12: Mengenang Sahabat Lama

164 28 4
                                    

Zee yang sedang tidur nyenyak tiba tiba terusik karena merasakan sesuatu yang mengganggunya sejak tadi. Saat Zee  membuka matanya pemandangan pertama yang ia lihat yakni Alex yang masih tertidur disebelahnya. Zee terus memandangi wajah Alex yang masih tidur pulas. Entah apa yang Zee pikirkan semalam sampai sampai ia menyuruh dan memohon kepada Alex untuk tidur bersamanya, dan sampai memeluknya.

"Gue benci, tapi sejujurnya gue juga nyaman sama lo," lirih Zee

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gue benci, tapi sejujurnya gue juga nyaman sama lo," lirih Zee.

Lagi lagi Zee mengingat kejadian saat di taman kemarin dimana ia menampar Alex dengan sangat kencang. Kemudian tangan Zee tiba tiba terulur lalu mengelus lembut pipi Alex yang pernah ia tampar itu.

"Maafin gue ya preman.. gue memang egois, mungkin.. udah saatnya gue coba untuk nerima lo."

Saat Zee tengah asik mengelus Alex, ia merasakan adanya getaran di dekatnya. Ternyata itu adalah handphone miliknya yang bergetar sejak tadi, saat Zee membuka handphonenya nyawanya langsung terkumpul. Ternyata itu adalah getaran alarm Zee yang sejak tadi berbunyi mencoba untuk membangunkannya.

"HAHH?? JAM ENAM?! ANJIRRR... GUE TELAT BANGUNN.." Zee langsung terjun dari kasurnya lalu langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Hanya butuh 15 menit Zee menyelesaikan mandinya. Ia memakai seragam terburu buru, sedangkan Alex masih tertidur pulas di kasur.

Zee mendecak. "IH! Bener bener si preman, pingsan atau gimana sih?!"

"PREMAN!!.. BANGUNN! Ckk.. WOYY BANGUNN..." Zee menggoyang goyangkan tubuh Alex.

Alex yang terusik karena Zee akhirnya terbangun dan mulai membuka matanya perlahan.

"Ngapain sih lo? Pagi pagi kayak orang lagi didatengin debt kolektor." Alex kembali menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Ishh.. kerjaan lo tidur mulu. Lo anterin gue ke sekolah, gue udah telatt.."

Alex mendecak. "Itu urusan lo sendiri, siapa suruh bangun nya telat."

"Pliss tapi kali ini bantuin gue, hari ini gue ada ulangan biologi." Zee memohon agar Alex mau mengantarnya sembari terus menggoyangkan badan Alex.

"Ishh.. susah banget sih.. oke kalo lo gak mau nganterin gue, gue bakalan telpon mamah Ve, bilang kalo lo gak mau nganterin gue ke sekolah," ancam Zee.

Namun Alex masih saja menenggelamkan wajahnya di bantal, ia berpikir kalau itu hanya ancaman saja.

Zee menghela nafas kasarnya, kemudian ia mengambil handphonenya. "Oke kalo itu mau lo, hemm.. mana ya kontak mamah Ve... Ohh ini telpon ahh..."

Dengan sigap Alex langsung menahan tangan Zee lalu menatapnya intens. Zee memiringkan kepalanya sembari tersenyum.

"Tunggu, gue cuci muka dulu." Alex cukup geram dengan wajah tengil Zee namun ia harus menahan emosinya. Terpaksa Alex menuruti Zee daripada ia harus berhadapan dengan mamahnya

AETERNWhere stories live. Discover now