Bab 14

87 19 0
                                    

"Tunggu? Manusia yang selamat?" tanya Kohaku dengan bingung.

Sementara terjadi kericuhan di pihak Senku, lain juga suasana di pihak Felix.

"Hm, wajah itu kurasa aku sedikit familiar," ujar Camila dengan kening berkerut sambil menatap wajah Senku untuk mengingat-ingat kembali memorinya.

"Tunggu, wajah itu dengan rambut yang tidak tunduk dengan grafitasi seperti daun bawang itu, tidak salah lagi," gumam Felix dengan kening berkerut sambil mencoba mengingat-ingat sesuatu.

"Wajah datar menyebalkan dan rambut putih seperti uban kakek-kakek, tidak salah lagi," gumam Senku sambil menatap Felix dengan tatapan penuh penyelidikan.

"Siapa kamu?!" tanya keduanya dengan bersamaan yang membuat Camila menepuk keningnya dengan pelan.

"Aku seperti pernah melihatmu! Terlebih lagi rambut seperti daun bawang itu!" ujar Felix dengan keras.

"Aku juga! Wajah datar dengan rambut ubanan itu, terlebih suasana aneh ini!" seru Senku sambil menunjuk kearah Felix.

"Hahh, sampai kapan kalian akan saling menunjuk seperti itu?" tanya Camila merasa kasihan dengan Sei yang kini menatap bingung bolak-balik kearah mereka dan mengambil alih Sei dari gendongan Felix.

"Apa kalian butuh aku ingatkan?" tanya Camila dengan ringan yang membuat Felix mengibaskan tangannya dengan pelan.

"Jangan sekarang Cami~ aku masih mencoba mengingatnya!"  ujar Felix yang di angguki setuju oleh Senku.

Camila yang melihat itu hanya mendengus pelan sambil berjalan menuju kearah Kohaku yang masih menatap bingung kearah mereka berdua.

"Halo, kenalkan, namaku Camila Beverly, siapa namamu nona?" tanya Camila dengan ramah kepada Kohaku yang membuat Kohaku sedikit gugup dengan wajah yang memerah.

"Ah, namaku Kohaku, senang berkenalan denganmu, Camila," ujar Kohaku dengan kikuk.

"Aku! Namaku Akihiko Sei! Umurku 6 tahun!" ujar Sei dengan bersemangat yang membuat Camila menurunkannya dari gendongannya.

"Namaku Suika! Salam kenal Sei!" ujar Suika dengan riang yang mebuat Sei memekik senang.

"Camila aku mendapat teman baru!" ujar Sei yang membuat Camila tertawa pelan.

"Senang mendengarnya, Sei Chan," ujar Camila sambil menepuk pelan kepalanya.

"Hei, apa kalian tidak ingin memisahkan mereka?" tanya Chrome dengan ragu kearah Felix dan Senku yang masih saling menatap.

"Tidak perlu, biarkan mereka melakukan reuni ringan," ujar Camila dengan pelan.

"Ah, baiklah. Omong-omong namaku adalah Chrome," ujar Chrome dengan semangat yang tidak pernah hilang itu.

"Senang berkenalan denganmu, namaku Camila dan orang di sana kalian bisa panggil dia Felix," ujar Camila sambil menunjuk kearah Felix.

"Tunggu, Felix? Ah! Orang aneh?!" seru Senku dengan suara yang luar biasa.

"Ah! Aku ingat! Kau bocah daun bawang!" balas Felix dengan suara yang tidak kalah dari suara Senku.

"Jika kamu orang aneh, maka dia adalah dokter jenius itu?" tanya Senku sambil menatap kearah Camila.

"Senang kamu mengingatnya, namaku Camila Beverly, ini pertemuan pertama kita bukan?" tanya Camila sambil menjulurkan tangannya kearah Senku.

"Kukuku, itu benar, tapi aku banyak mendengar tentangmu," ujar Senku balas menjabat tanganya.

"Oh? Senangnya diakui oleh ilmuwan jenius sepertimu," balas Camila dengan ramah.

"Jadi Senku, bisakah kita berbicara sebentar?" tanya Felix yang dibalas dengan seringaian oleh Senku.

 |Dr. Stone| • |Scientia|Where stories live. Discover now