Bab 10

90 15 0
                                    

"Aku kembali," ujar Felix sambil membawa beberapa ekor kelinci yang tanpa sengaja ia lihat saat perjalanan pulang.

"Selamat datang! Oh? Kelinci di saat salju masih terlihat? Kamu sangat beruntung, huh?" tanya Camila dengan nada meledek.

"Diamlah Cami~ Seharusnya kamu bangga karena memiliki tunangan yang sangat beruntung ini!" ujar Felix dengan bangga yang membuat Camila tertawa ringan.

"Aku tahu, bertunangan denganmu saja membuatku sangat beruntung," ujar Camila sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Felix sedikit tersipu.

"Lupakan itu, bagaimana kabar anak itu?" tanya Felix mengalihkan topik pembicaraan.

"Ah, apa itu Sei Chan? Bagaimana jika kamu melihatnya sendiri?" tanya Camila sambil menepuk pelan punggung Sei yang bersembunyi di belakang tubuhnya sambil mengintip dengan malu-malu.

'Ah, aku tidak melihatnya karena terlalu kecil,' batin Felix dengan datar.

Sei yang melihat itu tersentak kaget sebelum semakin mengubur tubuhnya dibalik kaki Camila.

"Ara~ apa kamu malu Sei Chan?" tanya Camila lalu mengambil alih tubuh Sei dan menggendongnya.

"Lihatlah, aku tahu wajahnya memang datar tapi dia cukup imut loh, bagaimana dengan perkenalan sebagai awalan?" tanya Camila sambil mendorong tubuh Sei untuk berkenalan.

"Um, na-namaku Sei, Akihiko Sei. Sa-salam kenal!" ujar Sei lalu menunduk malu dengan pipi yang memerah padam.

Camila yang melihat itu terlihat menahan tawa saat melihat perpaduan yang berlawanan ini.

"Felix, apa kamu tidak ingin mengenalkan namamu?" tanya Camila dengan mata yang masih tersenyum.

"Felix, Felix Hamilton. Kamu bisa memanggilku Felix saja atau apapun yang membuatmu nyaman," ujar Felix yang membuat Sei kini menatapnya dengan takut-takut.

'Lucunya, bagaimana jika aku meninggalkan mereka berdua selagi aku mengolah kelinci ini?' batin Camila dengan licik.

"Baiklah, karena kalian sudah saling mengenal-" ucapan Camila terputus saat dirinya tiba-tiba saja menyerahkan Sei kedalam pelukan Felix yang membuatnya mau tidak mau menerimanya dengan kaku.

"Uh, Ca-"

"Aku harus mengurus kelinci ini, jadi Felix aku titip Sei sebentar oke? Aku akan memanggil kalian berdua setelah makanan siap nanti," ujar Camila lalu berbalik pergi meninggalkan kedua orang yang berdiri canggung itu.

Sei yang melihat itu mengedipkan matanya dengan pelan.

"Bukankah makanannya sudah selesai tadi?" tanya Sei dengan tidak mengerti yang membuat Felix menghela nafas dengan pelan.

"Hahh, dia masih tidak berubah," ujar Felix dengan ringan.

"Jadi nak, bagaimana jika ikut berpergian denganku sebentar sambil menunggu Camila menyiapkan makanan?" tanya Felix masih dengan nada datarnya.

"Umm, baiklah! Tapi kemana kita akan pergi?" tanya Sei dengan suasana penuh semangat yang berbanding terbalik dengan suasana di sekitar Felix yang lebih terkesan datar dan acuh.

"Aku tidak tahu, hanya pergi di sekitar sini saja. Apa kamu memiliki tempat yang ingin kamu kunjungi?" tanya Felix yang membuat kening Sei sedikit berkerut.

"Aku tidak tahu, aku akan mengikuti Felix saja!" seru Sei yang membuat Felix mengangguk singkat lalu pergi kearah tempat yang ingin ia tuju dengan Sei yang berada di gendongannya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
 |Dr. Stone| • |Scientia|Where stories live. Discover now