05. Attakai Café

53 16 4
                                    

Attakai Café.

Atau dalam bahasa Indonesia memiliki arti 'hangat' adalah kafe yang didirikan oleh Dean sekitar lima tahun yang lalu. Nama dari kafe ini memang cukup unik, diambil dari bahasa Jepang. Dengar-dengar sih Dean memang menguasai bahasa Jepang, sehingga wajar rasanya jika nama itu tercetus begitu saja dari mulut Dean kala dia mendengar kesan pertama Sean ketika memasuki bangunan ini sebelum dijadikan kafe lima tahun lalu. Tentu saja Dean memilih nama tersebut dengan harapan bangunan yang akan menjadi tempat usaha sekaligus tempat tinggal mereka ini akan menjadi tempat yang bisa memberikan kehangatan untuk orang-orang terutama Sean yang kala itu sedang dalam keadaan terpuruk.

Rin pernah bercerita pada Amaya bahwa Dean menguasai Bahasa Jepang karena Dean memang pernah berkuliah di Jepang dan bekerja di sana sebagai barista di sebuah kafe terkenal, sebelum kemudian dia pindah ke Indonesia di usia 25 tahun karena orangtuanya yang meninggal dalam kecelakaan sehingga Dean tidak punya pilihan lain selain menjadi wali satu-satunya untuk adiknya yang bernama Sean. Usia Sean dan Dean terpaut cukup jauh. Ya, tiga belas tahun. Meskipun begitu, hubungan keduanya tidak ada canggung-canggungnya sama sekali, mereka sangat akrab dan saling melengkapi, meskipun dalam beberapa alasan sifat Sean agak sulit Dean kendalikan.

Oh iya, sesuai dengan apa yang Amaya tahu selaku saksi yang melihat sendiri perubahan kafe ini, kafe ini dulunya hanya sebatas coffee shop yang memang hanya menyediakan kopi-kopian saja yang diracik langsung oleh Dean.

Dean memang sengaja memilih membuka coffee shop sebagai mata pencahariannya ketika ia memutuskan untuk tinggal di Indonesia bukan semata-mata karena kecintaannya terhadap kopi. Sebetulnya ada beberapa alasan yang Dean miliki. Pertama, saat itu kondisi Sean sangat terpuruk sehingga Dean selaku keluarga terdekat satu-satunya yang Sean punya tidak punya pilihan lain selain harus selalu ada disisi Sean dan menjadi sosok yang menguatkan Sean. Mencari pekerjaan dan meninggalkan Sean, jelas bukan pilihan bagus. Kedua, orangtuanya memiliki aset berupa ruko yang sebelumnya disewa orang lain untuk coffee shop. Sehingga ruko tersebut bisa dia jadikan modal utama untuk membuka usaha. Ketiga, salah satu keahlian Dean adalah meracik kopi. Karena alasan itulah Dean pun memutuskan untuk membuka usaha coffee shop sendiri ketimbang dia bekerja sebagai barista di tempat orang lain. Untuk peralatan lain yang Dean butuhkan untuk coffee shop-nya pun dia beli dengan uang tabungannya juga uang hasil menjual mobilnya.

Dan berhubung bangunan ini terdiri dari dua lantai. Akhirnya Dean memutuskan untuk menjadikan lantai bawah untuk tempat usaha dan lantai atas diperuntukkan untuk tempat tinggal Dean dan Sean, sejalan dengan niatan Dean yang tidak mau meninggalkan Sean di masa itu. Sebenarnya mereka memiliki rumah sendiri peninggalan orangtua mereka, sayangnya letaknya cukup jauh dari bangunan ini.

Kemudian sekitar setahun setelah beroperasi Dean pun merekrut pegawai yang dikenal dengan nama Rin, itu pun tidak niat-niat sekali. Rin bilang Dean adalah penolongnya kala itu. Sehingga saat dia berhasil bekerja penuh selama sebulan untuk melunasi gaji yang Dean bayar di awal, Rin pun memutuskan untuk tetap bekerja di tempat Dean sampai seterusnya.

Selama ini coffee shop ini bisa diurus oleh Rin dan Dean dengan hanya menyediakan menu berupa aneka jenis kopi. Hingga setahun yang lalu Dean mengajak bekerja salah satu kakak sepupunya yang bernama Desi. Usianya tidak beda jauh dengan Dean, hanya terpaut dua tahun saja. Desi sudah berumah tangga dan memiliki anak yang bernama Cia. Dulunya Desi hanyalah seorang Ibu rumah tangga, namun semenjak suaminya meninggal dunia Desi pun tidak punya pilihan lain selain mencari nafkah untuk keluarganya. Dan kebetulan sepupunya yang baik hati dan tidak sombong ini alias Dean memiliki usaha coffee shop. Desi pun memutuskan untuk ikut bekerja pada Dean dengan menawarkan keahliannya sebagai koki handal yang juga ahli di bidang baking. Makannya sejak setahun yang lalu, atau sejak Desi bergabung, kafe ini pun mulai menyediakan berbagai menu kue-kuean.

Attakai CaféWhere stories live. Discover now