EduGo!

95 17 7
                                    

Jumat, 1 September 2023
Hari H keberangkatan misi Edurace Mahasiswa/i IDN.

Pukul 05.00 WIB

"Yok siap! Siap gak siap, kudu siap-siap!"

"Kumpul dulu di aula buat briefing!"

Setelah semua bersiap, Supra, Fang dan Sai menerima kembali hp mereka sebagai perwakilan setiap kelompok.

Yang mengkoordinasi perberangkatan adalah Gamma seorang. Ia berkata bahwa tujuan mereka saat ini adalah Kotu, atau Kota Tua di Jakarta.

Kelompok pertama yang dipersilahkan berangkat adalah Kelompok 1. Saat ini mereka tengah berjalan di pinggir jalan sambil membawa barang bawaan mereka. Posisi mereka (dari depan): Fang, Shielda, Blaze, Gopal, Gentar, Solar dan Hali.

Hali, Gentar dan Gopal bertugas membawa box dagangan karena faktor tubuh mereka yang lebih kuat. Solar dan Blaze sebagai peran pengganti jika ketiga hero kita lelah membawa. Fang sebagai kepala mereka dan Shiela membawa sekresek perlengkapan lainnya dan sebagai bagian penerima uang dagangan.

Awal rencana mereka adalah sampai di pasar dayeuh dan menawarkan dagangan dingin mereka. Sedikit menyesal, kenapa mereka tidak mememesan ke Bu Yeni Jumat paginya? Kan dagangan mereka biar masih panas.

"Blaze, gantian dong! Pegel gue!" Ucap Gopal seraya menyerahkan box ukuran kecil.

"Etdah bocah! Baru ge 10 menit kita jalan, udah minta gantian." Balas Blaze kesal.

"Lo bisa gak panasin gorengan kita?" Tanya Shielda sambil berjalan tanpa menoleh ke belakang.

Blaze hanya mengernyit kebingungan, "Lo nanya ke gue?" Tanyanya balik.

Shielda menghentikan jalannya dan membalikkan badannya, terlihat dari rautnya tampang🗿"Iyalah! Namanya juga 'Blaze', pasti panas kan?"

"Nama gue emang 'Blaze' tapi ga juga panas lah! Lo kira gue kompor?!"

Perdebatan mereka membuat kereta 15A24 jurusan Kotu terhambat, meninggalkan sang Masinis yang sudah jauh di depan tanpa tahu (karena lebih fokus ke hpnya).

"Kan pas banget lo 'Blaze' sama 'Solar' buat bahan bakarnya kan? Tinggal wajannya aja belum." Ucap Shielda yang membuat Blaze memanas. Sedangkan Solar yang merasa disebut langsung bersin.

"Maap ya, Nama gue 'Solar' itu buat bahan bakar kendaraan. Kalo dipake buat manasin gorengan langsung yang beli mabok semualah." Balas Solar membenarkan kacamatanya layaknya seorang yang ahli.

"Masalah gini doang di besarin! Sini deh nanti gue aja yang nawar, pasti langsung abis!" Ucap Gentar.

"Idih pedenya~ Menurut gue ya mari kita tumbalkan Hali buat action figure kita!" Ucapan Gopal sukses membuat harapan anggota kelompok lainnya. Sedangkan si calon korban hanya mendengus kesal.

"Napa gue dah!" Sembur Hali gak setuju.

"Eleh! Banyak tau yang sudah gila gara-gara lo lin! Termasuk nih yang lagi baca, sama author yang sudah mengetik jalan cerita ini."

"Haah lah! Pokoknya yang dukung Hali jadi duta gorengan kita silahkan ketik Halilintar <spasi> Gorengan Lapak Cogil, kirim ke no +6212345. Yang komen paling banyak dapat bonus no telp Hali dan Sleep Call selama 1 detik!" Promosi Gentar kepada kameramen yang sedang menyuting kegiatan reality show mereka.

Sebuah mobil pick up hitam melewati mereka, memamerkan para manusia yang tengah singgah sebentar di belakang mobil itu, melambai dan meneriaki mereka.

*Gambaran saja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*Gambaran saja

"Dadah!" Teriak Duri melambai ke kelompok 1 yang terbengong di pinggir jalan.

"Jumpa lagi~" lambai Frost.

"Monggo mba, mas." Ucap Sopan dengan sopan.

"Yo duluan ya!" Ucap Taufan sambil sedikit bersandar pada bahu Yaya. Dengan santai melambai sambil menyeringai, bermaksud menjahili sang sulung.

Hali yang terpancing segera menerima rencana Gopal. Biar bisa 'cepet-cepet' ke Kotu gitu lhoooo. "Iya! Gue mau!"

Gopal hanya geleng-geleng dengan tingkah gledek satu ini, "Kalo pun gak laku ya wassalam. Kita makan aja gorengannya buat sarapan sisanya kita pasrahkan sama saldo emoney kita."

.....

Perjalanan dari IDN ke Kotu memakan waktu sekitar 1 jam 46 menit. Kalo kemungkinan macet bisa sampe 2 jam lebih, belum lagi nyari kendaraan buat nebeng kesananya.

Glacier berpengalaman soal angkot 121 cileungsi dengan warna biru muda. Namun, terkadang tarif yang diminta sang sopir agak diluar nurul akal fikri! Biasanya angkot ciluengsi ke kamp. Rambutan kisaran 12k, apa kabar kalo dari jonggol?

Saat ini mereka hanya ada pegangan 35 × 7 orang = total 245k.

Alhamdulillah sudah mendapat penghasilan dari dagangan Qually sekitar 65k. Jadi mereka hanya membeli 3 bungkus nasi rames 10k per bungkus untuk 7 orang.

Jadi situasi kelompok 3 sekarang, mengisi perut mereka di sebuah teras masjid sebelum memulai petualangan panjang. Tentu saja kegiatan mereka mengundang banyak mata yang menatap mereka, apakah mereka semacam pelancong dari negara lain? Mengingat wajah mereka yang mempesona.

Tak sedikit anak kecil yang kepo dengan iseng bertanya, dan ikut makan bersama mereka. Kelakuan si anak membuat malu ibunya.

"Lagi ada kegiatan apa teh?" Tanya sang ibu sambil menggendong anaknya yang menangis.

"Lagi kegiatan edurace, bu." Jawab Ying. Kita biarkan cewek-cewek menggosip sebentar.

Sedangkan untuk para cowok-cowok, mereka mencari info mengenai kendaraan apa yang harus mereka naiki ke Kotu. Dengan bantuan setan gepeng milik Sai dan mbah google.

"Kalo kita naik angkot di alun-alun jonggol terus turun di cileungsi naik lagi sampe kamp. Rambutan bakal ngeluarin banyak ya?" Tanya Sori.

"Haah, kalo bisa sih kita nebeng pick up gitu yang emang sejurus sama kita. Tapi masalahnya, jarang ada mobil pick up di daerah jonggol, adanya angkot di dayeuh." Jelas Gempa.

"Sai, coba cari berapa kilo dari sini ke Kotu." Perintah Ice, mungkin ia harus say goodbye pada rasa kantuknya.

Sai mematuhi perintah Ice, dan mulai mencari, "Sekitar 61,4 Km, atau 1 jam 30 menit kalo lewat tol Jagorawi."

"Nah permasalahannya, naik apa?" Tanya Glacier pada kelompoknya.

Semuanya langsung diam untuk berpikir, "Seandainya Ochobot ada, bisa langsung teleportasi." Gumam Ice.

"Eits, di cerita ini Ochobot cuma ada di awal. Lagipun itu curanglah, gak ada susahnya kalo kita cerita ke anak cucu nanti." Jelas Qually.

"Haah, kita pura-pura aja syuting reality show ini, anggap aja kita ga kenal dan dari beda keluarga padahal asal satu tubuh." Lanjut Glacier.

"Iya sih pura-pura, tapi pura-pura nya terlalu nyata lah! Setidaknya crew kita atau author kita deh kasih kendaraan buat kita kek atau gimana!" Kesal Sori yang menunjuk kameramen di pojok sana.

"Namanya juga reality show." Sambung Sai.

Mereka kembali diam, sampai suara Ying menyadarkan mereka semua.

"Gais, kata ibunya suaminya mau berangkat ke daerah Mall Cibubur. Nah depan Mall kan ada halte bus transjakarta, katanya ikut sekalian aja."

Alhamdulillah, rejeki anak Sholeh.

Ok next!

International Development Network (College AU)Where stories live. Discover now