27. kembali mengalah demi Aisyah

18.7K 959 216
                                    

Haloooo apa kabar?

Semoga kalian baikkk yah^^

🚐🚐🚐🚐

Sebuah kehancuran memang begitu menyakitkan, rasanya sulit untuk mengembalikan sebuah kepercayaan jika dari awal semuanya di tutupi dengan yang namanya kebohongan.

Sebaik apapun kita kepada seseorang belum tentu kebaikan kita akan di hargai, justru ada yang biasa memanfaatkan kebaikan kita hanya untuk kepuasan mereka sendiri.

Memang yang paling menyakitkan adalah berharap lebih kepada manusia. Dan musibah terbesar manusia adalah mencintai orang yang tidak mencintai kita.

"Maaf kak, aku rasa sebaiknya kak Syam hapus perasaan itu segera mungkin, karna.."

"Karna apa?" potong Syam cepat.

"Karna aku udah jadi istri orang." balas karina

Syam memejamkan matanya menahan rasa sakit yang luar biasa di dalam hatinya, bayangan bayangan itu terus saja terlintas dalam benaknya, semakin ia berusaha mencoba untuk melupakan namun nyatanya perasaan itu tetap masih ada.

"Kenapa semenyakit ini mencintai kamu?"

"Saya kecewa dengan semua yang terjadi, tapi saya nggak bisa menyalahkan takdir. Saya masih belum bisa menerima ini semua."

"Kenapa harus Iqbal? Kenapa harus santri itu yang beruntung bisa mendapatkanmu Karina? Disini saya mati matian menyebut namamu dalam doa saya tapi saya kalah dengan doa laki laki itu," rasanya Syam sudah sangat kecewa dengan apa yang terjadi padanya sekarang ini.

Ternyata benar kata pepatah jangan terlalu mencintai nanti sakitnya nggak main main.

"Apakah perasaan ini harus saya hilangkan? Lucu sekali yah, padahal kita baru kenal tapi takdir udah nyuruh untuk mengikhlaskan."

"Syam?"

Merasa namanya di panggil seseorang Syam menoleh ke arah pintu, terlihat seorang perempuan cantik yang tengah tersenyum kepada dirinya.

"Umi?"

Ustadzah Fatimah menghampiri putra sulungnya, ia duduk di samping ranjang sang anak.

"Akhir akhir ini kamu jarang keluar, kenapa sayang?"

"Lagi Nggak mood" balasnya.

Ustadzah Fatimah tersenyum mengelus kepala Syam dengan sayang. "Kenapa nggak mood? Kamu lagi ada masalah atau apa?"

"Salah nggak mii kita mencintai seseorang?" tanya Syam tiba tiba membuat ustadzah Fatimah mengerutkan kening bingung.

"Mencintai seseorang itu nggak salah, bahkan setiap manusia berhak merasakan yang namanya cinta, kok tumben bahas cinta cintaan kamu lagi cinta sama seseorang?"

Sedikit membingungkan saja, putranya ini jarang sekali membahas soal percintaan dan Syam paling anti akan pembahasan dewasa seperti ini.

"Syam nggak tau mii hati Syam ini sedang jatuh cinta atau nggak, tapi saat pertemuan singkat waktu MTQ kemarin ada seorang perempuan yang tiba tiba memikat hati Syam."

"Perempuan itu berbeda dari yang lain, namanya cantik seperti orangnya begitupun sikapnya yang membuat hati Syam terkagum kagum pada sosoknya," lanjut Syam memuji Karina terang terangan di hadapan Uminya.

Terlihat Ustadzah Fatimah tersenyum mendengar penuturan putranya. Cinta benar benar mengubah segalanya.

"Putra Umi udah tau yah main cinta cintaan sekarang," kekeh ustadzah Fatimah.

"Syam sangat mencintainya Umi tapi mustahil bagi Syam untuk bisa bersamanya,"

"Kenapa mustahil? Di dunia ini nggak ada yang mustahil sayang, kejar apa yang mau kamu dapatkan."

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now