🍁 22. Resah 🍁

474 135 45
                                    

Assalamualaikum, temans. Selamat pagi. Rindu datang pagi-pagi, mau menemanimu memasak dan sarapan. Selamat membaca ....

Putra: Ndu, ke mana, sih?

Galang: Pagi-pagi cari Rindu. Sudah pasti lagi bantuin emaknya bikin puding.

Putra: Nggak usah ngadi-ngadi! Semalem, aku bimbingan sama Bu Leni dan nggak ada Rindu di rumah. Nggak mungkin dia kemping sendiri.

Galang:

Apa yang bikin nggak mungkin? Nggak sekali dua kali dia gabung sama anak Jonggring Salaka. Di mana anehnya? Udah, sih, lanjutin aja tugas akhirnya. Ntar juga dia muncul.

Adiyanto:

Dia ngilang habis seminar, padahal aku mau curhat kalau dosen pembimbingnya masih sempat membantaiku sebelum dinas ke luar negeri. Heran, bukannya siap-siap mau piknik, malah sempat-sempatnya nguji proposal.

Galang:

@Adiyanto salahmu gak moco. Lagian, perkara kecil buat Pak Gara kalau cuma nguji, sih. Tinggal nanyain kerjaanmu.

Putra: @Adiyanto Asli! Pak Gara nanya gak nanggung-nanggung. Mosok wong e ngomong, "Sudah, nggak usah lama-lama kamu baca paparanmu itu. Langsung saja kamu menawarkan apa?" Lak asem. La terus? Sumpah ... demi opo Rindu betah?

Galang:

Bu Leni nggak bantuin?

Adiyanto: Bu Leni cuma ngomong maksud kerjaanku. Sudah, gitu doang.

Putra: Seminar berakhir dengan susah payah setelah digarang Pak Gara selama berabad-abad. Ujung-ujungnya, Bu Leni ngomel, "makanya baca sebelum perang." Kalau nggak ngejar wisuda bareng Rindu, tak garang juga si tantenya itu.

Galang:

Membaca? Hashtag ngakak. Rindu be like itu sih. Or Pak Gara be like?

Adiyanto:

Otw wisuda. Segera melamarmu, Ndu ....

Putra:

@Adiyanto Nggak usah ngajak berantem!

Rindu kesal membaca obrolan grupnya dengan anak-anak Mapala, malas mau merespons. Dia tidak tahu kalau teman-temannya seminar proposal menjelang keberangkatannya ke Malaysia. Setelah seminarnya sendiri, Rindu memang tidak muncul di sekretariat. Dirinya pilih di rumah dan menangani pesanan alat petualangan yang sudah menumpuk. Setelah membaca obrolan teman, dia meletakkan ponsel dan memilih untuk menutup pintu balkon. Selanjutnya, Rindu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Kalau orang pikir Rindu bisa bersenang-senang saat ikut Segara ke Malaysia, itu salah besar. Kalau Rindu kira sang dosen akan memberikan toleransi dan jalan pintas untuk menyelesaikan tugas akhir karena hubungan mereka, itu juga dipastikan hanya angan. Nyatanya, dia tetap harus bekerja keras untuk mengerjakan tugas akhir. Segara memang memberinya akses tanpa batas untuk bertanya, tetapi tidak dengan kemanjaan yang membuat rasa malasnya semakin tinggi.

Segara datang ketika Rindu membuka pintu kamar mandi. Pagi ini, sang dosen akan ke tempat anak didiknya yang sedang lomba. Tidak ada waktu jika mau sarapan di kafetaria. Jadi, Segara datang sekalian membawa sarapan untuk Rindu.

"Sampai mana tugas akhirmu?" tanya Segara setelah Rindu menyelesaikan sarapan.

"Activity diagram," jawab Rindu singkat.

"Sudah selesai?"

"Baru dua yang selesai."

"Dari?"

Kidung Merah JambuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang