53 "LELAKI KECIL"

28 2 0
                                    

"Jadi bagaimana kondisi mamah saya dok?, apa sudah diperbolehkan untuk pulang hari ini?" Tanya Alvarez, kepada dokter yang selama ini mengawasi sang mamah, dokter tersebut adalah dokter psikiater internasional asal Malaysia

"Dari pihak kami, kami telah membuat keputusan bahwa Puan Rani dibenarkan pulang, kerana keadaannya semakin hari semakin baik" ucap dokter itu.

"Tapi dengan seperti itu, tidak berarti kami mengatakan Puan Rani benar-benar pulih sepenuhnya. Kami menghantarkannya pulang untuk melihat, apakah dengan ada suasana baru, per sekitaran baru, dapat membantunya sembuh sepenuhnya. Jika ya, syukurlah, tetapi jika usaha kita gagal, tuan juga perlu bersedia, jika Puan Rani dibawa balik ke tempat ini untuk kali kedua," sambung dokter.

"Jangan sesekali ingatkan dia tentang perkara yang akan membuatkan Puan Rani histeris, tambah pula bila dia tidak dapat menyesuaikan diri dan menerima hakikat sesuatu, berikanlah apa yang kiranya menggembirakan dia. Itu sahaja, pesan saya, obat itu perlu dimakan setiap hari, jangan lupa kawal setiap minggu di hospital terdekat di sana" jelas dokter itu, panjang lebar

"Baik dok. Kalau begitu saya permisi, terimakasih atas semua penanganan terbaik selama 3 tahun ini" ucap Alvarez menjabat tangan dokter tersebut

"Sama-sama tuan" ucap dokter, lalu Alvarez pun berjalan keluar

"Mah, kita pulang ya sekarang" ucap Alvarez, yang baru saja kembali dari ruangan dokter

Seketika terukir senyuman di wajah sang mamah. "Kamu seriusan Al?, dokter udah bolehin mamah pulang?"

Alvarez ikut terbawa dalam kebahagiaan mamahnya saat ini. "Iya mah"

"Sus bereskan semua barang-barang mamah saya" ucap Alvarez

"Baik pak" patuh sang suster

"Zezo mana mah?" Tanya Alvarez

"Baru aja keluar, mau ambil mainan katanya" jawab Rani

"Papah" suara anak kecil, yang baru saja membuka pintu, berjalan mendekat kearah Rani dan Alvarez, yang sedang berduduk santai di pinggir ranjang

"Kamu dari mana aja nak, papah tadi kan suruh Zezo temani omah disini" ucap Alvarez, seolah berdandan tidak tahu,

"Jejo ambil mainan sebental" ucap Zezo, memamerkan mainan itu kepada sang papah

"Sus mana?" Tanya Alvarez, kepada Zezo, pasalnya anak kecil itu, sedari tadi bolak-balik ke kamar sang nenek hanya seorang diri

"Ncus lagi masak" jawab Zezo, dengan segenap keimutannya

Alvarez dibuat mengernyit dahi, sesaat setelah mendengar perkataan yang baru saja Zezo lontarkan.

"Masak apa sayang?, inikan masih jam setengah 3 pagi" Tanya Alvarez

"Masak enak buat jejo" ucap Zezo

Alvarez menatap heran sang mamah, raut wajahnya itu menunjukan bahwa dirinya sedang bertanya-tanya.

"Iya, anak kamu itu kalau sore nggak makan, biasanya malem-malem bangunin susternya suruh buatin makanan, kalau gitu dia juga gak tidur" jelas Rani

Alvarez yang mendengar cerita dari sang ibu pun, seketika menggeleng tertawa.

"Ya ampun anak papah" ucap Alvarez, mengacak-acak rambut sang anak, lalu membawanya ke atas pangkuannya

"Tok,,,,,tok,,,,,,tok" terdengar suara ketukan pintu

"Masuk" sahut Alvarez

"Itu ncus" ucap Zezo riang, saat melihat susternya datang dengan membawa sepiring nasi, beserta lauk yang baru saja matang

"Berdoa dulu nak" ucap Alvarez

Kini kamar Rani sangat dipenuhi dengan celoteh cucunya yang sedang makan itu.

"Zezo. Bicaranya nanti ya sayang, sekarang dihabisin dulu makanannya" perintah sang nenek

"Iya omah" patuh Zezo

"Sus. Setelah ini beresin barang-barang Zezo ya, kita pulang ke Indonesia hari ini" perintah Alvarez, dipertengahan sang suster sedang menyuapi putranya

"Baik pak" ucap Rina, sang suster

Cinta Dan Lukanya Where stories live. Discover now