33. kembali di buat kecewa

19.3K 1.2K 246
                                    

Terlihat seorang perempuan yang tengah sibuk dengan kegiatan memasaknya di dapur, ia sengaja memasak makanan kesukaan suaminya guna membuat suaminya senang.

"Sayurnya masih hambar," ucapnya setelah mencicipi masakan nya sendiri.

Ia menuangkan garam kedalam wadah yang berisi sayur tersebut guna menambahkan sebuah rasa.

Sebuah tangan kekar tiba tiba saja menyelip masuk ke dalam perutnya membuat Karina sedikit kaget dan hampir memukul sang pelaku, untung saja Iqbal lebih dulu bersuara hingga perempuan itu bernafas lega.

"Assalamualaikum," salam Iqbal berbisik di samping telinga Karina.

Karina langsung berbalik menatap kesal kepada sang suami, untung saja jantungnya tidak jatuh dari tempatnya. Ia hampir saja mati akibat kaget.

"Kak Iqbal mah, suka banget bikin kaget."

Iqbal terkekeh kemudian mencubit pipi istrinya gemas. "Maaf."

"Hm, gimana sama kegiatan di pondok hari ini kak?"

"Seperti biasa Alhamdulillah lancar lancar aja, ohh iya tadi Hilda nyariin kamu dia juga nitip salam katanya."

Mendengar itu mata Karina berbinar, ia benar benar beruntung bisa di pertemukan oleh Hilda karna menurutnya hanya Hilda yang mau berteman dengannya di pondok.

"Hilda nitip salam sama aku?" Iqbal mengangguk.

"Em, aku jadi rindu tidur bareng mereka, Hilda tuh baik banget sama aku, kalau ada apa apa di asrama pasti Hilda yang bantuin aku," ucap Karina sedih, betapa serunya dulu saat dia pertama kalinya masuk pondok semua orang bahkan berlomba lomba untuk menjadi teman tapi sekarang? Semuanya malah membenci dirinya.

Melihat raut wajah istrinya yang nampak sedih, Iqbal langsung menarik kembali Karina agar lebih dekat dengan dirinya, di elusnya pipi Perempuan itu.

"Kalau kamu mau nginap di asrama saya bolehin tapi sesekali, saya nggak biarin kamu nginap di sana kalau tiap hari entar saya di rumah sendiri lagi."

"Serius di bolehin kak?"

"Iya sayang," kata Iqbal kembali menggoda istrinya dengan penggilan itu.

"Makasih kak," ucap Karina tersenyum manis.

"Tapi..." Iqbal sengaja menggantung ucapannya, ia melangkah maju membuat Karina seketika mundur sampai perempuan itu tidak bisa melangkah lagi kebelakang.

"K-kak, tapi a-apa?" tanya Karian gugup.

Iqbal langsung mencium bibir istrinya melumatnya dengan penuh kelembutan, Karina tidak bisa menolak bahkan tangan perempuan itu sudah naik ke atas leher Iqbal.

Keduanya sama sama menikmati ciuman itu, di rasa oksigen mulai menipis membuat Karina langsung memukul dada sang suami agar berhenti.

Tangan Iqbal mematikan kompor dan menatap Karina dengan sendu. "Kita lanjut di kamar."

Belum sempat Karina mengeluarkan suara Iqbal lebih dulu menggendong istrinya dan melangkah masuk ke kamar, mengunci pintu dengan rapat.

"Kak Iqbal mau apa?"

"Seperti biasa," balasnya dengan senyum smrik.

Ia langsung mengukung istrinya, laki laki itu tanpa rasa sabaran langsung menerjang leher mulus istrinya, Iqbal menarik lengan daster istrinya kebawah hingga bahu putih istrinya kelihatan.

Karina tidak mampu menolak sentuhan Iqbal perempuan itu hanya bisa memejamkan matanya menikmati sensasi yang begitu aneh sekaligus geli.

"Kak tunggu dulu," cegah Karian saat Iqbal sudah siap untuk membuka daster miliknya.

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now