5 || CEMBURU ?

69 5 0
                                    

Satu bulan telah berlalu setelah sejak terakhir bundanya yang menginginkan dirinya yang dijodohkan dengan putra salah satu teman bunda nya. Ia meminta waktu pada zahara untuk memikirkan nya.

Zera segera bersiap siap untuk bekerja. Gadis itu keluar kamar dengan pakaian sudah rapi. Ia melihat sang bunda sedang menyusun piring di meja makan.

"Bund" Panggil zera. Zahara menatap zera yang sudah rapi. Ia tersenyum lembut.

"Ayok makan zera" titahnya. Zera menghampiri wanita itu. Lalu duduk disampingnya.

"Bund, tentang perjodohan itu.." Tangan zahara yang sedang mengambil lauk Pauk tergantung. Ia menatap zera penasaran. Zera menatap sang bunda dengan yakin. "Zera menerima nya" Lanjut gadis itu.

Senyum zahara mengembang. Tangannya kembali bergerak mengambil lauk Pauk untuk zera.

"Kamu yakin zera?"

Zera mengangguk. "Zera yakin Bund. Entah mengapa, zera tak pernah merasa semantap ini. Hati zera juga seakan menyuruh zera untuk menerimanya, seakan kita memang ditakdirkan." Kata zera serius.

"Baik lah, kalau begitu. Nanti bunda akan memberitahu Helena" Kata zahara, ia mengusap lembut kepala zera.

"Anak tante Helena?" Tanya zera baru menyadari. Zahara mengangguk.

"Iya. Yaudah kamu makan," suruh nya. Zera mengangguk lalu memakan sarapannya begitupun zahara.

****
"Zera!" Sapa Aldo.

Zera mengalihkan pandangannya pada lelaki yang kini berjalan kearahnya, jangan lupakan senyuman yang ditampakkan lelaki itu. Ia masih ingat pesan Luisa. Untuk tidak berharap kembali dengan orang yang telah dua kali melakukan hal yang sama.

"Kenapa kamu selalu menghindari ku?" Tanya Aldo sedih. Sedangkan zera tak berekspresi. "Bagaimana kalo kita mengobrol di Cafe biasa. Kamu mau kan?" Tanya Aldo penuh harap.

"Maaf do, emm saya sedang sibuk. Permisi." Jawab nya sopan. Lalu melenggang pergi tanpa menunggu komentar Aldo.

"Zera!! Dengerin aku dulu.. waktu itu yang kamu lihat nggak seperti yang Kamu pikirkan, Zera!" Kata Aldo frustasi.

Aldo menatap punggung zera yang semakin menjauh sendu. "Maaf.." gumam nya.

Zera berjalan dilorong rumah sakit, namun tiba tiba saja seseorang menabrak bahunya hingga terhuyung.

Bruk

Zera hampir terjatuh, namun sebuah tangan besar memegang pinggangnya. Kedua manik itu bertubrukkan. Semua orang yang berada di tempat kejadian menjadi saksi bisu terhadap keduanya. Banyak bisik bisik terdengar.

"Wahh mereka sangat serasi bukan??"

"Ya, yang satu cantik dan yang satunya ganteng. Benar benar pasangan yang cocok"

"Apakah mereka pasangan?"

"Cih, murahan banget."

"Cantikan juga gue!"

"Astagaa. Anak jaman sekarang, kalau pacaran memang beda ya?"

"Bukan kah dia dokter zera? Lalu siapa lelaki itu?"

"Ahh, bukannya dia CEO muda itu ya"

"Ya! Dia juga pemilik Rumah sakit ini!"

"Wahhh masih muda namun sudah sukses!"

"Saya akan menjodohkan putri saya dengan nya. Kelihatannya juga pria itu dari keluarga baik baik."

"dia yang berada dalam media! Aku seperti sedang bermimpi bertemu dengan pria itu!"

ARVAZ Where stories live. Discover now