9. Lagi

332 60 5
                                    

Jangan lupa tekan bintang dan ramein kolom komentar ya gengs....








































"Kemana anj*ng elu buang calon suami gue?! Kai, jawab lu bangs*t!!" Marah Jennie sambil menarik kasar kerah baju Kai yang kini sudah berstatus nara pidana di salah satu rumah tahanan.

"Jen... Tenang, nak...." Mami berusaha mengelus-elus pundak Jennie.

"Kemana, Kai?! Kemana Rose gue!!" Bentaknya penuh emosi dengan air matanya yang mengalir deras.

Kai hanya menunduk tak berani menatap mata Jennie yang terlihat sangat kecewa dan tentu saja kini sangat membencinya.

Seorang sipir akhirnya mendekat dan menarik Kai untuk ia bawa kembali ke jeruji besi sebelum semuanya semakin runyam. Jennie di dudukkan di kursi dan di tenangkan Mami juga Sooya yang ikut menemani sang bestie, sedangkan papi masih sibuk berbincang dengan anggota kepolisian dan yang lain.

"Sama sekali tidak ada jejak apapun yang kami temukan setelah beberapa hari ini menyusuri sungai dan sekitarnya, tapi saudara Kai dan teman-temannya yang lain sudah mengakui kalo mereka memang benar-benar melemparkan saudara Rose ke sungai yang mengalir deras malam itu." Jelas seorang polisi.

"Masih dalam keadaan bernyawa kan, pak?" Tanya June yang juga di sana.

"Mereka mengeroyok habis-habisan saudara Rose, dan mengatakan saudara Rose masih bernafas saat mereka lempar ke sungai, tapi karena ini sudah beberapa hari lewat apalagi arus sungai juga sedang deras-deras nya, jujur kami tidak yakin kalau-"

"Saya tidak perduli, pak! Pokoknya cari tau keberadaan calon menantu saya sampai ketemu! Tolong jangan asal menyimpulkan dulu sebelum ada tanda-tanda soal keberadaan nya sekarang!" Marah papi yang mulai ikut emosi.

"Pih... Tenang, kasihan anak kita malah jadi ikut panik dan ketakutan." Mami elus-elus pundak sang suami.

"Lihat kan, pak! Anak saya satu-satunya sedang sangat sedih sekarang karena kehilangan calon suaminya! Pikir dulu kalo ngomong! Jangan asal ambil keputusan kalo belum ketemu bukti apa-apa!" Tegas papi sekali lagi.

"Udah, Pih... Udah, kita mending pulang sekarang dan nenangin diri dulu, kalo udah adem, kita cari solusi lagi gimana supaya ada titik temunya." Tambah June.

Jennie juga di gandeng Sooya untuk mulai berjalan pergi dari sana karena keadaan yang makin rumit.

***

Waktu berlalu dengan pedihnya bagi Jennie yang dulu nya terkenal sebagai gadis yang menyel, ceria, biduan paling hot sekomplek dan terkenal cegil sana-sini. Kini berubah total jadi pendiam, wajahnya selalu muram, mata kucing nya makin tajam dan dingin tatapan nya, apalagi jika tidak sengaja bertemu atau menyadari ada keluarga atau teman dekat Kai yang kebetulan berpapasan di jalan atau sekitar nya.

Jennie juga sudah beberapa bulan terakhir memilih mundur dari panggung tidak lagi mau jadi biduan, dia hanya menggalau di rumah, kadang memilih tidur dan menyendiri di kamar kos Rose yang sampai sekarang tidak boleh ia sewakan ke siapapun kalaupun sudah hampir kurang lebih sepuluh bulan kosong tidak berpenghuni. Keluar juga hanya sesekali, itupun harus di paksa mati-matian oleh Sooya, nongkrong juga ujung-ujungnya ia cuma diem di restoran pecel lele Rose, yang kini di pegang June.

Jennie kini tengah asik melamun di taman kecil restoran yang kebetulan ada tempat biasanya Rose istirahat makan bekal yang Jennie siapkan dari rumah.

"What's up..."

Jennie angkat wajahnya,

Jennie angkat wajahnya,

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
ROSE & JENNIE (Short Story)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن