya. Sang bunda dengan telaten mengisi piring ayah dan kedua adik kembarnya dengan nasi dan lauk pauk yang tersedia di meja makan.

"Bun Nana juga mau di ambilin" ucap Nabila tersenyum sembari menyodorkan piringnya.

"Jangan manja Nana" ucap sang ayah dengan wajah datarnya.

"Iya kamu kan udah gede, bisa ambil sendiri Nana" timpal sang bunda.

Nabila kembali memundurkan piringnya sembari tersenyum miris lalu mengambil makanannya sendiri.

"Jangan banyak-banyak makannya Nana nanti jadi gemuk, bunda ga suka" ucap ghina sembari melayani suami dan anak-anaknya.

"Iya bunda" lirih Nabila.

Selalu seperti ini. Hidup Nabila memang penuh dengan aturan bahkan makan pun Nabila diatur. Tidak boleh makan ini, tidak boleh makan itu, jangan makan banyak agar tidak gemuk. Padahal Nabila hanya ingin makan dengan tenang seperti kedua adiknya.

"Makan yang banyak Lutfi, kamu kuliah sampai sore kan hari ini" ucap Cahyo tersenyum lalu mengusap sayang kepada satu-satunya anak lelakinya.

"Fathiah juga makan yang banyak ya" ucap ghina menambah lauk pauk untuk anak bungsunya itu.

Semua itu tidak luput dari pandangan Nabila. Nabila hanya bisa tersenyum kecut melihat interaksi tersebut.

Dari kecil memang dirinya tidak pernah di manja dan mendapat perhatian lebih dari kedua orangtuanya. Mereka hanya menuntut Nabila untuk selalu belajar, menjadi sempurna dan menjadi contoh yang baik untuk kedua adiknya.

Apalagi kedua orangtuanya semakin mengacuhkan Nabila saat dirinya gagal dalam ujian untuk masuk ke universitas jurusan kedokteran dan berakhir masuk di kedokteran gigi.

Sang ayah saat itu sangat kecewa bahkan selama satu bulan mengacuhkannya dan tidak mengajak Nabila berbicara sama sekali. Apalagi ketika kedua adiknya dinyatakan masuk kedokteran dirinya semakin menjadi bahan ejekan di keluarganya sendiri.

"Nana bantu bunda cuci piring" ucap ghina saat mereka sudah menyelesaikan acara sarapan.

"Tapi Bun, Nana udah telat" ucap Nabila.

"Bunda cuma minta bantu cuci piring Nana" ucap ghina kesal karena permintaan nya ditolak.

"Bun, fathiah aja yang bantuin, kasian kak nana kalo terlambat" ucap fathiah.

"Jangan sayang nanti malah kamu yang terlambat, itu udah di tunggu pak bian, Lutfi sama ayah aja sudah berangkat, sana gih kamu berangkat juga" ucap ghina mengelus surai sebahu milik fathiah.

Fathiah menatap sang kakak merasa bersalah dan tidak enak. Tapi Nabila tersenyum dan mengangguk pada sang adik seolah berkata tidak apa-apa ia bisa mengerjakannya sendiri.

Nabila dan fathiah memang diberi supir pribadi oleh sang ayah sedangkan Lutfi memilih mengendarai mobilnya sendiri.

"Yaudah fathiah berangkat" ucap fathiah ragu-ragu meninggalkan sang bunda dan kakaknya.

"Yaudah fathiah berangkat" ucap fathiah ragu-ragu meninggalkan sang bunda dan kakaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
tentang kitaWhere stories live. Discover now