20. Dih, ada mantan

Start from the beginning
                                    

Seulas senyuman mengejek terpatri di wajah Amaya, "lo juga tremor Pak Haji" ejeknya.

Tanpa repot-repot melirik Amaya, Sean menjawab, "jih, itumah karena tangan lo-nya aja yang duluan tremor" tentu saja seorang Sean tidak akan mau kalah dari Amaya.

Setelah drama yang untungnya hanya terjadi kurang dari lima menit, Sean dan Amaya pun berhasil memotong kue tersebut dengan rapi. Dengan masih memegang tangan Amaya, Sean menaruh kue tersebut ke atas piring kecil. Kemudian Sean memberikan krim tambahan di atasnya. Tidak lupa juga buah stroberi utuh yang Amaya letakkan di atas krim tersebut.

"Yes! Jadi" ujar Amaya antusias dengan senyuman lebar di wajahnya.

Sean tersenyum lebar sebelum kemudian dia mendorong topi Amaya sampai menutupi kedua mata Amaya. "Dibantuin gue itu"

Tepat saat Amaya membenarkan letak topinya dan berniat menyuarakan segala kekesalannya, Sean sudah lebih dulu beranjak dari posisinya. Dia membawa piring tersebut bersama tambahan dua gelas minuman menuju ke meja pelanggan yang memesan sepotong kue juga ice chocolate dan ice americano.

Sampai di sana, Sean agak terkejut sebetulnya karena meja tersebut diisi oleh mantan pacarnya bersama pria yang mana merupakan rivalnya di sekolah. Rival dalam hal memperebutkan hati seorang Claudia. Awal mula Sean memutuskan untuk membohongi Claudia soal status ekonominya pun tidak lain dan tidak bukan karena  pria dihadapannya ini yang notabenenya kayanya itu tujuh turunan.

Ya, kalau Sean mengaku sebagai pria paling tampan incaran wanita di sekolah. Maka Claudia sendiri sudah menerima sertifikasi sebagai primadona di angkatannya. Tidak usah tanya siapa yang memberikan sertifikasi itu, karena nyatanya penghargaan tersebut diberikan secara alami pada Claudia. Tentu saja sejalan dengan fakta bahwa Claudia diincar oleh banyak pria termasuk Sean.

Dan diantara para pria payah itu, sialnya rivalnya ini yang kebetulan memiliki nama Rival adalah pria yang paling tangguh dalam hal mengejar cinta Claudia. Rival tidak mundur meskipun ketampanan Sean diakui oleh guru BK sekalipun, dia merasa percaya diri dengan latar belakangnya yang bisa dikatakan berasal dari orang berada. Karena Sean sadar bahwa Claudia pun berasal dari orang berada bahkan keturunan ningrat, dan sangat mungkin mencari yang derajatnya setara makannya Sean memilih untuk berbohong dengan cara seperti itu. Tidak mau kalah saing dari pria sombong modal harta orangtuanya seperti Rival.

Dan sekarang, setelah semua kedoknya terbongkar, Rival justru datang kemari bersama mantannya.

Apa-apaan ini?! Claudia sengaja membawa pria lain untuk membuktikan bahwa Sean sepayah itu atau apa?

Cih! Dikira sinetron SCTV apa? Drama sekali rasanya.

"Misi Mbak, Mas. Selamat menikmati" ujar Sean agak malas sebetulnya bersikap ramah pada dua orang yang berhasil menghancurkan segala harga dirinya. Dia langsung memindahkan dua gelas berisi minuman dan juga sepiring kue tersebut ke atas meja yang diisi oleh Claudia dan Rival.

Setelah selesai dengan urusannya, Sean memilih untuk segera beranjak dari meja tersebut. Tidak mau sok akrab dengan mereka. Anggap saja mereka butiran debu yang wajib dia tiup sampai kutub utara. Jujur Sean tidak mau perduli lagi dengan mereka.

"Woy pelayan"

Langkah Sean terhenti seketika saat dia mendengar suara Rival. Dia pun membalikkan badannya, membuat manik matanya lebih mudah menangkap senyuman remeh yang tercetak jelas di wajah Rival, juga tatapan yang sulit Sean artikan dari Claudia. Namun dengan fakta bahwa Claudia datang kemari bersama Rival, Sean rasa inilah yang Claudia harapkan.

Sebelumnya tidak pernah ada satupun murid di sekolahnya yang datang ke kafe ini karena jaraknya pun lumayan jauh dengan sekolahnya, sehingga wajar jika selama ini kebohongan Sean pun tidak pernah terbongkar. Jadi sudah jelas bahwa kedatangan mereka berdua ke kafe ini atas kemauan Claudia. Dan entah apa motifnya, yang jelas Sean merasa kalau Claudia  ingin mempermalukan dirinya. Mungkin dia sakit hati karena selama ini dibohongi oleh Sean yang ternyata hanya sebatas pelayan semata.

Attakai CaféWhere stories live. Discover now