5. Not Afraid Anymore

314 43 4
                                    


Tekan bintang dan ramein kolom komentar ya gengs.....
















































































"Mang boleh?"

Chae angkat pundaknya, "Who knows?"

Jiwon taruh hair dryer nya begitu merasa rambutnya sudah kering, "Iya deh... Kakak bantu sampe gol."

Chae melihat keluar jendela kamar mereka, perutnya kembali nyeri, "Huft... Susahnya punya maag otw asam lambung, ada pikiran dikit, auto ke bawa perut juga yang nyut-nyutan." Dumelnya.

Jiwon bangun mendekat dan memeluk pinggang adiknya dari belakang, "Gak apa-apa, adek.... Setiap langkah setapak demi setapak yang kita ambil, itu udah di tulis di langit sana sama sang maha segalanya. Kamu gak pernah salah ambil keputusan, kalo emang gak bisa lepasin Ruby sekalipun kamu tau akhirnya kalian gak bakalan langgeng sampai puluhan tahun, seenggaknya ini emang udah pilihan kamu buat naro hati di tempat yang tepat sesuai perasaan kamu, Chae."

"Kalo Ruby beneran pergi duluan nanti? Kira-kira aku gimana ya kak?"

"Ya jalanin aja kayak biasanya, bisa kok... Kamu kurang lebih dua puluh tahun sebelum kenal Ruby juga bisa hidup, lima tahun jalan sama Ruby, kehilangan dia dalam kurun beberapa bulan ke depan, gak akan ngaruh, Chae.... Kamu kuat, dan kakak tau itu."

Chae kembali menatap mata sang kakak, "Kalo gitu fiks, aku mau langkahin kakak. Aku mau nikah duluan, gak jelas umur Ruby tinggal berapa, jadi lebih cepat ambil keputusan lebih baik. Boleh kan?"

Jiwon melipat kedua tangannya di dada mengangguk perlahan, "Silahkan. Kalo perlu cepat-cepat planning bikin ponakan juga buat kakak, mungkin di masa depan dia juga bisa jadi teman masa tua kamu, kalaupun Ruby udah gak ada."

Chae kembali ke pelukan hangat sang kakak dengan senyuman yakin dan percaya, "Well, aku duluin ya kak... Makasih banyak pokoknya buat semuanya. Aku hutang banyak sama kakak."

***

Ruby tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya ke arah Chae yang langsung berlari kecil begitu melihatnya.

"Udah nunggu lama?"

"Belum, baru dua jam." Jawab santai Ruby dengan sedikit sindiran karena Chae memang telat parah.

"Hehehe... Ya maaf, tadi aku siap-siap nya emang agak lama."

"Itu dia, kenapa lama? Bangun kesiangan?"

"Enggak loh, by... Tapi emang pengen buat persiapan lebih aja, nih..." Ia angkat sekotak tas besar, "Kita piknik, aku masak banyak."

"Kamu masak? Sejak kapan?"

"Dari kemarin, jadi maklumin aja kalo rasanya beranekaragam, karena ini benar-benar perdana aku masak pake bantuan yutup."

Ruby lihat ke arah pantai, mereka masih di Hawai, hanya saja Chae ikut nginep di apartemen Krystal-Jiwon untuk buang kangen ke sang kakak, jadi Ruby memang hanya sendirian di hotel kemarin, "Kakek baru kirim ini ke aku." Ruby tunjukkan sekantong plastik ke Chae sambil keduanya mulai gandengan tangan keliling pantai.

Ada beberapa strip obat di kantong itu, "Padahal gak bakalan ngaruh apa-apa ke aku, cuma dikit perpanjang umur aja, itu pun gak bisa lama." Lanjut Ruby.

Chae ambil kantong itu dan ia masukkan ke saku jaketnya, "Gak mau minum juga gak apa-apa, kita nikmati aja makanan masakan aku seharian ini tanpa mikirin harus minum obat setelah nya."

ROSE & JENNIE (Short Story)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora