12

1.1K 226 9
                                    

Keningnya berdenyut pelan, pemandangan asing terhampar didepan matanya. Berkunang-kunang, gadis itu mengusap matanya secara perlahan. Neuvillette tengah tidur nyenyak diatas sofa, tepat diseberang kasur yang kini dia gunakan sebagai tempat duduk.

Meski tidak terlalu jauh, (y/n) mendadak merinding. Tatapannya jatuh kebawah, melihat dadanya yang hanya tertutupi bra hitam dengan kancing kemeja yang hampir terbuka semuanya.

(Y/n) boleh berteriakkan?

Wajah gadis itu memanas, tangannya dengan lincah kembali menautkan kancing baju satu persatu lalu turun dari atas kasur, hendak mengambil keranjang miliknya diatas meja.

Sebisa mungkin berjalan dengan tenang agar tidak menimbulkan suara, (y/n) dengan cepat meraih gagang pintu. Hendak keluar dan kabur sebelum Neuvillette bertanya hal-hal lainnya. Gadis itu dengan santai membuka pintu sebelum pintu itu kembali terhempas, tertutup dengan sempurna saat tangan lain menahannya dengan kuat.

"Aku baru bangun dan kau sudah mau kabur lagi?"

Harusnya dititik ini (y/n) berteriak marah. Tapi suaranya seolah-olah ditelan begitu saja saat menatap Neuvillette yang seenaknya mengunci kembali pintu kamar.

"Jangan pergi dulu." Suara Neuvillette terdengar rendah, membuat bulu kuduk gadis itu berdiri seketika. "Aku ingin berbicara sesuatu padamu."

(Y/n) mau tidak mau meneguk ludah dengan kasar karena Neuvillette memilih mengambil kunci kamar dan membawanya kembali ke sofa tempat dia tadi tidur.

"Saya pikir Anda tidur..." Gadis itu mencoba menghilangkan kekakuan antara keduanya. "Saya tadi tidak berniat membangunkan Anda..."

Neuvillette menganggukkan kepalanya, tanda mengerti dengan ucapan bohong gadis itu. Dimata Neuvillette, (y/n) hanya mencoba kabur lagi darinya. "A
Sebenarnya aku sudah terbangun sejak satu jam yang lalu."

"Oh..."

(Y/n) kembali ke tempatnya tadi, duduk diatas kasur agar tetap memberi jarak dari Neuvillette meskipun hanya berjarak satu kaki.

Neuvillette terlihat menghela nafasnya sejenak. Tangannya mengambil kamera milik (y/n) yang tadi dia sembunyikan didekat bantal sofa.

"Bisa kau jelaskan tentang ini?" Neuvillette membuka gambar potret milik (y/n) yang lukanya sudah dijahit.

"Maaf? Saya tidak mengerti." Gadis itu mencoba mengelak, kini dirinya sudah sadar dan berniat tidak mengatakan apapun pada Neuvillette. (Y/n) tahu ini akan berbuntut panjang kalau seandainya dia mengakui itu perbuatan Neuvillette. "Itu hanya bekas luka biasa. Kenapa Anda menanyakannya?"

"Aku tahu itu bekas luka apa, Nona Louisiane." Neuvillette tampak semakin menuntut jawaban (y/n). "Itu bekas gigitan."

"Ya, lalu apa urusannya dengan Anda?" (Y/n) merasa muak, Neuvillette tidak punya alasan untuk memaksanya menjawab. "Sudah, 'kan? Boleh saya pergi sekarang? Kepala saya sangat sakit karena mabuk semalam."

Neuvillette tentunya semakin gusar, dirinya hanya berniat bertanggungjawab, dengan luka sebesar itu tidak akan ada yang mau dengan (y/n). Ini salahnya, dan gadis itu seharusnya menuntut Neuvillette dipengadilan.

"Demi Archon Hydro yang sudah mangkat! Tolong jawab saja, aku yang menggigitmu, 'kan?!" Neuvillette kini semakin mendesak. Neuvillette berdiri dan mencoba menyudutkan (y/n) diatas kasur. Tampak jelas Neuvillette tidak akan melepaskan gadis itu sebelum mendapatkan jawaban yang dia mau. "Tolong ceritakan apa yang terjadi hari itu, aku tidak bisa mengingat apapun yang terjadi setahun yang lalu."

"Saya tidak mau, itu hanya membuat saya kesal lagi dan semakin membenci Anda! Tolong jangan paksa saya, Anda bisakan?"

"Aku hanya ingin bertanggungjawab," Neuvillette kembali memelankan suaranya. Dia ingin gadis itu mengerti bahwa dirinya teramat merasa bersalah. "Kenapa kau tidak mau menuntut permintaan maaf dariku? Kenapa kau tidak mau mengatakan apapun mengenai lukamu padaku? Kenapa kau menyembunyikannya dariku?"

"Memangnya kalau saya bilang ada naga besar yang menggigit saya akan ada orang yang mempercayai saya? Anda hampir membunuh saya hari itu, Hakim Agung. Tapi saya tidak berniat membawa permasalahan ini ke pengadilan!" (Y/n) turut berdiri dan menatap langsung kemata Neuvillette. Entah dapat keberanian darimana, gadis itu langsung menuding Neuvillette dengan kata-kata tajam.

"Saya hanya akan dibilang gila dan sinting jika saya mengatakan Hakim Agung yang mereka puja adalah seekor naga!"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: gelud terooos adu mulut terooos 🗿btw Yeen disini benar-benar dibikin realistis ntar wkwkwk, itu si Nopal bakalan berjuang keras buat luluhinnya 😭

.
.
.

.
.
.

22 Maret 2024

𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Where stories live. Discover now