CH-18

262 22 1
                                    


"Ayah...mau puk puk." Kaza mengucek matanya yang hampir terpejam karena sudah waktunya untuk tidur siang.

Jackson kembali menepuk punggung sang anak dengan perlahan. Anak itu sudah mengantuk berat, namun masih menunggu Nindya yang sedang membuatkan susu untuknya.

Ngomong-ngomong tentang sekolah, akhirnya Kaza diberhentikan sekolah umum. Jackson sudah menemukan guru private dan akan mulai belajar Minggu depan. Awalnya anak itu tidak mau, namun setelah diberi penjelasan oleh Jackson dan Nindya, baru ia mau.

Tak lama Nindya datang dengan segelas susu hangat. Segera saja ia serahkan kepada Jackson untuk membantu sang anak meminum susunya.

"Pelan-pelan nak." Nindya memperingati sang anak yang tampak minum dengan terburu-buru. Ia ingin segera tidur.

"Minumnya enggak akan diambil siapa-siapa kok. Pelan-pelan aja." Namun tidak digubris sang anak. Nindya yang melihatnya hanya mampu menghela napas.

Jackson menyerahkan gelas yang sudah habis susunya kepada Nindya.
Jackson membaringkan sang anak di karpet bulu yang sudah ada bantal dan juga selimutnya. Nindya hendak kembali ke dapur untuk meletakkan gelas, namun urung karena mendengar bel rumah berbunyi.

Ting tong

"Aku bukain pintu dulu." Nindya meletakkan gelas kosong tersebut di atas meja dan segera berlalu menuju pintu depan.

Ceklek

Begitu pintu dibuka, ternyata yang datang adalah andung dan kakek. Tumben sekali mereka datang di jam-jam seperti ini.

"Lho mama?!" Nindya langsung menghambur ke pelukan sang mama. Sedangkan andung, ia hanya tersenyum dan membalas pelukan sang anak.

"Lepas dulu Nin, mama mau masuk ini."

"Hehe maaf ya,ma." Nindya melepaskan pelukan keduanya dan beralih menatap sang ayah.

"Aku juga rindu sama papa!" Nindya berganti memeluk sang ayah dan dibalas dengan pelukan hangat sang ayah.

"Kamu ini ya Nin, padalah sudah jadi ibu dua anak tapi masih aja manja sama papa." Namun tak urung kakek mengusap kepala sang putri.

Andung yang melihatnya hanya mampu merotasikan bola matanya. Ia ingin segera bertemu dengan cucunya. Tanpa menunggu keduanya, ia masuk terlebih dahulu.

Begitu masuk, ia malah disuguhkan dengan Kaza yang tidur dengan boneka karakter hiu di pelukannya dan Jackson yang sedang memegang iPad.

"Bahkan saat dirumah kamu masih memikirkan pekerjaan Jack."
Jackson menoleh terkejut pada sang ibu mertua. Ia terkekeh canggung sebelum meletakkan iPad nya di atas meja.

"Mumpung Kaza lagi tidur ma." Angung hanya melongos dan memilih duduk di samping sang cucu yang sedang tidur. Ia usap kening anak itu dengan sayang. Tak lupa juga kecupan di keningnya.

Matanya teralihkan kepada Lego yang belum siap dirakit. Sejak kapan Kaza suka bermain Lego? Atau Jackson yang memainkannya?

"Jack, itu Lego punya siapa?" Andung menunjuk Lego yang berada di atas meja.

"Itu punya Kaza ma. Dikasih sama mbak Liana kemarin." Jackson segera membereskan Lego yang berserakan di meja. Ia lupa untuk membersihkannya.

"Liana? Siapa itu?"

"Itu lho ma--

"Teman ku ma." Tiba-tiba Nindya datang dengan sang ayah dan memotong ucapan sang suami.

Ia memilih duduk di dekat sang mama yang masih mengusap kening sang anak.

"Teman mu yang mana ini? Biasanya mama tahu semua teman mu." Andung itu memang nenek yang sangat protektif. Ia tidak ingin cucunya diberi hadiah oleh sembarang orang.

KAIVAN HARZA LEONARD (ON GOING)Where stories live. Discover now