02. Best Partner

75 16 1
                                    

---2020---

"Kamu tuh gimana sih? Ini kedua kalinya kamu berulah di sini! Kamu itu niat kerja atau enggak sih?!"

Seorang wanita berambut panjang berponi yang sengaja menguncir jatuh rambutnya ke belakang tersebut hanya bisa menunduk pasrah saat dia dimarahi habis-habisan oleh seorang wanita berambut curly yang berdiri tepat di hadapannya. Ya, dia adalah bosnya. Beliau memarahinya habis-habisan karena kesalahan yang ia lakukan di hari ini. Di mana dia salah menuliskan pesanan salah satu pelanggan yang datang ke restoran malam ini. Padahal pelanggan tersebut adalah pelanggan tetap di sini. Dan sialnya lagi kesalahannya tersebut berakibat sangat fatal karena menjadi penyebab pelanggannya masuk rumah sakit akibat alerginya yang kambuh.

Kejadian itu terjadi dengan sangat cepat, bahkan terjadi di tengah keramaian restoran sehingga pengunjung yang lain menyaksikan langsung bagaimana pelanggan tetap restoran ini mengalami gejala alergi sampai sesak nafas. Tentu saja kejadian tersebut menjadi bahan pembicaraan pengunjung yang lain yang mulai kehilangan kepercayaannya pada restoran ini. Sehingga akhirnya menyebabkan kerugian yang besar untuk restorannya ini. Begitulah dalam sudut pandang bosnya.

Namun yang tidak bosnya tahu, keadaan seperti ini benar-benar sulit dihindari pada saat itu. Di mana restoran dalam keadaan ramai dan pelayan yang bekerja di shift malam ini tidak sebanyak di malam-malam sebelumnya. Ada yang beralasan sakit, dan sebagainya. Mereka kekurangan pelayan sehingga pelayan yang malam ini bekerja sepertinyalah yang harus menutupi kekurangan tersebut. Sulit tentu saja. Dan kesalahan tersebut pun sebetulnya beberapa kali dialami oleh rekannya, hanya saja karena tidak sefatal kesalahan yang dilakukan dirinya alhasil bosnya masih bisa memakluminya.

"Nggak ngerti saya, kamu jadi pelayan aja nggak ada becusnya" teriaknya penuh emosi.

"Maaf Bu" ucapnya dengan nada suara pelannya. Pada akhirnya membuka suara setelah sebelumnya dia hanya terdiam membisu di sana.

Wanita itu mengerutkan keningnya dalam-dalam, "Maaf maaf, gampang banget kamu bilang maaf. Kamu sadar nggak sih ini itu restoran terkenal, maaf kamu aja nggak cukup untuk mengembalikan nama baik restoran ini yang tercoreng gara-gara keteledoran kamu"

Wanita berponi tersebut meremat apron yang membalut seragam kerjanya saat lagi-lagi mendengar perkataan pedas yang dilontarkan oleh bosnya. Seolah sepuluh menit yang dia habiskan untuk menyumpah-serapahinya belum juga cukup untuk melampiaskan kekesalannya. Rasanya dia sudah cukup dipermalukan di sini, terlebih bosnya memarahinya tepat di depan karyawan yang lain. Seolah sengaja menjadikan kesalahannya di malam hari ini sebagai bahan tontonan mereka.

"Mulai sekarang juga kamu saya pecat!"

Wanita berponi tersebut membulatkan matanya terkejut bukan main. Perlahan dia mendongakkan kepalanya ke depan, menatap sosok wanita dihadapannya yang terus menatapnya tajam. "D-di pecat Bu?"

"Ya saya pecat kamu! Dan saya nggak akan kasih gaji kamu untuk bulan ini. Anggap aja itu ganti rugi atas semua keteledoran kamu ini"

Wanita berponi tersebut semakin meremat apronnya saat mendengar perkataan bosnya. Tidak digaji? Padahal hari ini sudah memasuki akhir bulan yang mana artinya dia sudah bekerja keras selama hampir tiga puluh hari lamanya tapi upahnya tersebut hangus tak bersisa karena kesalahannya ini, bahkan karenanya juga dia di pecat. Sungguh, kesialan macam apa ini?

"Tunggu apa lagi?! Keluar sekarang juga!"

Wanita itu pun kembali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Bibirnya maju ke depan beberapa centi, terlihat begitu sedih. Sebelum kemudian dia pun berjalan menuju ke area loker karyawan. Dia membuka pintu loker lalu mengambil tas selempang hitam miliknya. Dia menyampirkan tas tersebut di bahu kanannya lalu berjalan keluar dari restoran dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.

Attakai CaféTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang