bab 39 : VIP 🔞🔞

335 13 10
                                    

Sudah mulai hari ke 4,
   Ian merasa, dia sangat ingin pulang saat ini. Rasanya capek sekali saat perjalanan.

   Tapi, kalau mereka pulang sekarang, Ian tidak bisa bertemu setiap saat dengan Kanglim. Karena, mereka akan kembali ke rumah mereka masing-masing saat kembali.

   Ian menghela nafasnya. Dia melihat tangannya tengah digenggam oleh Kanglim yang sedang tertidur. Ian menyenderkan kepala Kanglim ke bahunya, lalu melihat ke arah jendela.

   Saat sudah sampai kembali di Villa, Kanglim terbangun dengan sendirinya.

"Ayo, keluar." Ajaknya. Ian mengangguk. Kanglim masih saja menggenggam tangannya.

"Guys, mandi air panas yok! Cocok nih buat penghilang pegal-pegal." Ajak Leon.

"Aku ngikut. Kalo kalian ikut, aku ikut." Ucap Hyunwoo.

"Kanglim, kau ikut?" Tanya Ian. Kanglim merebahkan diri di kasur.

"Kau mau ikut?" Tanya Kanglim kembali.

"Ikut kau."

"Eh, apa ni?! Jangan ngikut-ngikut semua. Bilang aja ikut, atau gak ikut!" Kesal Leon.

"Aku ikut, tapi bentar lagi." Senyum Kanglim ke Ian. Ian mengancungkan jempolnya.

"Oke!!" Teriak Leon.

   Leon ikut berbaring sambil menunggu Kanglim mengajak ke tempat pemandian.

   Leon melihat ke Hyunwoo yang berada di dekat jendela. Dia mengerutkan dahinya. Dia kebingungan melihat Hyunwoo yang tiba-tiba joget tidak jelas.

"Jangan berdiri di situ tiduran sini." Kanglim menepuk kasurnya. Ian hanya melihati Kanglim.

"Ian, kenapa? Gak enak badan? Hari ini kau diam banget." Kanglim mengelus pipi Ian.

"Kau... Belum mencium hari ini." Ucap Ian datar. Kanglim menutup mulutnya. Dia kaget Ian akan berkata seperti itu. Jujur saja dia bahkan lupa, kalau mereka belum ciuman sama sekali hari itu.

   Leon mendengar apa yang Ian bicarakan. Dia membalikkan tubuhnya ke Hyunwoo agar tidak melihat hal-hal itu. Tapi, dia cukup kesal melihat Hyunwoo. Leon melempar bantal ke arah Hyunwoo. Hyunwoo memberinya jari tengah.

"Ah, aku lupa."ucap Kanglim sambil menunduk

"Kau marah?" Tanya Kanglim lembut.

"Ya." Jawab Ian. Kanglim mendongakkan kepalanya. Ekspresi Ian benar-benar datar.

"Jangan-jangan kau udah kepicut cewek itu lagi?" Duga Ian. Kanglim menghela nafasnya. Dia menggeleng.

"Enggak begitu." Kanglim menarik halus pergelangan tangan Ian, dia membiarkan Ian duduk dipangkuannya.

"Jangan bawa cewek itu. Kalau kau bawa dia lagi aku akan buat dia keluar dari sekolah ini." Kanglim memeluk pinggang Ian.

"Emangnya kau bisa?" Ian meremehkan perkataan Kanglim.

"Kalau ada uang, apa susahnya?" Senyum Kanglim.

"Jangan, kasian orang tuanya." Tolak Ian.

"Kalo gitu, lupain dia. Anggap aja dia gak hidup." Kanglim menyenderkan kepalanya di dada Ian.

"Kanglim." Panggil Ian. Ian mengisyaratkan untuk lebih dekat dengannya.

"Aku... Tiba-tiba ingin sex denganmu." Bisik Ian. Kanglim menjauhkan badan Ian darinya.

   Kanglim terdiam, dengan muka memerah. Ian tersenyum. Dia merasa berhasil menggoda Kanglim. Ian turun dari pangkuan Kanglim. Kanglim tiba-tiba aja menarik tangan Ian kembali.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

kanglim x ianWhere stories live. Discover now