00XV. Kedatangan anggota keluarga baru

37 4 0
                                    

00XV. Kedatangan anggota keluarga baru

Berbekal surat jalan resmi dari raja Robelia ke-VII, Kaelus alias marquis Cleveland kembali ke wilayah kekuasaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berbekal surat jalan resmi dari raja Robelia ke-VII, Kaelus alias marquis Cleveland kembali ke wilayah kekuasaannya. Setelah satu pekan tidak pulang ke rumah, sekarang Kaelus memiliki tekad untuk pulang dan berjumpa dengan keluarga kecilnya. Walaupun sebentar, Kaelus memiliki keharusan untuk berpamitan pada wanita yang ia cintai. Pasalnya, esok hari Kaelus akan pergi ke Berg untuk mengurai simpul di hatinya.

“Di mana Charlotte?” tanya Kaelus ketika hanya mendapati sang istri yang menyambut kepulangannya.

“Hari ini Charlotte tidur lebih awal karena kelelahan.”

Marchioness Cleveland yang menyambut kepulangan suaminya dengan penampilan sederhana—gaun malam rumahan yang sopan—tidak dapat menyembunyikan rasa rindunya. Ketika mereka masuk ke dalam kamar tidur, wanita bermata biru laut itu langsung memeluk tubuh tegap suaminya.

“Ada apa?” tanya sang suami, keheranan.

“Apakah seorang istri membutuhkan alasan untuk memeluk suaminya?” balas Cyrene. Suaranya agak teredam karena wajahnya terbenam di dada bidang sang suami.

Kaelus tertohok. Lidahnya langsung kelu ketika mendapat jawaban seperti itu. Guna mengurangi kecanggungan, ia segera membalas pelukan sang istri seraya memberikan tanda cinta di pucuk kepalanya.

“Kamu merindukanku?” pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja dari bibir Kaelus.

Dalam pelukannya, Cyerene sempat bergumam tidak jelas. Setelahnya, pelukan wanita itu semakin mengerat.

Kaelus membiarkan istrinya melepas rindu. Kaelus juga rindu istri serta putrinya. Namun, pikiran serta perasaannya masih kacau. Itulah mengapa ia memilih untuk menjauhkan diri dari keluarga kecilnya.

“Tunggu sebentar, aku harus mandi. Setelah itu kamu boleh memelukku sepuasnya.”

Pelukan itu kini berjarak karena marquis Clevelend secara perlahan menarik diri. Seraya tersenyum tipis, pria gagah itu membelai surai indah milik istrinya.

“Aku butuh mandi air dingin,” katanya. “Boleh aku mandi dulu?”

Wanita cantik dengan pembawaan tenang nan elegan itu mengangguk seraya mengulas senyum bersahaja. “Tentu saja boleh. Asalkan setelah itu, seluruh waktu suamiku adalah milikku.”

“Dengan senang hati, ma’am.”

Kaelus menjawab dengan jenaka. Istrinya sempat tertawa kecil, sebelum mempersilahkan sang suami yang katanya ingin mandi air dingin, alih-alih air hangat. Kaelus sepertinya butuh air dingin untuk mendinginkan isi kepala, ketimbang air hangat yang dapat membuat tubuh rileks.

Selesai mandi, Kaelus keluar dengan tubuh yang jauh lebih segar. Rambut hitamnya tampak basah dan sedang dikeringkan menggunakan handuk kecil. Begitu mengambil langkah ke-tiga dari pintu kamar mandi, ia menangkap sosok yang dicintai tampil berkali-kali lipat lebih cantik dari sebelumnya. Gaun malam rumahan yang sopan tidak lagi melekat di tubuh rampingnya, melainkan gaun tidur berwarna burqundy. Gaun itu sepertinya baru dibeli karena Kaelus baru pertama kali melihat sang istri menggunakannya.

Levirate MarriageWhere stories live. Discover now