CH-8

487 15 1
                                    

Kaza terbangun setelah merasakan sentuhan di puncak kepalanya. Ia mengerjapkan mata guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia menoleh ke samping setelah berhasil menyesuaikan cahaya. Ia mendapati andung sedang tersenyum ke arahnya. Kaza melirik jam yang terletak di dinding sebelah Utara, ternyata sudah jam 06.00 pagi. Pantas saja andung datang untuk membangunkannya.

Memang benar, saat andung tiba dirumah, ternyata Kaza sudah tidur. Abimanyu yang memberitahu andung. Sebenarnya ia ingin membangunkan Kaza, namun ia juga tidak tega.
Ia menemui Kaza di kamar guna melepas rasa rindunya. Di rumah andung, Abimanyu dan Kaza memang mempunyai kamar sendiri. Jadi, bila semua berkumpul di rumah andung, tidak akan ada drama perebutan kamar.

"Nyenyak enggak tidurnya dek?" Andung bertanya masih dengan mengusap kepala Kaza.

"Mmm....Adek tidurnya nyenyak kok andung." Dirumah andung, Kaza memang terbiasa dipanggil Adek, lantaran dirinya merupakan cucu paling bungsu.

"Sekarang Kaza mandi dulu ya. Terus nanti sarapan."

"Adek mau sekolah andung,tapi seragamnya enggak di bawa." Ucap Kaza.

"Seragamnya Adek ada kok, soalnya dibawa sama ibu. Sekarang ibu lagi dibawah, nyiapin sarapan." Nindya dan Jackson memang menginap juga di rumah andung. Mereka bahkan hanya pulang untuk mengambil seragam dan keperluan lain milik Kaza dan langsung pergi menuju rumah andung.

"Kalo gitu, Kaza mau mandi dulu ya andung." Kaza perlahan turun dari ranjang dengan berpegangan pada kepala ranjang. Ia memakai sandal dengan perlahan.

Meskipun akan terlihat aneh jika ia memakai sandal, lantaran kakinya yang tidak seperti bentuk pada umumnya.

Melihat Kaza yang kesulitan, andung sebenarnya ingin membantu. Namun, mengingat bahwa Kaza harus dibiasakan, andung mengurungkan niatnya. Ia hanya berdiri tak jauh dari Kaza sambil mengawasi.

Setelah berhasil memakai sandal, Kaza berjalan masih dengan berpegangan pada apa saja yang bisa menopangnya. Ia berjalan menuju kamar mandi yang memang tersedia di kamarnya.

"Eh Adek tunggu!" Seru andung saat melihat Kaza yang mulai memasuki kamar mandi.

Kaza berbalik menghadap andung dengan tangan yang berpegangan pada dinding. Andung berjalan mendekati Kaza dengan senyum hangatnya.

"Adek mandinya sama mas Abi aja ya. Andung panggilkan mas dulu." Tanpa menunggu persetujuan dari Kaza, andung pergi meninggalkan Kaza yang masih berdiri di dekat pintu kamar mandi.

Sedangkan Kaza, anak itu hanya mampu menunduk menatap kakinya yang berbeda. Terkadang ia merasa sedih dengan keadaannya. Ia merasa selaku merepotkan orang-orang yang ada di dekatnya. Ia juga tidak ingin terlahir seperti ini, namun Tuhan sudah menggariskan takdir untuknya.

Ia juga ingin seperti orang lain yang bisa bebas bermain tanpa bantuan orang lain. Jangankan untuk bermain, berdiri saja ia susah. Sibuk dengan lamunannya, Kaza sampai tidak menyadari kalau Abimanyu sudah tiba dan memperhatikannya dari tadi.

Abimanyu membawa langkahnya mendekati sang adik. Ia tahu bagaimana perasaan Kaza, namun ia berusaha untuk terliahat biasa saja.
Karena ia tahu bahwa Kaza paling tidak suka dengan tatapan kasihan yang diberikan oleh orang kepadanya.

"Kok malah bengong sih Adek?" Abimanyu mengambil alih handuk yang berada di pundak Kaza.

Kaza tersentak begitu mendengar suara milik Abimanyu. Ia mencoba memberikan senyuman terbaik miliknya.

"Adek itu bosan nungguin mas Abi, makanya sampe ngelamun gitu." Kaza memberi alasan yang sekiranya bisa diterima oleh Abimanyu.

Abimanyu hanya manggut-manggut mendengar alasan dari Kaza.

"Ayo mas bantu mandi, nanti kamu telat lagi kalo keasikan ngobrol sama mas." Abimanyu membawa sang adik memasuki kamar mandi.

Begitu sampai di kamar mandi, Abimanyu meletakkan handuk yang tadi dipegangnya di gantungan yang sudah di sediakan. Ia mulai membantu Kaza membuka pakaiannya. Mulai dari baju sampai membuka diaper milik Kaza.

Sebenarnya Abi juga kadang merasa sedih dengan nasib adiknya. Diusianya sekarang, bahkan masih harus mengenakan diaper. Namun, ia mencoba berpikir positif akan takdir yang menimpa adiknya. Ia akan selalu bersama adiknya, meskipun dunia mengucilkan adiknya.

Lima belas menit kemudian, Kaza sudah selesai mandi. Ia kini sedang duduk di atas ranjang masih dengan handuk yang melilit pinggangnya. Ia sedang menunggu mas Abi yang sedang mengambil perlengkapannya di mobil milik ayah.

Tap tap tap

Kaza mengalihkan tatapannya begitu mendengar suara langkah kaki mendekat. Ternyata itu adalah Jackson yang datang dengan tas berisi keperluan Kaza.

"Mas Abi lagi bantuin ibu, makanya ayah yang datang kesini." Jackson lebih dulu memberitahu sebelum Kaza bertanya di mana Abimanyu.

Abimanyu memang sedang membantu Nindya untuk memasak sarapan. Jackson yang sedang membaca koran memilih menggantikan Abimanyu yang akan membantu Kaza memakai seragam.

"Memangnya ibu belum selesai masak ya ayah?" Kaza bertanya.

"Iya nak. Makanya ibu minta bantuan mas Abi." Jackson yang sedang membantu Kaza memasang diaper menjawab. Kaza mengangguk mendengar jawaban dari Jackson,tanpa berniat bertanya lagi.

Setelah selesai, Jackson membawa Kaza menuju ruang makan. Disana sudah ada kakek, mas Abi, dan juga andung. Nindya mungkin masih sibuk di dapur. Jackson membantu Kaza duduk di kursi yang berhadapan dengan Abimanyu.

"Nindya masih di dapur ya pa?" Jackson mendudukkan dirinya di samping Kaza yang memainkan sendok yang ada di hadapannya.

"Lagi buatin susu buat si Adek kayaknya Jack."
Kakek menjawab setelah meletakkan gelas kopi miliknya.

Tak lama, Nindya datang dengan segelas susu untuk Kaza. Ia meletakkan gelas yang dibawanya di hadapan Kaza. Ia mengecup pipi beserta dahi sang anak. Ia sudah merindukan Kaza, bahkan hanya berpisah seharian penuh.

"Ibu udah kangen sama Kaza." Nindya mendudukkan dirinya di kursi sebelah kiri Kaza. Orang-orang yang ada di meja makan hanya terkekeh mendengar ucapan Nindya.

"Kaza juga udah rindu sama ibu!" Kaza memeluk leher Nindya dengan erat. Nindya membalas pelukan Kaza tak kalah eratnya.

"Sudah-sudah, kita makan dulu. Nanti saja melepas rindunya." Kakek menengahi.

Nindya dan Kaza melepaskan pelukan mereka. Mereka akhirnya memilih memulai acara sarapan dengan keadaan hening. Di rumah kakek memang seperti itu, tidak boleh ada yang berisik saat sarapan.

•••••

Setelah sarapan, Kaza dibantu oleh Abimanyu memakai sepatu miliknya. Ia akan pergi sekolah diantarkan oleh Abimanyu. Nindya bilang, mereka akan menginap selama beberapa hari di rumah kakek. Jadi, Nindya dan Jackson pulang untuk mengambil pakaian mereka.

Kaza sangat senang karena akan diantar oleh mas-nya. Ini adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh Kaza.

"Bekal nya udah dek?" Abimanyu bertanya setelah selesai memakaikan sepatu milik Kaza.

"Udah kok mas."

"Kalo gitu kita berangkat sekarang." Abimanyu membantu Kaza berdiri dan membawanya menuju mobil. Abimanyu juga membantu Kaza memasuki mobil.

Keduanya berangkat sedikit lebih cepat karena jarak antara rumah kakek dengan sekolah Kaza sedikit lebih jauh daripada dari rumah mereka.

Sorry for typo🙏🏽


KAIVAN HARZA LEONARD (ON GOING)Where stories live. Discover now