Bab 30

65 6 3
                                    

"Apa Ginrou benar-benar berpikir kalau dia bertambah kuat, hanya karena makan beberapa tanaman herbal?" tanya Kinrou dengan tidak percaya.

"Dia mungkin terlalu bersemangat karena ini pertama kalinya dia merasakan kafein. Kukuku, memperkuat keyakinannya dengan memberinya kesan salah tentang sesuatu bukan hal buruk sama sekali," ujar Senku sambil menatap jalannya pertandingan.

"Dalam turnamen yang penuh tipu daya sepert ini, ini pertama kalinya kita melihat konsestan bertarung secara adil," lanjut Senku yang membuat Felix mendengus pelan.

"Ya, dan sepertinya hanya dia yang belum menyadarinya," balas Felix yang membuat Senku tertawa.

"Pemenangnya adalah Ginrou!" ujar Jasper dengan final saat Ginrou berhasil menjatuhkan lawannya ke luar arena.

"Ya ampun," bisik Chrome pelan saat melihat Ginrou yang masih berdiri dengan percaya diri walaupun seluruh tubuhnya babak belur seperti itu.

"Kau harus memperlakukan dia dengan baik lain kali," ujar Felix sambil meringis pelan saat melihat lebam yang dimilik Ginrou walaupun dirinya menang saat ini.

"Ya, ya, ya, lain kali," ujar Senku dengan acuh yang membuat Felix kembali mendengus.

Tepat setelah Ginrou puas merayakan kemenangan beruntung miliknya, tiba-tiba saja perutnya terasa aneh dan dengan cepat melengos pergi begitu saja menuju arah hutan.

"Kau mau kemana Ginrou?!" teriak Kinrou saat melihat Ginrou pergi begitu saja.

"Mungkin perutnya mual," ujar Suika masih dengan wajah mengerutnya karena topeng miliknya hancur oleh Magma yang memukul kepala Kinrou dengan kuat.

"Itu akibatnya kalau makan terlalu banyak," ujar Chrome dengan kening berkerut.

"Oh? Apa saja yang kulewatkan kali ini?" tanya Camila sambil berjalan menuju mereka dari arah luar desa.

"Camila!" sapa Sei dengan ceria lalu berlari menuju Camila dengan tangan terentang yang di sambut baik oleh Camila.

"Hanya beberapa pertarungan yang kau lewatkan, orang yang lolos dari tim kita hanya ada Senku, Ginrou dan Chrome," jawab Felix yang membuat Camila menghela nafas dengan sedih.

"Apa itu berarti Kohaku dan Kinrou gagal?" tanyanya kembali sambil menatap kearah Kohaku dan Kinrou yang bersebelahan.

"Iya, tapi tidak apa-apa lagipula masih ada cukup orang yang tersisah dari kerajaan sains," balas Kohaku mencoba untuk berpositif tentang hasil akhir pertandingan nanti.

"Maaf, seharusnya aku tidak lengah saat bertanding dengannya," balas Kinrou dengan kepala tertunduk.

"Tidak apa, tidak apa, jangan bersedih seperti itu, mari kita serahkan kepada anggota yang tersisa. Sejak awal ini bukan beban yang harus kau tanggung sendirian," ujar Camila sambil menepuk pelan pundak lelaki itu untuk meringankan beban pikirannya.

"Omong-omong kenapa Ginrou berlari seperti tadi?" tanya Camila kembali.

"Kupikir ada sesuatu yang gawat karena dia berlari seperti itu," lanjut Camila dengan gumamam pelan.

"Dia begitu karena terlalu banyak makan tumbuhan yang kita gunakan untuk membuat ramuan ajaib," jelas Senku yang membuat Camila mengerti.

"Dia kembali!" ujar Chrome saat melihat Ginrou yang berjalan kembali dengan langkah sempoyongan sebelum jatuh tidak sadarkan diri dengan mulut yang sedikit berbusa.

"Dia tidak meninggal bukan?" tanya Chrome sambil menusuk pelan kepala Ginrou yang kini tidak bertenaga.

"Dia baik-baik saja, mungkin karena sistem pencernaannya yang kini tengah kesakitan karena pemiliknya makan tumbuhan mentah seperti itu," jelas Camila sesaat setelah memeriksa kondisi Ginrou.

 |Dr. Stone| • |Scientia|Where stories live. Discover now