32

777 162 6
                                    

Laporan pertama berhasil didapatkan dan disusun. Masing-masing jurnalis mendapatkan potret dari tempat yang mereka cari. Ada juga yang mengambil beberapa sampel yang berceceran di beberapa sudut ruang. Ada juga yang mengambil bukti dari kertas-kertas dokumen yang tersusun diatas meja besi.

Sebuah tempat terpencil menarik perhatian (y/n). Diikuti oleh Neuvillette, gadis itu sampai dan berjongkok. Tangannya menggenggam tanah basah yang gembur, seperti baru saja selesai digali dan ditutupi.

Neuvillette sendiri terlihat mengerutkan keningnya. Pria itu pasti mencium aroma darah yang samar, yang berasal dari gundukan tanah itu.

"Sebaiknya biarkan Garde yang membuka gundukan tanah itu." Neuvillette memegangi bahu (y/n), menghentikan gadis itu membongkar sisa-sisa pembunuhan yang ditinggalkan pelaku.

"Saya butuh fotonya. Bukti yang kuat agar bisa menjebloskan pelaku ke kematian." (Y/n) berkata dengan santai dan melepaskan tangan Neuvillette dari bahunya.

Gadis itu mulai mengorek-ngorek tanah menggunakan sepotong lempengan kayu. "Normalnya TKP tidak boleh disentuh sebelum oleh orang-orang yang berwenang, tapi kami sebagai orang-orang yang turun langsung kelapangan mendapatkan hak khusus diperbolehkan untuk menyentuh TKP secara langsung untuk membuat laporan yang selalu Anda terima dengan bersih, Hakim Agung. Ini adalah pekerjaan kotor sekaligus mulia. Saat kami meninggalkan TKP dan para Garde juga orang-orang yang berwenang datang, jejak kami dianggap nol dan dihapuskan."

Sebongkah potongan besar daging dari seorang perempuan yang telah mati muncul setelah lapisan tanah terakhir diangkat. (Y/n) hampir saja menangis karena aroma tajam yang menusuk hidungnya.

"Siapapun yang terbaring diatas tanah yang dingin ini, semoga kau beristirahat dengan tenang. Aku bersumpah akan menjadi suaramu untuk mendapatkan keadilan."

(Y/n) berucap sebelum mengambil beberapa gambar dari berbagai sisi lalu pergi bersama Neuvillette, meninggalkan mayat itu tetap disana agar diurus oleh yang berwenang.

Neuvillette bisa melihat ketegaran yang ada di kedua mata (y/n) saat selesai mengambil bukti. Getaran ditangan gadis itupun tidak luput dari pandangannya. Pasti sulit, mau sesering apapun seseorang melihat jasad pasti tetap punya bagian yang takut didalam hati.

Neuvillette dengan cepat berjalan disamping (y/n) dan meraih tangan gadis itu. "Kau takut."

"Sedikit."

Neuvillette paham, manusia saat melihat ada manusia lain yang berakhir semengerikan itu pasti akan berpikir bagaimana rasanya menjadi mereka. Mati diatas tangan yang kejam, diletakkan begitu saja diatas tanah yang dingin seperti hewan. Dibiarkan meregang nyawa hingga tiada.

"Sebaiknya kau duduk dulu saja." Neuvillette mengantarkan gadis itu pada sebuah kursi kayu. "Biar yang lain mengurus sisanya."

"Tapi saya-"

"Duduk."

Seolah tidak mau dibantah, Neuvillette kini beralih membantu yang lainnya untuk mengumpulkan data-data yang tersisa. Bahkan beberapa dokumen diikat dan dimasukkan kedalam kantong khusus anti air untuk diteliti.

Mereka kini telah mengantongi beberapa nama pelaku, juga jejak yang mengarak ke wilayah Petrichor. Wilayah paling kecil dan selatan dari Fontaine. Tempat bangsa Remuria runtuh, juga tempat dimana kini banyak peneliti yang datang tapi berakhir dengan kehilangan kesadaran.

"Sisanya akan diselesaikan oleh Duke setelah kembali dari Sumeru nanti." Neuvillette menjelaskan. Tangan pria itu tersampir sekedar merapikan poni (y/n) yang hanya sepanjang setengah dahi. "Kalian tinggal memberikan bukti itu ke Palais Mermonia dan menerima bayaran."

Neuvillette mengamati wajah (y/n) dengan tenang. Wajah dengan mata seperti kucing, alisnya tajam hingga membuat sudut lancip. Membuat mata gadis itu terlihat tegas. Neuvillette turun kearah bibir (y/n) yang sisa polesan pewarnanya acakan. Ibu jarinya sedikit mengusap bagian bibir bawah, sekedar membersihkan.

"Yah, begini lebih baik."

"Apanya?" (Y/n) melihat kearah Clorinde yang memandu tim keluar dari tempat itu. "Saya juga mau keluar. Saya tidak suka terlalu lama disini."

Neuvillette mengangguk mengerti, tangannya membantu memapah (y/n) agar tetap disamping pria itu. "Sepertinya Clorinde lewat jalur tadi, mau coba lewat jalur laut?"

"Kenapa?"

"Ada berang-berang, ikan, dan anjing laut. Kau pasti menyukainya." Neuvillette menuntun, kini keduanya telah berhadapan dengan lautan luas.

"Anda yakin? Itu terlihat.... Gelap."

Neuvillette sedikit berbungkuk, mengambil tangan (y/n) untuk sekedar mengecup buku-buku jari gadis itu. "Ada aku yang akan menjagamu."

"Entahlah... Saya tidak yakin."

Neuvillette tersenyum tipis, "tutup matamu dan tahan nafasmu. Buka matamu ketika aku berhenti berenang."

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Ciahhh, ngedatenya didalam lautan 🗿

.
.
.

POV Khusus + wansut Alhaitham sama Sunday akan habis dalam 3 hari lagi, ayo jangan lupa dibeli say 😗

.
.
.

.
.
.

27 April 2024

𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Where stories live. Discover now