23 || FIRST KISS

42 5 0
                                    

"Waww! Apa ini?" Gumam Zeus terkejut, melihat sosok Aldo yang membela pria itu. Ia kenal dengan Aldo yang adalah kekasih zera dulu, bahkan mereka sempat akan menikah namun sayangnya keluarga lelaki tak menyukai dan merestui hubungan Aldo dengan zera.

"Gue mohon lepasin dia.." mohon Aldo dengan nada parau dan lemah karena luka luka ditubuhnya.

Arvaz berdecih sinis. "Lo siapa nyuruh nyuruh gue hm?"

Aldo mengelan nafas gusar. "Gue mohon sama lo vaz. Lepasin dia, gue minta maaf atas kekacauan yang dia perbuat." Mohon Aldo, pria itu menatap tak suka pada Aldo yang meminta maaf atas nama dirinya.

"Lo nggak usah ikut campur Aldo!" Sarkas pria itu pada Aldo.

Aldo mendesis kesal. "Lo diem aja! Gue ngelakuin itu demi lo! Lo kenapa sih terobsesi banget sama zera! Sejak dulu lo yang selalu gangguin hubungan gue sama zera. Setelah hubungan gue sama zera berakhir lo, lo masih aja tetep gangguin dia. Terus lo mau nya apa? Gue nggak akan biarin lo hancurin kebahagian zera, hanya karena obsesi lo!"

"Obsesi?" Gumam Zeus dan brian pelan. Sementara arvaz hanya menatap malas kedua pria itu.

Pria itu mendesis geram. "LO NGGAK NGERTI!" Teriaknya emosi.

Aldo menggelengkan kepalanya tak percaya. "Obsesi lo udah terlalu berlebihan! Lebih baik lo obati penyakit gila lo itu!"

"Aldo, lo nggak usah ikut campur. Lo nggak ada hubungannya dengan ini semua! Zera, dia harus menjadi milik gue! Bukan siapapun! Termasuk dia!" Tunjuk nya pada arvaz yang air muka yang semakin gelap.

"Udah?" Sahut arvaz tenang, kedua bola matanya menyorot pada pria itu dingin.

Pria itu menatap remeh arvaz, walau sebenernya didalam lubuk hatinya ia sangat takut melihat tatapan pria itu. "ZERA ITU HANYA BOLEH JADI MILIK GUE! HANYA MILIK GUE SEORANG! Dan lo nggak pantas buat zera! Selama ini gue yang selalu bantu dia buat masuk sekolah impiannya, gue juga yang masukin dia keuniversitas impiannya lewat beasiswa, sepatutnya dia itu jadi milik gue. Karena hanya gue yang selalu ada buat dia!"

Arvaz terkekeh kecil. "Lo pikir gue nggak bisa bayar itu semua hm? Berapa jumlah uang yang lo keluarin buat istri tercinta gue? Gue nggak akan biarin dia berhutang sama siapapun kecuali sama gue." Kata arvaz tak suka. Pria itu menggeram ketika arvaz memanggil zera dengan sebutan istri.

"Perusahaan lo nggak ada apa apa nya sama perusahaan gue. So, lo pikir gue nggak bisa bayar itu semua." Lanjut arvaz sontak membuat lelaki itu terkejut.

Bagaimana arvaz tau? Pikirnya.

Arvaz tersenyum tenang, ia melirik brian yang menganggukan kepalanya mengerti.

"Gue tau semua tentang lo, siapa lo, keluarga lo, tujuan lo, bahkan riwayat kegilaan lo. Perlu gue masukin ke rumah sakit jiwa lagi?" Sindir arvaz tenang. Maniknya berubah menjadi tajam. "Jangan berfikir lo akan bisa mengambil zera dari gue. Karena zera ditakdirkan hanya untuk arvaz seorang. Tuhan aja berpihak sama gue, karena tuhan juga tahu mana yang pantas untuk zera."

Mata hitam arvaz beralih menatap Aldo. "Dan untuk lo, gue nggak akan pernah lepasin manusia yang membuat istri gue sedih. Lo tau, pria gila itu membuat nyonya besar dan istri seorang arvaz sedih karena acara yang sudah dipersiapkan nya dengan baik harus hancur dan gue nggak akan biarin orang itu lepas. Dia harus mendapat pelajaran atas tindakannya berani bermain main dengan seorang Arvaz." Ujar arvaz panjang lebar.

Beberapa orang berpakaian jas hitam dengan kacamata datang membawa beberapa koper.

"Gue udah itung semua total sejumlah uang yang dia keluarin untuk biaya pendidikan zera." Kata brian. Arvaz menarik sudut bibirnya.

ARVAZ Where stories live. Discover now