51. Dress

19 4 2
                                    

"aku harus pake baju kaya gini?!" Audrey terbelalak ketika Emily memberikan dress pesta miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"aku harus pake baju kaya gini?!" Audrey terbelalak ketika Emily memberikan dress pesta miliknya.

"iya lah, masa pake baju olah raga" Emili tertawa.

Audrey mecoba dress tersebut. Dressnya cukup. Dulu ukuran tubuh Emily tidak jauh beda dengan Audrey, hanya saja dia tidak tinggi dan berbahu bidang. Tapi karena dia sering sakit dan pernah di operasi, tubuh Emily menjadi kecil dan kurus, sekarangpun tubuh Emily masih terlihat kecil, tapi dia tidak sekurus ketika sakit.  

"tuh kaann..cantik!!" Emily memuji. Audrey geleng-geleng. "Engga deh kayaknya, pendek bangeettt.." Audrey merasa aneh menggunakan dress diatas lutut. Design dress atasnya audrey suka, karena tidak terlalu terbuka. Bahan atasnya terbuat dari brokat dan tanpa lengan, lalu bahan bawahnya terbuat dari tulle. Tapi roknya cukup pendek. Dan Audrey merasa tidak percaya diri.

"di aku sih ngga terlalu pendek yah..haha." Emily tertawa. dia dan Audrey memang memiliki tinggi badan yang berbeda. "tapi kan ada buntutnya Audrey..its oke." Emily meyakinkan Audrey. rok di depannya memang terlihat pendek, tapi di bagian belakangnya ada lapisan kain yang lebih panjang.

"are you sure?" Audrey masih tidak percaya diri.

"hmm..." Emily memperhatikan Dress Audrey lagi. " aku kayaknya bisa akalin sama kain tulle yang ada di ruang jahit " Emily kemudian mengajak Audrey ke suatu ruangan di rumahnya.

Rumah tinggal Emily bergaya klasik. Dan rumahnya sangat luas. Audrey teringat Emily yang sering tinggal di rumah karena sakit. apa dia tidak merasa kesepian dengan rumah besar dan memiliki banyak ruangan ini?

Mereka berdua kemudian membuka sebuah ruangan, Emily terlihat senang sekaligus sedih ketika menunjukannya.

"ini dulu ruang kerja ibuku.." ucapnya tanpa melihat Audrey. "dulu ibu aku designer..dan dia sering bikin baju disini. "

Audrey takjub melihat ruangan yang cukup besar dan di penuhi dengan peralatan jahit dan juga kain. Ada beberapa manekin juga di sana.

Emily terlihat mengusir sesuatu. Audrey meliriknya tapi dia tidak terlalu peduli. Dia masih takjub melihat gambar-gambar yang ada di dinding dan juga papan tulis.

"aku jarang banget ke ruangan ini sekarang, dulu waktu kecil aku selalu berada di ruangan ini. aku akan bermain sama barang-barang yang ada di sini dan berharap kalau ibuku akan ada bersamaku,  aku selalu menunggu, lalu tersadar kalau ibu sudah tidak ada, dan kemudian aku akan menangis seharian. Ayahku sempat khawatir, sampai akhirnya dia sering membawa Aaron ke sini untuk bermain dan menemani aku. lalu ruangan ini lambat laun di tutup dan di kunci supaya aku tidak terus menerus bersedih."

"sorry.." Audrey merasa bersalah. Gara-gara dia Emily harus masuk ke ruangan ini lagi. Ruangan penuh kenangan tentang mendiang ibunya.

"its ok..sekarang aku sudah lebih kuat. Dan kayaknya aku bakalan lebih sering ke sini kalau prospek aku untuk baju kamu berhasil. "

Audrey memandangi Emily. "ini proyek pertama?"

Emily mengangguk.

Audrey tersenyum ragu. "yakin berhasil?"

Emily mengangguk lagi.

"kalau nggak berhasil?" Audrey merasa perasaannya tidak enak.

"ya gagal.." ucap Emily santai.

Audrey lalu tertawa, dan kemudian pasrah. 

Magic Audrey 2Where stories live. Discover now