3

1.2K 227 23
                                    

Balon ditangan melayang pelan mengikuti arah angin, Charlotte membelikan khusus untuk (y/n). Berharap balon itu akan mengusir kegundahan yang ada diwajah hadis itu.

Tentu, pada akhirnya (y/n) terlihat seperti bocah yang ditinggal orang tuanya dengan bekal sebuah balon.

Kini gadis itu menekuk kening, duduk diatas bangku besi dekat dengan tempat orang-orang berjualan. Ada sepotong es krim ditangannya dan telah meleleh karena diabaikan sejak tadi oleh yang punya.

(Y/n) bergeming, menatap satu persatu orang-orang yang berlalu lalang. Tujuannya kemari adalah mencari sebuah buku novel yang terkenal. Sebuah buku novel fiktif dengan tema fantasi.

Hei, jangan salah! (Y/n) adalah penggemar berat novel fantasi. Terlebih jika ada naga dan sihir didalamnya. Gadis itu mengkoleksi dua lemari penuh berukuran besar khusus untuk genre yang satu itu.

Kegemarannya yang satu itu hanya diketahui oleh Charlotte, membuat Charlotte hampir setiap bulan membelikannya buku tema fantasi.

Yah, untuk yang satu itu (y/n) tidak merasa jengkel dan malah bersyukur. Setidaknya dia punya bahan bacaan berbeda setiap bulan.

"Halo?"

Suara berat membuat gadis itu menengadah, menatap sepasang mata biru tajam dengan netra menyipit itu menatapnya seolah dirinya adalah makhluk asing dari luar angkasa.

"Apa aku boleh duduk disini?"

Menggeser sedikit tubuhnya, gadis itu justru membentangkan kakinya diatas bangku panjang.

"A-Ah... Itu, maaf, tapi kaki saya sakit, Hakim Agung. Kalau tidak seperti ini nanti sakitnya semakin kronis!" Gadis itu mencoba mencari pembelaan diri. Bagaimanapun, dia tidak mau Neuvillette duduk di sampingnya! Ngeri! Hakim Agung itu seperti mudah sekali mengintimidasinya.

"Oh... Begitu ya?" Neuvillette terlihat bingung sebelum akhirnya memutuskan untuk berdiri saja disana. "Kalau begitu aku akan berdiri saja disini."

"Eh?" Tidak tidak tidak! Bukan begitu caranya! (Y/n) benar-benar tidak mau berbicara dengan Neuvillette. Kenapa pria itu tidak mau mengerti keengganannya?

"Mengenai wawancara sebelumnya," Neuvillette berpikir sejenak. Bagaimanapun, jurnalis didepannya ini masih belum mendapatkan jawaban apapun dari Furina. "Kalau kau mau, aku bisa mengaturkan jadwal untukmu bertemu dengan Nona Furina."

Oh? (Y/n) baru mau mengerti sekarang. Kakinya kembali turun dari bangku saat Neuvillette menyebutkan tentang wawancara sebelumnya. Tapi, itu sudah berlalu. Dan korannya sudah diterbitkan. Untuk apalagi mewawancarai mantan Archon Hydro itu?

"Hakim Agung," (Y/n) memanggilnya dengan sopan. Merasa bersalah karena sikapnya yang defensif tadi hanya karena berdasarkan insting primata. Tolong jangan salahkan (y/n), dia tidak suka ditatap terlalu lama terlebih oleh orang-orang yang matanya tajam seperti Neuvillette. "Korannya sudah dicetak dan diterbitkan dalam beberapa hari lagi. Saya rasa tidak masalah lagi ada atau tidaknya wawancara dengan Nona Furina."

"Oh, begitu?" Neuvillette terlihat pundung sejenak. Dimata (y/n) mendadak penuh dengan antisipasi. "Baiklah, kalau kau tidak keberatan. Apa kita bisa berbicara-"

"Ah! Charlotte!" (Y/n) segera memotong ucapan Neuvillette. Masa bodoh dengan sopan santun! Gadis itu tidak mau terlibat dengan orang-orang penting pengadilan. (Y/n) segera berlari dan menemui Charlotte yang tengah menjinjing beberapa makanan. "Ayo kita pulang, kau sudah selesai berbelanja, 'kan?"

"Eh?" Gadis berambut merah muda itu terlihat sekali kebingungannya. Yang jelas, dirinya tadi melihat Neuvillette tengah berbincang dengan (y/n). Tapi kenapa gadis itu terlihat sangat parnoan sekali terhadap Neuvillette? "Ah, iya. Aku sudah membeli beberapa makanan. Tapi itu, Hakim Agung Neuvillette--"

"Sudah! Kalau begitu ayo kita pulang!" (Y/n) segera menarik tangan Charlotte. Menjauh dari tempat itu dan meninggalkan Neuvillette sendirian disana.

Tes... Tes...

Hujan mendadak turun, membuat kedua gadis itu panik dan kebasahan. (Y/n) dan Charlotte memilih menepi dan berteduh diteras butik Chioriya.

Charlotte mulai mengeluh, kenapa gadis itu sangat takut jika berdekatan dengan Neuvillette. Charlotte merasa tidak senang karena (y/n) bahkan tidak mengatakan apapun tentang pertemuannya dengan Neuvillette.

Padahal Charlotte berharap bisa mendapatkan satu atau dua berita maupun informasi.

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: yeen kita orangnya defensif bet sama Nopal. Kasian Nopal sampe pundung bikin hujan satu Fontaine 🗿

.
.
.

.
.
.

.
.
.

11 Maret 2024

𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Where stories live. Discover now