42 "SEDERHANA SAJA"

50 5 0
                                    

"Kamu nanti tidur dimana?. Diluar sini?" Tanya Alvarez, tanpa menoleh Alana merespon Alvarez dengan anggukan kecilnya

"Kenapa gak tidur di dalam?" Tanya Alvarez lagi

"Gatau. Kurang nyaman aja aku kalau tidur di dalam mas, udaranya kayak pengap gitu menurut aku" jelas Alana

"Terus kamu mau tidur di kursi ini?" Tanya Alvarez

"Iya lah, dimana lagi kalau gak dikursi ini" Alana dengan santainya menjawab

"Alana" lirih Alvarez mengisyaratkan agar Alana menoleh ke arahnya

Kini mereka bertatap-tatapan. "Apa mas?" Tanya lembut Alana

"Kamu mau yang mana buat pernikahan kita nanti?" Tanya balik Alvarez dengan memperlihatkan beberapa dekorasi pernikahan yang cukup terbilang mewah dari handphonenya

"Ini terlalu berlebihan mas. Lagian kamu ngundang berapa banyak orang sih" ucap Alana setelah melihatnya

"Gak banyak, paling cuma rekan bisnis aku sama orang terdekat aja" ucap Alvarez

"Yaudah kalau gitu kita adain yang sederhana-sederhana aja mas, lagian aku juga cuma ngundang beberapa teman aku aja" balas Alana

"Menikah cuma satu kali seumur hidup loh, kamu gapapa kalau acara pernikahan kita sederhana" ucap Alvarez

"Justru itu lebih baik mas, acara cuma beberapa jam selesai, mubazir kalau harus keluarin duit sebanyak itu. Totalitas dalam pesta pernikahan itu memang bagus mas, tapi sebaiknya pakai 30% dari uang tabungan dan yang 70% itu untuk menghadapi kehidupan selanjutnya. Lagian gak perlu mewah mas yang penting sah Dimata agama dan mata hukum" jelas Alana

"Jadi nanti acara lamaran, akad dan resepsi, kita adakan sederhana aja ya. Sederhana bukan berarti tidak mampu kok. Tapi, sederhana itu adalah sesuatu yang dilakuin dengan cara tidak berlebih-lebihan atau sikap yang tidak berpokok pada kemewahan" lanjutnya, dengan terus menatap bola mata indah milik Alvarez

Alvarez membelai rambut Alana. "Dari ini aku makin yakin, milih kamu untuk dampingi hidup aku kedepannya"

Alana tersenyum. Lalu ia melihat handphonenya, yang saat ini menunjukan tepat pukul 10.00 malam, di detik yang sama Alana menoleh kembali ke arah Alvarez.

"Mas, ini udah malem loh. Kamu gak pulang?" Tanyanya

Alvarez menggeleng kecil. "Gak. Aku mau tidur sini, kasian kamu nanti sendirian" jawab Alvarez

"Gapapa mas, lagian aku juga udah biasa. Kamu kan belum terbiasa takutnya masuk angin" ejek Alana dengan menahan tawanya

Alvarez menggeleng cepat. "Gak ada masuk angin" ucap Alvarez meyakinkan Alana dengan tingkah lucunya

"Yaudah kalo itu mau kamu" ujar Alana pasrah, karena ia tahu apapun yang terjadi, yang namanya Alvarez itu akan tetap kekeh pada pendiriannya

Saat ini Alvarez yang sedang fokus dengan handphone nya itu menoleh ke arah Alana, pasalnya sudah beberapa saat suasana hening dan tak terdengar lagi suara Alana. Ternyata benar saja, tidak membutuhkan waktu lama untuk Alana masuk ke alam bawah sadarnya.

Alvarez tersenyum. "Udah tidur dia". Tidak lama Alvarez pun menyusul Alana ke alam mimpinya.

Saat ini waktu telah menunjukan pukul 05.35.

Alana menggeliat dan terbangun dari tidurnya dengan posisi kepalanya yang tersandar di bahu alvarez, begitupun dengan Alvarez yang bersandar dikursi.

Saat Alana menyadari posisinya saat ini, ia pun segera bergeser untuk memberi jarak antaranya dan Alvarez. Dirinya mulai mencari keberadaan ponselnya.
"Jam berapa ini?" Tanyanya lirih. "Udah jam setengah enam ternyata" jawabnya sendiri dalam hati

Alana menatap kembali Alvarez. "Kasian mas Al pasti kedinginan" ucapnya lalu berdiri dan masuk kedalam ruangan sang papah, berharap ia menemukan selimut disana

Alana membuka pintu dengan sangat pelan dan hati-hati, ia takut jika mengganggu orang tuanya yang sedang beristirahat.

"Alana" panggil sang papah

Alana seketika dibuatnya terkejut. "Loh.... Pah udah bangun?" Tanyanya

Cinta Dan Lukanya Where stories live. Discover now