Bab 23

70 9 0
                                    

"Whoaa, jadi akar berbentuk serabut itu adalah perak?!" tanya Kohaku dengan kagum saat Senku menunjukkan sebuah akar yang diyakini sebagai perak itu.

"Gila! Kupikir itu adalah akar tanaman atau semacamnya," ujar Chrome dengan terkejut setelah kembali memanggil Felix dan Camila.

"Aha, jadi kau memanggilku hanya untuk membantu membuat tombak perak?" tanya Felix dengan sedikit kesal karena acara mari mendekor rumah masa depannya dengan Camila terganggu oleh Senku.

"Ya, semakin banyak orang yang mengerti dalam hal ini semakin cepat kita membuatnya bukan?" tanya Senku tanpa rasa bersalah yang membuat Felix tersenyum kesal.

"Baiklah! Hanya membuat tombak perak bukan? Aku akan melakukannya dengan cepat!" ujar Felix lalu segera pergi untuk menyiapkan hal-hal yang mereka butuhkan.

"Aku akan menyusulnya pergi, tolong maklumkan sikapnya yang memang sering berubah itu," ujar Camila dengan pelan lalu pergi menyusul Felix.

"Ck, ck, ck, lihatlah sikapnya yang tidak pernah berubah itu," ujar Senku dengan masam dan mencoba memaklumkannya karena memang begitulah sikapnya.

"Akhirnya setelah sekian lama menanti! Sebuah tombak perakkk! Terimakasih Senku dan semuanya!" teriak Ginrou dengan air mata yang terus mengalir sambil memengang erat tombak perak miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya setelah sekian lama menanti! Sebuah tombak perakkk! Terimakasih Senku dan semuanya!" teriak Ginrou dengan air mata yang terus mengalir sambil memengang erat tombak perak miliknya.

"Kukuku, aku tidak peduli dengan rasa terimakasih itu sedikitpun. Lagipula aku membuatnya bukan untukmu," ujar Senku sambil berjalan pergi ke arah lain.

"Kita harus bergegas. Berpetualang untuk menemukan bahan tersulit," lanjut Senku sambil melirik singkat kearah Felix yang sedang berpamitan dengan Camila.

"Hm?" gumam Ginrou dengan bingung saat dirinya masih sibuk menciumi tombak perak miliknya.

"Cami~ tunggulah disini dan jaga kedua anak kecil itu, aku akan segera kembali," ujar Felix yang di angguki pelan oleh Camila.

"Tentu, kembali lah dengan selamat, Felix," ujar Camila dengan sedikit khawatir tetapi tetap menekan rasa khawatirnya dan berpikir jika semuanya akan baik-baik saja.

Felix yang melihat itu hanya tersenyum tipis untuk meredakan rasa khawatirnya sebelum berjalan menuju kearah Senku.

"Aku tidak menyangka jika kau akan secepat ini untuk mencari bahan itu," ujar Felix dengan pelan.

"Semakin cepat bahan itu aku dapatkan maka semakin cepat juga progres kita dalam bekerja," ujar Senku yang mau tidak mau disetujui oleh Felix.

"Cepat dan berjalanlah di depan kami Ginrou, tugasmu adalah melindungi tim ini," ujar Senku yang membuat Ginrou tersenyum lebar dengan dada yang membusung kedepan sebelum berjalan dengan penuh semangat di depan Senku dan Felix.

"Cepat dan berjalanlah di depan kami Ginrou, tugasmu adalah melindungi tim ini," ujar Senku yang membuat Ginrou tersenyum lebar dengan dada yang membusung kedepan sebelum berjalan dengan penuh semangat di depan Senku dan Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 |Dr. Stone| • |Scientia|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang