8

9 2 0
                                    

Deni dan jaka sedang berjalan menuju ke kelasnya itu, mereka berdua itu selalu bersama sama, sebenarnya teman deni tidak hanya jaka masih banyak yg lainnya, tapi deni lebih dekat dengan jaka dibanding yang lain.

" Den " Panggil jaka.

" Hm kenapa jak " Sahut deni dengan santai.

" Lo sama putri gimana " Tannya jaka dengan penasaran itu.

Deni pun masih mikir apa yang harus ia jawab ,  pertanyaan ini yang ia tidak suka dari teman temannya itu.

" Entah gw bingung sama perasaan gw sendiri " Jawab deni sambil menghela nafas kasar, jaka pun ikut ikutan menghela nafas.

" Gini den , kalo lo gak suka sama dia lebih baik lo perilakuin dia kaya temen biasa aja, gw takut dia berharap lebih sama lo dan lo masih belum bisa bales perasaan dia " Nasihat dari jaka memang terkadang membuat deni gentar, tapi memang benar apa adanya.

" Maksud lo " Tannya deni.

" Lo bego atau gimana sih den, perilaku lo ke dia malah buat dia makin berharap lebih jauh lagi " Ucap jaka, memang temannya yang satu ini membuat ia naik pitam, antara bego atau pura pura bego.

" Jak gimana kalo dia mundur duluan sebelum gw nyukain dia? Gw harus apa " Tannya deni dengan nada serius.

" Ya mana gw tau lah, mungkin lo nyesel entar nya " Jawab jaka lalu meninggalkan deni yang masih mikir itu.

Deni tidak mau ambil pusing ia langsung mengikuti langkah jaka, maklum dua lelaki ini jika jalan agak lambat apa lagi sambil ngobrol.

Putri sedt duduk du bangku miliknya itu bersama rini, putri dengan kesuh dari tadi tidak bicara walau rini mengajaknya.

" Rin, kok deni belum bisa nyukain gw yah " Ucap putri tiba tiba.

" Hadeh ternyata ini yang buat lo diem mulu ha, udah lah put lupain aja tu cowok, masih banyak cowok lain yg bakal nerima lo " Jawab rini blak blakan.

" Tapi sifat dia kaya suka sama gw "

" Bego emang kalo orang jatuh cinta, bersikap baik bukan berarti dia nyukain lo, ailah " Lama lama rini kesal juga oleh temannya ini.

" Put udah lah gw kasian sama hati lo, gw takutnya lo udah perjuangin dia kaya orang tolol tapi entar nya dia pacaran sama orang lain " Ucap rini dengan nada agak meninggi.

Putri hanya diam saja tidak bicara, kalo dipikir pikir emang agak tolol dirinya ini, tapi dia menyukai lelaki yang bernama deni itu.

" Lo selalu ngertiin dia, lo selalu nangisin dia, lo selalu mikirin dia siang malem, gw tannya emang dia ngertiin lo , dia nangisin lo dan dia mikirin lo? Coba jawab? Cinta boleh tapi jangan kaya orang tolol gini " Ucap kembali rini lalu meninggal putri sendiri di dalam kelas.

" Ya lo jangan ngatain gw tolol mulu dong, gw kaga tolol gw pinter " Ucap putri dengan nada yg keras.

" TERSERAH LO " Ucap rini sambil keluar kelas.

Ketika rini ingin keluar ia berpapasan dengan cowok yang membuat temannya menjadi tolol, jujur rini lumaya tidak suka dengan cowok begini , rini menatapnya dengan sinis lalu keluar.

" Dia napa dah " Tannya jaka.

" Kamu nanya " Sahut deni lalu pergi menaruh tasnya itu, ia melihat putri ditempat duduknya itu sambil menenggelamkan wajahnya kedalam tangannya.

Kelas pun mulai ramai dan putri masih begitu posisinya entahlah dia sedang apa mungkin tidur, rini pun kembali kedalam kelas dan ya dia melihat putri yang begitu tragis.

hidden confession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang