22

1K 209 16
                                    

Neuvillette merenggut, pria itu kini duduk diatas kursi besi menunggu (y/n) selesai membeli sebuah roll kamera. Neuvillette sesekali melirik kearah sepatunya yang kotor dan berlumpur. Ini pertama kalinya Neuvillette kepasar besar. Tempat orang-orang menjual beraneka barang. Dari bahan sandang, pangan, hingga papan.

Riuh, orang-orang yang menjajakan barang banyak yang terkejut melihat kedatangannya. Bagaimana tidak, seorang Iudex menemani perempuan muda membeli bahan-bahan makanan. Bukan perempuan luar biasa seperti Lady Furina atau Nona Clorinde, melainkan hanya wartawan kecil dari The Steambird.

(Y/n) bergidik pelan saat menyadari rasa ingin tahu orang-orang kian tertuju padanya. (Y/n) menatap kembali ke Neuvillette, pasti pria itu kini tengah lelah dan menyesal karena mengikuti (y/n) kepasar. Yah setidaknya pria itu mungkin mulai berpikir buruk padanya, dengan begitu secara alami Neuvillette akan menyerah.

"Anda lelah?" (Y/n) duduk disamping Neuvillette.

Jika biasanya Neuvillette berbau harum dan segar seperti air dingin, kini pria itu berbau keringat dan lumpur.

"Mau beli minuman dingin dulu? Fonta atau jus?" Gadis itu mencoba menawarkan, melihat keringat Neuvillette yang membentuk buliran membuat gadis itu merasa tidak tega. Sedikit.

"Jus?" Neuvillette terlihat sedikit tertarik dengan minuman yang disebutkan (y/n). "Dimana kita bisa membeli jus?"

(Y/n) melirik kearah kiri, tempat orang-orang menjajakan makanan ringan dan minuman. "Disana ada satu penjual jus. Mau beli itu?"

Neuvillette mengangguk, pria itu berdiri lebih dulu dengan semangatnya menuju pedagang jus berry. Hidung keduanya dimanjakan oleh aroma manis Sweet Flower yang dipadukan oleh asam buah Berry. (Y/n) mengeluarkan beberapa mora untuk membeli dua minuman. Satu untuknya dan satu lagi untuk Neuvillette.

Pria itu menerima minuman dengan senyuman sumringah. Tanpa babibu, setengah gelas langsung tandas olehnya, menyisakan sari buah dengan batu es yang mengambang dipermukaan gelas.

"Manis." Neuvillette memuji minuman itu pada (y/n) yang berdiri didepannya. "Sama sepertimu-"

Hampir saja jantung (y/n) loncat dari tempatnya. Beruntung tangan gadis itu sudah lebih dulu membekap mulut Neuvillette.

Keduanya membuat sedikit keributan hingga beberapa orang melihat kearah mereka.

"Tolong jangan mulai! Saya belum mau hari-hari saya diintai orang-orang!" (Y/n) mendelik. Semoga Neuvillette sadar bahwa kata-katanya yang tadi sangat berbahaya bagi (y/n).

Neuvillette mengangguk pelan. Bibirnya dilepaskan kembali oleh (y/n). "Tapi kenapa? Aku hanya berbicara jujur. Jus ini manis sepertimu."

Sekali lagi, Neuvillette membuat (y/n) menatapnya tajam. "Ah, sudahlah! Ayo pulang!" (Y/n) yang kesal segera mengambil kembali keranjang bahan makanannya yang tadi dia jatuhkan ketanah sebelum berjalan cepat.

Neuvillette ikut berjalan dibelakang (y/n), mengulas senyum tipis saat melihat gadis itu bersungut-sungut mencoba menghentikan dirinya yang berbicara seperti tadi.

Manis sekali, sampai membuat Neuvillette hampir gila.

Beruntung pria itu sanggup mengendalikan wajahnya, kalau tidak, Neuvillette yakin dia akan tertawa dihadapan orang ramai.

"Jangan tinggalkan aku!" Neuvillette berteriak pelan mengekori (y/n) hingga keduanya sampai didepan pintu rumah (y/n).

(Y/n) awalnya tampak enggan membiarkan Neuvillette masuk, dia tidak mau ada skandal bahwa Iudex Neuvillette berada dirumahnya yang jelas masih belum ada status apa-apa. Bisa-bisa Euphrasie menggencet telinganya bersama Charlotte.

(Y/n) sejenak berhenti dan menatap Neuvillette dengan bimbang. Haruskah dia mengizinkan Neuvillette masuk sebagai sopan santun? Atau dia biarkan saja Neuvillette diluar dengan resiko orang-orang berpikir (y/n) dan Neuvillette punya hubungan khusus?

Kening (y/n) mengernyit semakin dalam. Sudah basah jadi jangan tanggung-tanggung, sekalian saja berendam!

Akhirnya (y/n) membiarkan Neuvillette masuk kedalam rumahnya. Gadis itu berdecak pelan saat membereskan barang belanjaan didapur. Mengabaikan Neuvillette yang berkeliling di sekitar rumahnya.

"Rumahmu kecil," Neuvillette tampak menggosok dagunya saat melihat potret berukuran sedang milik (y/n) diatas meja. "Sama seperti dirimu, kecil."

"Saya tidak kecil! Anda saja yang besar!" (Y/n) sebal, gadis itu memasukkan dengan sembarangan sayur juga daging kedalam pendingin. Gadis itu melirik saat Neuvillette tidak menjawab ucapannya. (Y/n) segera berdiri, takut jika Neuvillette membuka kamarnya dan masuk sembarangan.

"Jangan masuk kamar saya, Hakim Agung!"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: dikamar berduaan, yg ketiganya San sambil megang kamera awokawokaowk 🌚

.
.
.

.
.
.

02 April 2024

𝓨𝓮𝓼, 𝓜𝓸𝓷𝓼𝓲𝓮𝓾𝓻? [Neuvillette X F. Reader]Where stories live. Discover now