9

1.1K 245 26
                                    

Neuvillette merendam tubuhnya didasar lautan, duduk diatas batu karang ditemani ikan-ikan yang berlalu lalang menatapnya dengan penuh keingintahuan. Matanya menatap ke kejauhan, beberapa penyelam tampaknya turut mencoba mengabaikan Hakim Agung sepertinya duduk diam disana.

Neuvillette bergerak perlahan, menyudahi merendam tubuhnya dan hendak keluar dari dalam air. Matahari bisa dilihat sudah menampakkan diri diatas sana, membuat Neuvillette mau tidak mau bergegas berenang. Dia tidak mau terlambat hari ini.

Di bibir pantai terlihat banyak manusia yang bersantai. Mengingat sekarang adalah hari libur, membuat Neuvillette yang berpakaian rapi dan basah saat keluar dari air menjadi perhatian bagi banyaknya pasang mata.

"Iudex?"

Manusia-manusia mulai berkumpul disekitarnya, membuat Neuvillette merasa sedikit tidak nyaman. Pakaiannya yang basah terasa amat melekat dikulit. Neuvillette ingin segera mengganti pakaian kerjanya ini dengan kemeja biasa.

"Permisi," Neuvillette mencoba membuka jalan untuknya, begitu manusia-manusia itu bergeser pelan saat merasakan keengganan Sang Hakim Agung.

Neuvillette segera berjalan dengan cepat menuju Palais Mermonia, tempatnya biasa beristirahat dan menyimpan pakaian.

Meski para melusine ikut melihatnya aneh, Neuvillette acuh. Bahkan Menthe ikut bertanya apa yang terjadi padanya saat dijalan tadi.

Neuvillette segera mengambil kemeja putih biasa dan celana hitam semata kaki. Sepatunya basah jadi dia akan memakai sepatu lainnya.

Neuvillette dengan pakaian formalnya kini duduk diatas kursi, membiarkan Sedene mengikatkan rambutnya seperti biasa.

Neuvillette terkadang melirik kearah cermin, berandai-andai jemari lentik (y/n) lah yang menyentuhnya. Mengikatkan rambut panjangnya menjadi satu kesatuan.

Pasti akan menyenangkan.

Neuvillette menggeleng pelan, tangannya membuka laci meja sesaat setelah Sedene permisi keluar karena sudah menyelesaikan masalah rambut Neuvillette.

Tangannya mengambil kamera milik (y/n). Kamera berwarna baby blue itu terlihat sangat manis ditambah ukurannya kecil. Mengingatkan Neuvillette pada (y/n) yang mungil dan manis.

Neuvillette sejenak memainkan kamera itu, menekan tombol on yang ada diatasnya dan mencoba memotret ke sekitar.

Gbar yang dihasilkan sangat jernih, bersih dan tidak goyang. Pantas saja gadis itu merungut saat Neuvillette menyita kameranya.

Neuvillette asik sendiri, memotret bunga dan buku. Dokumen-dokumen yang tertata rapi dilemari pun turut dia potret. Hingga akhirnya terdapat bunyi yang membuat Neuvillette berhenti memotret.

Ah, roll kameranya habis. Membuat Neuvillette awalnya sedikit panik sebelum akhirnya menghapus-hapus gambar yang dia ambil tadi. Jemari Neuvillette berhenti saat melihat fotonya terakhir kali diambil oleh (y/n).

Gadis itu mendapatkan pemandangan yang indah dengan dirinya berdiri disana, termenung menatap kejauhan. Jarinya menekan sekali ke gambar yang lain. Mata Neuvillette seketika membulat. Wajahnya memanas hingga Neuvillette meletakkan kembali kamera itu keatas meja dalam keadaan tertelungkup.

"A... Dasar mesum..."

Neuvillette mengaduh saat tidak sengaja melihat potret itu. Tidak habis pikir, kenapa gadis itu menyimpan potret dadanya didalam kamera. Apa dia tidak takut seseorang akan melihat... Uh, Neuvillette baru saja melihatnya.

Wajah Neuvillette semakin memerah, kedua tangannya kini menutupi wajahnya dengan erat. Pria itu malu, dia bisa melihat belahan dada gadis itu dengan sangat jelas.

"(Y/n)," Neuvillette berbisik pelan, meringis saat melihat kembali kamera itu. Neuvillette melihat dari sudut mata, kini fokusnya teralihkan pada sesuatu dibagian bahu gadis itu.

Hilang sudah rona matanya saat melihat bekas luka yang ada dibahu (y/n). Dia tahu pasti itu bekas apa. Itu adalah sebuah bekas gigitan.

Gigitan miliknya.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

Yeen: gimana ga trauma, digigit naga bonar sampe luka parah 😞

.
.
.

.
.
.

19 Maret 2024

𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Where stories live. Discover now