Kedatangan

112 16 3
                                    

Gempa memakirkan motor listrik kesayangannya dengan estetik. Suara tombol mengunci otomatis membangun sejenak Duri yang sedikit mengiler di balik punggung Gempa. Yah, masih sedikit kecapean karena kegiatan kemarin yang mengelilingi padang mahsyar di kotu.

"E-eh?!" Sentak Gempa yang menyadari tubuh Duri akan terjatuh di jok belakangnya. Duri yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya hanya bisa pasrah akan menerima ciuman cinta jalanan bata hebel.

Tapi...

Seorang pahlawan kekar berotot datang menyelamatkannya! Ekhem- terlalu lebay, ulang!

Tapi...

Ada seseorang yang menahan Duri dari belakang, sehingga menjadi penghalang diantara si bata dan Duri.

Entah mengapa mata Duri yang awalnya mengantuk menjadi terbuka lebar saat melihat penampakan wujud pahlawannya.

'Perasaan jam set 1 matahari emang lagi panasnya, tapi cahaya ilahi dari orang ini darimana?' Batin Gempa yang melihat tubuh pahlawan mengeluarkan cahaya dari tubuhnya.

"Mas, maaf berat nih." Kata orang itu yang masih menahan tubuh Duri selama lebih dari 5 menit.

Duri hanya cengengesan dan kemudian turun dari motor listrik, "Heheh, makasih ya mas. Udah mau nolong Duri dari ciuman maut tanah."

"Eh, iya dek sama-sama. Tadi cuma kebetulan lewat terus liat adek mau jatuh." Klarifikasi orang tersebut.

Gempa ikut turun dari motor listriknya, mengamati dengan seksama penampilang orang baru di hadapannya, "Mas, orang baru disini?"

Orang itu mengangguk, "Iya, aku Mahasiswa baru disini. Tapi pas nyampe sini kebingungan karena sepi gada orang. Tanya ke pak satpam juga cuma disuruh nunggu dulu."

"Nunggu dari jam berapa?"

"Jam 9 pagi tadi."

Whaaaatttt

"Ha? Lama banget ya nungguinnya. Jam kuliah pertama itu jam 1 siang, mas." Jawab Duri.

"Iya, aku juga baru tau dari orang yang sama-sama mahasiswa baru."

"Wahhh, kita ada 2 mahasiswa baru!" Teriak Duri yang melompat kegirangan.

"Pas banget. Kita mahasiswa juga disini. Kalo boleh tau namamu siapa?"

Orang itu mengangguk, "Namaku Nut, satu lagi Qually lagi makan bakso di mbah minar."

FYI
Mbah minar warung bakso dan mie ayam langganan warga IDN. Kalo laper, tinggal nyebrang aja.

Gempa dan Duri menganngguk, "Aku Gempa, ini adekku Duri, kita dari Engineer."

"Oh, kalian Engineer. Kalo Programmer tau dimana?"

Disaat yang tepat Ice dan Hali datang. Kali ini Ice yang menyetir walau agak oleng dikit, kenapa? Kalo kata Hali biar bangun. Lalu ikut memakirkan motornya di sebelah motor listrik Gempa.

Ice sekilas melihat perwujudan rambut si anak baru yang seperti kain pel -heh, gak boleh gitu Ice.

"Nih, saudaraku yang lain. Ice dan Kak Hali, mereka berdua sama-sama Programmer." Jelas Gempa menunjuk kedua saudaranya yang berjalan kearahnya.

"Anak baru?" Tanya Hali, sebenarnya dari hatinya ia merasa excited tapi dari raut wajahnya seperti biasa datar dan galak.

"H-hai, a-aku Nut!" Nut berusaha menyapa teman satu kelasnya.

Hali tersenyum dikit sambil membalas, "Gue Hali."

"Ice." Lanjut yang yang membuat Nut mengangguk. 'Kenapa aku satu jurusan sama muka datar semua?'

International Development Network (College AU)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora